Waspada Virus Corona, IDI dan Good Doctor Sediakan Konsultasi Online

13 Februari 2020 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tabung reaksi menunjukkan positif virus Corona. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tabung reaksi menunjukkan positif virus Corona. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Di kawasan Asia Tenggara, wabah virus corona (kini bernama resmi COVID-19) yang muncul pertama kali di China telah sampai ke beberapa negara, seperti Filipina, Kamboja, Malaysia, Singapura, Thailand hingga Vietnam. Dari sejumlah negara yang disebutkan tadi, bahkan ada yang bertetangga langsung dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikepung oleh negara-negara yang telah mengonfirmasi adanya kasus novel coronavirus di wilayah mereka, tak pelak membuat masyarakat di Indonesia khawatir. Kekhawatiran ini sangat dimaklumi oleh dr. Daeng M. Faqih, selaku Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Terlebih, dirinya juga mengamini bahwa tingkat keganasan dan case fatality rate dari COVID-19 memang rendah, namun tingkat penyebaran virus ini relatif sangat cepat.
“Kalau bahasa medisnya virulensi dari COVID-19 tidak seganas virus-virus terdahulu seperti flu burung, SARS dan MERS,” papar Daeng, Kamis (13/2) di Jakarta Pusat. “Kejadian kematian pun tidak murni karena infeksi virus, tapi mayoritas yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta atau istilah medisnya kormobiditas.”
Namun Daeng mengimbau agar kekhawatiran masyarakat tak lantas membuat mereka hanya berpangku tangan. Sang dokter mengajak masyarakat agar secara mandiri mampu melakukan upaya-upaya pencegahan penularan virus.
Ketua Umum PB IDI, dr. Daeng M. Faqih. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Itu sebabnya ia selalu menekankan tindakan preventif merupakan langkah yang paling masuk akal, mengingat belum tersedianya vaksin dan obat spesifik untuk menyembuhkan COVID-19. Hal ini juga sebagai respons atas seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan wabah coronavirus berstatus darurat global.
ADVERTISEMENT
Upaya pencegahan ini harus dibarengi dengan materi edukasi yang konsisten dan terstruktur. Oleh sebab itu, IDI mengapresiasi kolaborasi yang digagas Good Doctor bersama Grab Health dengan inisiatifnya membantu pemerintah menyebarkan informasi akurat terkait virus corona.
Melihat reaksi masyarakat terhadap wabah ini, Good Doctor yang menggandeng Pengurus Besar IDI dan Grab Health ingin meredam keresahan masyarakat terkait berita-berita hoaks yang beredar dengan meningkatkan akses kepada para tenaga medis profesional, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta memperluas akses informasi terhadap langkah-langkah yang tepat untuk menghadapi potensi wabah COVID-19.
“Menurut saya, itu merupakan tanggung jawab kami di Good Doctor sebagai bagian dari keluarga IDI untuk meluruskan diseminasi informasi yang akurat dan tepat serta bisa mendidik masyarakat dengan benar,” tegas dr. Adhiatma Gunawan, Head of Medical Management of Good Doctor.
dr. Adhiatma Gunawan, Head of Medical Management of Good Doctor saat memaparkan alur konsultasi online COVID-19, Kamis (13/2) di Jakarta Pusat. Foto: Farida Yulistiana/kumparan
Sebagai layanan kesehatan berbasis online, Good Doctor juga menjadi platform digital pertama yang menginisiasi konsultasi daring terkait wabah virus corona. Masyarakat kini bisa mengakses Grab Health yang telah bekerja sama dengan Good Doctor demi memastikan semua materi terkait COVID-19 merupakan informasi yang akurat, konsisten, dan terstruktur.
ADVERTISEMENT
“Yang kami punya dari Grab secara platform adalah jaringan dan jangkauan yang cukup luas. Maka semua informasi yang akurat inilah yang kemudian kami bantu sebarkan untuk menjangkau lebih banyak orang melalui platform kami,” terang Tirza Munusamy, Deputy of Public Affairs, Grab Indonesia.
Bicara soal wabah virus corona, ia muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir Desember 2019. Berdasarkan laporan terbaru yang dihimpun dari South China Morning Post pada Kamis (13/2), korban tewas akibat COVID-19 menembus angka 1.369 kasus dan menginfeksi lebih dari 60 ribu orang baik di China maupun luar China. Sementara 5.576 orang dilaporkan telah pulih dari penyakit yang disebabkan coronavirus.
Beberapa penelitian menyebut, virus itu ditularkan dari hewan ke manusia. Kelelawar diduga menjadi inang bagi virus corona dan menularkannya ke ular, trenggiling, termasuk manusia. Namun hingga saat ini, belum diketahui secara pasti sumber utama penyebaran COVID-19 yang terjadi di China.
ADVERTISEMENT