Waspada! Ada 200 Gejala Long Covid, Salah Satunya Disfungsi Seksual

18 Juli 2021 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi merawat pasien COVID-19 di rumah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merawat pasien COVID-19 di rumah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan terus melakukan berbagai penelitian terkait penyakit COVID-19 untuk mendapatkan pengetahuan lebih terkait penyebab terjadinya long Covid-19 yang dialami para penyintas.
ADVERTISEMENT
Long covid adalah kondisi di mana gejala bertahan dalam waktu yang cukup lama, bisa sampai berbulan-bulan, setelah pasien dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Baru-baru ini, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University College London (UCL), mengungkap bahwa ada lebih dari 200 gejala long Covid yang berbeda di 10 sistem organ dalam tubuh. Hal ini menyoroti bahwa long Covid menyebabkan lebih banyak gejala, bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Para ilmuwan di balik penelitian ini, yang semua penelitinya pernah mengalami positif COVID-19 dan long Covid, menyerukan agar dilakukan program skrining nasional untuk mengetahui lebih banyak kasus long Covid, serta pedoman klinis yang lebih detail untuk menjelaskan kondisi tersebut.
Infografik Mengenal Long COVID-19. Foto: Tim Kreatif kumparan
“Meski ada banyak diskursus publik seputar long Covid, hanya ada sedikit studi sistematis yang menyelidiki populasi ini (orang-orang yang mengalami long Covid),” kata Athena Akrami, ahli saraf di University College London, sebagaimana dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
Sehingga, kata Akrami, baru sedikit yang diketahui tentang long Covid ini, termasuk berapa lama gejala long Covid berlangsung, bagaimana ia berkembang dari waktu ke waktu, tingkat keparahan, dampak pada aktivitas sehari-hari, dan bagaimana orang yang mengalami long Covid bisa kembali sehat seperti semula.
“Dalam pendekatan unik ini, kami telah menyelidiki para pengidap long Covid di seluruh dunia untuk membangun landasan bukti guna penyelidikan medis, peningkatan perawatan, dan anjuran untuk orang-orang yang mengalami long Covid,” kata Akrami.
Adapun studi yang dilakukan UCL menggunakan data dari 3.762 orang di 56 negara dan berhasil mengidentifikasi 203 gejala long Covid di 10 sistem organ. Gejala yang paling sering dilaporkan para pengidap long Covid adalah kelelahan, malaise (rasa dan tidak enak badan) setelah beraktivitas, disfungsi kognitif atau kabut otak.
Ilustrasi wanita sakit memakai masker. Foto: Shutter Stock
Gejala lain termasuk halusinasi visual, tremor, disfungsi seksual, kehilangan memori, diare, serta berbagai masalah kesehatan fisik dan kognitif.
ADVERTISEMENT
Dari 3.762 responden long covid, 2.454 di antaranya mengalami gejala selama enam bulan, dan ini sangat memengaruhi kehidupan mereka, di mana 45,2 persen peserta mengatakan telah mengurangi jam kerja, sementara 22,3 persennya tidak bekerja sama sekali.
“Dalam tujuh bulan, banyak pasien belum pulih terutama dari gejala sistemik dan neurologis/kognitif, dan mereka tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya serta terus mengalami beban gejala yang signifikan,” tulis peneliti dalam studi yang telah diterbitkan di jurnal EClinicalMedicine.
Peneliti bilang, ada banyak hal yang belum diketahui ihwal long Covid ini, kendati gambarannya perlahan semakin jelas. Gejala tampaknya berangsur hilang setelah vaksinasi, namun hanya untuk beberapa pasien saja. Sementara penelitian juga menunjukkan wanita berisiko lebih besar terkena long Covid jika dibandingkan dengan pria.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1 dari 10 orang yang mengalami long Covid diperkirakan masih menderita sejumlah gejala lebih dari 12 minggu setelah dinyatakan negatif corona.
Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat gejala neurologis dan neuropsikiatri, serta kardiovaskuler dan pernapasan yang dialami oleh para pengidap long Covid.
“Kemungkinan ada puluhan ribu pasien COVID yang mengalami long Covid tapi tidak sadar bahwa mereka mengalaminya,” kata Akrami.