news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Waspada, Pola Makan Sembarang Bikin Anak Lebih Pendek 20 Cm

8 November 2020 12:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengukur tinggi badan anak. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengukur tinggi badan anak. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Ilmuwan melaporkan temuan terbaru tentang pengaruh pola makan anak terhadap pertumbuhan tinggi badan. Riset menyebutkan hal tersebut bisa menyebabkan seorang anak tumbuh lebih pendek 20 cm.
ADVERTISEMENT
Hasil penelitian itu didapat dari mengukur data perubahan tinggi dan berat badan anak-anak di seluruh dunia sepanjang waktu. Hal itu sangat penting karena bisa mencerminkan kualitas nutrisi yang tersedia di tiap wilayah dan mengukur kesehatan lingkungan bagi generasi muda. 
Mereka menganalisa data lebih dari 65 juta orang dan remaja dengan rentang usia 5 sampai 19 tahun dari 2.000 lebih penelitian tahun 1985 hingga 2019. Berdasarkan penelitian yang dipublikasi di jurnal The Lancet itu, mereka menemukan pada 2019, rata-rata anak-anak dan remaja di Eropa bagian barat laut dan tengah, seperti Belanda dan Montenegro, adalah yang tertinggi di dunia. 
Remaja laki-laki berusia 19 tahun yang paling tinggi berasal dari Belanda dengan tinggi 183,3 cm. Sementara yang paling pendek, berasal dari Timor Leste dengan tinggi 160,1 cm.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tinggi rata-rata orang di Inggris menurun, dengan remaja laki-laki berusia 19 tahun dengan peringkat tertinggi ke-39 di dunia. Peringkat itu turun dari posisi 28 pada 1985.
Sementara, remaja 19 tahun yang memiliki rata-rata tinggi yang rendah berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika Timur. Bisa disimpulkan sebagai berikut:
com-Ilustrasi kaitan konsumsi susu dengan tinggi badan. Foto: Shutterstock
Studi ini juga melihat BMI (body mass index) anak-anak, ukuran untuk membantu pengukuran apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat untuk tinggi badan mereka. Hasilnya, BMI terbesar tinggal di Kepulauan Pasifik, Timur Tengah, AS dan Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Sedangkan kelompok usia 19 tahun dengan BMI terendah tinggal di negara Asia Selatan seperti India dan Bangladesh. Para peneliti memperkirakan secara luas bahwa perbedaan antara negara-negara dengan BMI terendah dan tertinggi dalam penelitian ini setara dengan sekitar 25 kg.
Selain itu, Dr Andrea Rodriguez Martinez dari Imperial College London, salah satu peneliti utama, mengatakan beban dan tinggi badan yang sehat di masa kanak-kanak dan remaja memiliki manfaat seumur hidup untuk kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, mereka berupaya untuk menginisiasi kebijakan yang bisa membantu meningkatkan ketersediaan dan mengurangi biaya makanan bergizi, karena ini akan membantu anak-anak tumbuh lebih tinggi tanpa menambah berat badan berlebih untuk tinggi badan mereka.
"Inisiatif ini termasuk kupon untuk makanan bergizi bagi keluarga berpenghasilan rendah, dan makanan sekolah sehat gratis."
ADVERTISEMENT