Wanita Ini Rasakan Sakit Luar Biasa Mohon Dokter Amputasi Tangannya, Ada Apa?

22 April 2021 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keria Forysthe, pengidap CRPS Foto: Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Keria Forysthe, pengidap CRPS Foto: Instagram
ADVERTISEMENT
Seorang wanita berusia 23 tahun merasakan sakit yang luas biasa hingga memohon dokter dan rumah sakit untuk mengamputasi tangannya. Setelah melakukan operasi, gadis bernama Keira Forsythe itu merasa sangat bahagia.
ADVERTISEMENT
Cerita ini berawal ketika Keira mengajak anjing peliharaannya berjalan-jalan pada 2012 silam. Ia menggiring anjingnya dengan tali pegangan yang ia kaitkan di lengannya sehingga ia bisa sambil bermain ponsel.
Kala itu, anjing Keira tiba-tiba berlari setelah melihat tupai dan ingin menangkapnya. Hal itu membuat Keira terseret hingga terjatuh hingga pingsan.
Keira juga mengalami patah tulang tangan. Rasa sakit yang ia rasakan berasal dari complex regional pain syndrome (CRPS), kondisi nyeri kronis yang menyebabkan rasa sakit yang ekstrem.
Saking sakitnya, ia meminta para dokter untuk mengamputasi tangannya. Keira juga pernah dengan sengaja membakar tangannya menggunakan kompor. Namun ia tidak bisa merasakan sakit yang lebih dari yang telah ia rasakan.
Pada akhirnya, Keira merasa tangannya kebas atau tidak bisa merasakan apa-apa setelah 18 bulan. Tapi suatu hari, ia terbangun dan bisa merasakan tangannya menyentuh kasur.
ADVERTISEMENT
"Saya senang bisa merasakan benda dengan tangannya dan kembali berlatih Taekwondo, tetapi ini tidak bertahan lama. Rasa sakitnya kembali seperti tertusuk jarum," ceritanya.
Ia melakukan berbagai terapi dan pengobatan hingga pernah menjalani operasi stimulator sumsum tulang belakang pada Maret 2016. Hingga akhirnya, ia kehabisan pilihan pengobatan dan memohon dokter untuk mengamputasinya.
Namun permintaan tersebut ditolak karena sel-sel di tangannya secara teknis sangat sehat. Alhasil Keira berjuang melawan rasa sakit itu selama empat tahun. Masa itu terasa seperti neraka baginya karena ia tidak bisa melakukan hal-hal yang ia sukai.
"Rasanya seperti ada cairan yang ringan dipompa ke pembuluh darah saya kemudian dibakar. Pembakaran ini dikombinasikan dengan rasa sakit yang menusuk,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada obat untuk CRPS dan bahkan morfin tidak membantu. Pola tidur saya berantakan karena saya hanya bisa mendapatkan sekitar dua jam setiap malam karena rasa sakit yang membuat saya terbangun. Bahkan tetesan hujan, pakaian, atau jari yang saling bersentuhan akan memicu rasa sakit yang luar biasa.”
Akhirnya, pada Maret 2019, ia menemukan rumah sakit yang bersedia mengamputasi lengannya. Keira sangat senang. Ia pun mengadakan pesta lengan untuk merayakan kesempatan itu.
Operasi tersebut diklaim akan mengurangi pemicu rasa sakit dan berpotensi memberikan pengurangan rasa sakit 25 persen. Keira mengatakan bahwa meski hanya mengurangi rasa sakit saja, hal itu adalah hal yang ia nantikan.
Setelah menjalani operasi, Keira menjadi duta disabilitas dan pembicara motivasi yang mengunjungi sekolah-sekolah lokal dan perusahaan besar. Keira juga bermimpi untuk berlaga di Paralimpiade.
ADVERTISEMENT
“Masih ada hal-hal negatif seputar disabilitas, dengan beberapa orang memiliki gagasan sebelumnya tentang potensimu,” kata Keira. “Saya ingin membantu mematahkan stigma.
"Aku tidak pernah menyembunyikan lenganku dan selalu memperkenalkannya sebagai Stumpy. Bagi saya, itu bukan hanya sebuah lengan, itu mewakili semua yang telah saya lalui.
"Saya menyukai lengan saya sejak saya diamputasi. Tidak ada perbandingan dengan kualitas hidup yang saya miliki sekarang. Saya sekarang tidur lebih banyak dalam semalam daripada yang saya lakukan dalam seminggu,” cerita Keira.