WHO Rekomendasi 2 Rapid Test Antigen untuk Corona: Bagaimana Cara Kerjanya?

22 Oktober 2020 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rapid test antigen. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rapid test antigen. Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan terus mengembangkan berbagai macam alat pendeteksi virus corona SARS-CoV-2 guna mempercepat tracking pasien COVID-19. Selain rapid test berbasis antibodi dan tes swab metode PCR, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah menyetujui alat rapid test antigen sebagai salah satu metode tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Panbio dan Standard Q menjadi salah satu alat rapid test antigen yang direkomendasikan WHO.
Panbio diproduksi oleh Abbott Rapid Diagnostics Jena GmbH, sebuah perusahaan kesehatan di Jerman yang khusus mengembangkan dan membuat tes diagnostik baru untuk mengidentifikasi berbagai penyakit menular. Sementara induk perusahaan Abbott bermarkas di Illinois, North Chicago, Amerika Serikat.
Seperti kebanyakan alat rapid test lainnya, alat ini diklaim bisa mendeteksi virus corona secara cepat, di mana hasil diagnosis dapat keluar dalam waktu 15 menit. Jika tes swab PCR mendeteksi keberadaan materi genetik, maka rapid test antigen bekerja dengan cara mendeteksi protein lonjakan yang terkandung dalam permukaan virus corona.
Virus corona SARS-CoV-2 punya beragam antigen yang diketahui, termasuk nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein. Antigen adalah molekul yang mampu menstimulasi respons imun. Molekul itu bisa berupa protein, polisakarida, lipid, dan asam nukleat. Setiap antigen punya fitur permukaan berbeda yang bisa dikenali sistem imun manusia.
Alat rapid test antigen. Foto: Abbott
Spesimen yang diperlukan dalam rapid test antigen adalah swab nasofaring yang diambil dari orang yang diduga terinfeksi corona. Rapid test antigen bekerja dengan cara mengambil sampel lendir yang ada di hidung atau tenggorokan pasien. Rapid test biasanya dilakukan di fasilitas kesehatan atau penyedia tes COVID-19.
ADVERTISEMENT
Cara kerjanya cukup mudah. Pertama, staf medis akan mengambil sampel lendir yang ada di hidung atau tenggorokan dengan menggunakan alat swab menyerupai cotton bud dengan tangkai yang lebih panjang. Setelah itu, swab dimasukan ke dalam tabung uji sampel yang telah diisi cairan reagen tertentu.
Cairan kemudian diteteskan pada plat strip (bagian tengah yang berbentuk bulat). Hasil akan muncul dalam waktu 15 menit.
Ada tiga indikator yang muncul, jika dua garis merah muncul di indikator “C” dan “T”, maka hasilnya positif COVID-19. Sedangkan indikator negatif, garis merah hanya akan muncul di indikator “C”, dan jika garis tidak muncul di keduanya, maka hasil tes tidak valid dan harus dilakukan tes ulang.
ADVERTISEMENT
Beberapa penelitian menyebut bahwa tingkat akurasi rapid test antigen lebih baik jika dibandingkan dengan rapid test antibodi. Kendati begitu, kedua jenis pemeriksaan cepat ini hanya bersifat pemeriksaan skrining awal virus corona. Maka dari itu, tetap harus dilakukan tes konfirmasi dengan melakukan tes swab PCR untuk memastikan apakah pasien terinfeksi virus corona atau tidak.