Waspada Glaukoma, Penyakit Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan

22 Maret 2021 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar Glaukoma Pencuri Penglihatan yang diselenggarakan oleh FKUI RSCM bertepatan dengan World Glaucoma Week. Foto: Dok. FKUI RSCM
zoom-in-whitePerbesar
Webinar Glaukoma Pencuri Penglihatan yang diselenggarakan oleh FKUI RSCM bertepatan dengan World Glaucoma Week. Foto: Dok. FKUI RSCM
ADVERTISEMENT
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM) menggelar rangkaian webinar bertema “Glaukoma Pencuri Penglihatan”. Webinar untuk kesehatan mata ini digelar pada 7 hingga 13 maret 2021.
ADVERTISEMENT
Webinar ini diselenggarakan bertepatan dengan World Glaucoma Week 7 hingga 13 Maret 2021 yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik atas bahaya penyakit ini.
“Selaras dengan tujuan World Glaucoma Week, acara webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat luas akan bahaya penyakit glaukoma, sehingga dapat mengoptimalkan pencegahan kebutaan akibat glaukoma,” dikutip dari keterangan resmi World Glaucoma Week 2021.
Publik dianggap perlu untuk memahami dengan baik apa itu glaukoma. Lalu, apa itu sebenarnya glaukoma?
Webinar Glaukoma Pencuri Penglihatan yang diselenggarakan oleh FKUI RSCM bertepatan dengan World Glaucoma Week. Foto: Dok. FKUI RSCM
Dalam keterangan FKUI-RSCM disebutkan bahwa Glaukoma adalah kerusakan saraf mata akibat meningkatnya tekanan pada bola mata. Penyakit ini merupakan penyebab utama kebutaan permanen di dunia.
Jumlah orang yang terkena glaukoma pada tahun 2020 tercatat sekitar 76 juta orang dan diprediksi akan terus bertambah menjadi 112 juta orang di tahun 2040. Di Indonesia sendiri menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 5 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita glaukoma dan penyakit ini menjadi penyebab kebutaan tertinggi kedua setelah katarak.
ADVERTISEMENT
Glaukoma sendiri dapat bersifat akut ataupun kronis. Glaukoma kronis inilah yang dapat sering diabaikan dan menyebabkan kebutaan secara perlahan tanpa disadari karena tidak memiliki gejala.
Keluhan awal glaukoma di antaranya sering mengalami tersandung atau menabrak saat menyetir dikarenakan gangguan lapang pandang perifer.
Webinar Glaukoma Pencuri Penglihatan yang diselenggarakan oleh FKUI RSCM bertepatan dengan World Glaucoma Week. Foto: Dok. FKUI RSCM
Risiko terjadinya glaukoma pada seseorang di antaranya, berusia lebih dari 40 tahun, adanya riwayat glaukoma pada keluarga, dan kelainan refraksi pada mata. Melihat gejala glaukoma yang sedikit, sangat penting untuk pemeriksaan secara dini melalui skrining minimal setiap dua sampai empat tahun pada kelompok usia di bawah 40 tahun.
Prinsip pengobatan glaukoma adalah untuk mencegah kebutaan dan memperlambat progresi penyakit dengan menurunkan tekanan bola mata dengan penggunaan obat ataupun tindakan pembedahan.
ADVERTISEMENT
Webinar penjelasan tentang glaukoma ini sukses dihadiri oleh 139 peserta, yang telah melebihi target yaitu 100 orang peserta. Acara ini menghadirkan beberapa tokoh dokter lokal dan internasional seperti, Prof. William H. Morgan dari Lions Eye Institute, Perth-Australia, Dr.dr Virna Dwi Oktariana, dr Yulinda Arty Laksmita, dan Prof. Widya Artini.
(MRT)