Wanita AS Jadi Relawan Uji Coba Vaksin Virus Corona

23 Maret 2020 20:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi tes darah yang positif corona. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi tes darah yang positif corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada setidaknya 20 perusahaan farmasi di seluruh dunia yang sedang menguji vaksin potensial untuk menangkal virus corona SARS-CoV-2. Moderna Inc. salah satunya.
ADVERTISEMENT
Produsen obat-obatan asal Massachussetts, AS, itu menjalin kerja sama dengan National Institutes of Health (NIH) dalam mengembangkan vaksin virus corona yang kini sudah memasuki uji coba tahap awal.
Seorang relawan bernama Jennifer Haller. mengajukan diri untuk diinjeksi vaksin tersebut. Kepada NPR, ia mengaku dirinya wajib berkontribusi karena segala “kemewahan”, seperti anak-anaknya sudah mampu mengurus diri sendiri, keluarga dan temannya tinggal di dekatnya, serta jam kerja fleksibel yang membolehkannya bekerja dari mana saja.
"Ini hanya sesuatu yang bisa saya lakukan dan yang ingin saya lakukan,” ujar Haller, dikutip NPR.
Menurut Dr. Tal Zaks, kepala petugas medis Moderna, vaksin yang diberikan kepada Haller dikembangkan dalam waktu singkat.
"Kami sudah bisa melakukan itu berdasarkan fakta bahwa teknologi kami dimulai dengan informasi digital. Jadi kami tidak perlu memiliki virus fisik, hanya informasinya (mengenai virus)," ujar Zaks.
ADVERTISEMENT
Alih-alih menggunakan bagian dari virus yang dilemahkan untuk menstimulus sistem kekebalan tubuh, Moderna menciptakan molekul RNA sintetis begitu virus di balik wabah di Wuhan, China, diidentifikasi. Karena itu, vaksin ini dinamai mRNA-1273.
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Haller memang tidak akan terpapar virus begitu vaksin disuntikkan ke dalam tubuhnya, namun tetap ada risiko. Ia diwajibkan menandatangani surat persetujuan 45 halaman sebelum menjalani uji coba. Meski dibayangi ketidakpastian terhadap efek vaksin, Haller pantang mundur.
"Saya ingin melakukan sesuatu karena ada begitu banyak jutaan orang Amerika yang tidak memiliki hak istimewa yang sama seperti yang telah saya dapatkan," kata Haller, yang sekarang bekerja dari rumah untuk sebuah perusahaan teknologi. "Mereka kehilangan pekerjaan. Mereka khawatir membayar tagihan, memberi makan keluarga mereka."
ADVERTISEMENT
Injeksi vaksin membuat lengannya sedikit nyeri, namun tidak ada efek samping lain yang ia rasakan setelah itu. Percobaan fase pertama telah berlangsung sejak Senin (16/3), ketika penyebaran wabah kian mengganas di AS. Sedangkan per hari ini, Senin (23/3), total kasus positif virus corona di AS telah mencapai 35.224, dengan 471 di antaranya meninggal dunia.
Itulah alasan mengapa pengujian vaksin dipercepat. Sedianya, vaksin butuh waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan hingga tersedia di pasar. Namun, ilmuwan merasa menunggu bukan lah pilihan terbaik saat ini. Penyakit COVID-19 telah "memerahkan" total 167 negara.
Pada awal Januari, hanya beberapa hari setelah virus teridentifikasi di pusat wabahnya, para peneliti telah merancang partikel virus sintetis yang mereka harapkan mampu meyakinkan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap virus SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
Pada 16 Maret, Haller dan tiga relawan lainnya adalah yang pertama kali divaksinasi. Zaks mengatakan 45 peserta secara keseluruhan akan berpartisipasi dalam percobaan, masing-masing pada tiga tingkat dosis yang berbeda.
Ilustrasi vaksin dan imunisasi Foto: Shutterstock
Relawan dan pasien dalam uji coba vaksin buatan NIH-Moderna akan menerima jadwal vaksinasi dalam dua dosis, 28 hari terpisah. Haller menyimpan catatan suhu tubuhnya dan gejala apa pun yang mungkin dialaminya. Sejauh ini, ia mengaku belum ada gejala yang dialami.
Semua peserta akan dipantau selama 14 bulan. Tes darah rutin akan menunjukkan apakah vaksin mengaktifkan sistem kekebalan mereka. Peserta dalam penelitian ini akan menerima 100 dolar AS untuk setiap kunjungan laboratorium dengan total 1.100 dolar AS.
Zaks merasa yakin vaksin ini bakal manjur. "Ini akan berhasil," katanya, sambil menambahkan, "Kami telah memulai kegiatan peningkatan di pabrik kami untuk dapat meningkatkan dan memproduksi vaksin."
ADVERTISEMENT
Apabila uji coba vaksin pada manusia untuk pertama kalinya ini berhasil, pejabat kesehatan masyarakat memprediksi vaksin ini baru akan siap dipakai untuk umum selama setidaknya 18 bulan lagi.
*** kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!