Wanita Ini Selamat Usai Membeku 6 Jam di Musim Dingin -30° Celsius, Ini Kisahnya

23 Agustus 2021 10:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi suhu dingin. Foto: AFP/MOHAMMED SAWAF
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suhu dingin. Foto: AFP/MOHAMMED SAWAF
ADVERTISEMENT
Pada malam Desember tahun 1980 yang dingin, mobil Jean Hilliard yang berusia 19 tahun tiba-tiba menabrak parit. Dia mencoba berjalan untuk meminta bantuan, namun hasilnya malah dia yang ditemukan besoknya dengan kondisi beku padat seperti kayu gelondongan, di depan halaman rumah seorang peternak sapi lokal, di tengah suhu dingin yang menusuk.
ADVERTISEMENT
"Aku pergi ke kota dan bertemu dengan beberapa teman," kata Hilliard dalam wawancara dengan MPR News. "Aku pulang sekitar tengah malam".
Hilliard bercerita ketika itu ia mengambil jalan pintas di jalan berkerikil yang penuh dengan es di suatu daerah di selatan Lengby, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Meskipun Ford LTD ayahnya memiliki penggerak roda belakang, namun sayang tidak dengan rem anti-lock. Ini berimbas dengan mobilnya yang meluncur ke parit.
Untungnya, Hilliard mengenal pria yang tinggal di ujung jalan tempat insiden ini berlangsung. Akhirnya, dia mulai berjalan dengan mengenakan sepatu bot koboi, dengan suhu saat itu di bawah 20 derajat Fahrenheit atau minus 30 derajat Celsius.
"Aku akan melewati satu bukit, mengira tempatnya ada di sana, dan ternyata tidak," katanya. "Aku lebih frustasi daripada takut." Dua mil (sekitar 3 kilometer) kemudian, dia akhirnya melihat rumah temannya melalui pepohonan. Lalu dia berkata setelah itu semuanya menjadi hitam.
ADVERTISEMENT
Menurut cerita orang-orang, Hilliard berhasil sampai ke halaman temannya. Meskipun sempat tersandung, dia mencoba merangkak dengan tangan dan lutut ke depan pintu. Mereka mengatakan dia berbaring di sana selama enam jam berturut-turut, dengan mata terbuka lebar. Namun Hilliard sendiri tidak mengingat semua itu.
Beruntung kejadian ini masih tertangkap jelas di ingatan Wally Nelson, peternak sapi dan tukang daging paruh waktu yang menemukan tubuh Hilliard pertama kali. Ia juga merupakan kawan Hilliard.
"Aku sangat terkejut ketika melihat bongkahan kecil itu di halaman," katanya. "Aku mencengkram kerahnya dan menyeretnya ke teras. Kupikir dia sudah mati karena membeku lebih keras dari papan. Tapi aku melihat beberapa gelembung keluar dari hidungnya."
Potret badai Salju di New York. Foto: AP Photo/Mark Baker
Akhirnya Nelson membawa tubuh Hilliard untuk dibawa ke rumah sakit dengan bantuan temannya. Tapi karena tubuhnya terlalu kaku untuk naik taksi, diputuskan untuk memuat tubuh Hilliard dengan mobil teman Nelson.
ADVERTISEMENT
Sampai di rumah sakit setempat, dokter bahkan berkata tidak memiliki harapan yang tinggi untuk Hilliard. Apalagi suhu tubuh Hilliard ditemukan hampir 27 derajat Celsius, 10 derajat penuh di bawah suhu tubuh manusia normal yang sehat. Tubuhnya terlihat jelas membeku, dengan wajah pucat dan mata yang padat. Dokter bahkan tidak bisa memasukkan infus ke lengannya karena jarum yang terus patah akibat tubuh yang beku.
"Tubuhnya dingin, benar-benar padat, seperti sepotong daging yang membeku," kata George Sather, salah satu dokter yang merawat Hilliard.
Namun hanya dalam beberapa jam, tubuh Hilliard kembali sehat setelah dihangatkan oleh bantalan pemanas. Dia mulai bisa berbicara pada siang hari, lalu pada malam harinya ia diperbolehkan pulang dan bisa menjalani kehidupannya seperti biasa.
Ilustrasi infus. Foto: Pixabay
Bagi teman-teman dan keluarga di komunitasnya, ini semua berkat kekuatan doa. Tapi bagaimana sebenarnya penjelasan sains untuk kejadian ini?
ADVERTISEMENT
Banyak yang mengkhawatirkan Hilliard terkena radang dingin alias frostbite. Apa itu frostbite? Begini, fenomena cuaca dingin biasanya akan disertai dengan turunnya salju dan membekukan semua benda cair yang dilewatinya, termasuk menyebabkan kulit dan organ tubuh lain menjadi kaku, pucat, bengkak bahkan mati rasa.
Ketika seseorang kehilangan kemampuan menghangatkan diri dan suhu tubuhnya saat cuaca berada di titik beku atau di bawahnya, kristal es bisa terbentuk dan akan jadi amat berbahaya kalau terbentuk di tubuh manusia.
Pada tubuh manusia, kristal es yang terbentuk itu bisa menembus membran sel karena pecahannya yang seperti jarum. Kondisi ini umum dikenal sebagai radang dingin atau frostbite. Orang yang terkena frostbite akan muncul bercak hitam mulai dari kulit hingga otot sekalipun karena terpapar suhu dingin.
ADVERTISEMENT
Kondisi inilah yang sempat dokter khawatirkan terjadi pada Hilliard karena tubuhnya yang begitu dingin saat dievakuasi.
Dalam beberapa kondisi, ada makhluk lain seperti hewan yang sanggup beradaptasi dalam kondisi ini. Ikan es sirip hitam Antartika misalnya, hewan laut dalam ini menghasilkan glikoprotein, semacam antibeku alami.
Selain itu ada juga katak kayu yang mengubah selnya menjadi semacam sirup yang kemudian membanjiri tubuhnya dengan glukosa. Adaptasi ini mampu menahan katak dari pembekuan dan dehidrasi.
Ilustrasi es. Foto: Denis Balibouse/REUTERS
Namun, tanpa apa pun selain pengamatan eksternal, sulit untuk mengatakan dengan pasti bagaimana tubuh Hilliard bertahan dari pembekuan. Apakah Hilliard mengalami sesuatu yang unik tentang perubahan kimia dalam tubuhnya layaknya hewan di atas? Bisa jadi.
Tapi, pertanyaan yang jauh lebih penting sebenarnya adalah arti 'beku' dalam kasus ini. Meski rendah, suhu tubuh inti Hilliard dilaporkan masih jauh di atas titik beku. Dan ada perbedaan antara metafora 'dingin sampai ke tulang' dan air yang memadat secara literal di pembuluh darah.
ADVERTISEMENT
Karena faktanya, tubuh Hilliard yang terasa padat adalah tanda umum dari hipotermia parah karena kekakuan otot yang meningkat sedemikian rupa. Bahkan dapat menyerupai Rigor mortis atau kekakuan yang terjadi pada mayat.
Kondisi tubuh beku Hilliard adalah hal yang mengejutkan lantaran tubuhnya yang begitu kuat dalam menahan suhu dingin. Apakah ini sebuah keberuntungan? Tak ada yang mengetahui. Intinya, Hilliard tidak memiliki masalah kesehatan yang tersisa dari kejadian saat itu.