Agar Tak Disalip Ferrari, Mercedes Tak Boleh Terlambat Berbenah

8 Oktober 2019 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Charles Leclerc dan Lewis Hamilton saling kejar di Formula 1 GP Italia. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
zoom-in-whitePerbesar
Charles Leclerc dan Lewis Hamilton saling kejar di Formula 1 GP Italia. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
ADVERTISEMENT
Formula 1 2019 adalah periode menyenangkan bagi siapa pun yang mencintai balap mobil, tetapi muak dengan dominasi Mercedes. Oke, Lewis Hamilton.
ADVERTISEMENT
Pebalap asal Inggris itu masih unggul dalam torehan poin, sih. Hingga seri ke-16 tuntas, Hamilton sudah mengoleksi 322 poin dan menjadi pemuncak sementara. Sembilan podium puncak berperan banyak dalam pencapaian itu.
Namun, ancaman mulai datang sejak jeda musim panas. GP Belgia menjadi balapan pertama setelah libur musim panas yang berdurasi dua minggu itu tuntas. Hamilton memang masih bisa naik podium, tetapi ia tidak berdiri di podium puncak.
Charles Leclerc di podium puncak GP Belgia. Foto: JOHN THYS / AFP
Posisi mentereng itu bahkan tidak menjadi milik rekan setimnya, Valtteri Bottas. Adalah Charles Leclerc, pebalap muda milik Scuderia Ferrari, yang mengalahkan lawan-lawannya.
Dominasi Ferrari bahkan sudah terlihat sejak rangkaian pra-balapan. Mulai dari latihan bebas pertama (FP1) hingga kualifikasi, semua disikat Duo Ferrari, Leclerc dan Sebastian Vettel.
ADVERTISEMENT
Hentakan Ferrari berlanjut sampai GP Singapura. Leclerc kembali menjadi juara di GP Italia, sementara Vettel menjadi kampiun GP Singapura.
Sebastian Vettel dan Charles Leclerc di podium Formula 1 GP Singapura. Foto: REUTERS/Tim Chong
Bahkan di seri yang disebut terakhir, Leclerc juga menutup balapan di podium kedua. Hamilton dan Bottas memang naik dua podium teratas GP Rusia, tetapi Leclerc masih jadi bayang-bayang di podium ketiga.
Situasi ini tak membuat bos Mercedes, Toto Wolff, tutup mata. Ferrari kian mengancam karena sekarang Leclerc ada di peringkat ketiga dan hanya terpaut 34 poin dari Bottas yang ada di peringkat dua.
"Di tengah-tengah kegembiraan, kami juga harus waspada dengan talenta murni yang dimiliki lawan. Ada banyak area yang harus dibenahi supaya performa kami menanjak lagi," ujar Wolff, dikutip dari Crash.
ADVERTISEMENT
"Sampai level itu tercapai, yang bisa Anda lakukan adalah melakukan yang terbaik. Itulah yang kami kerjakan sekarang," jelas Wolff.
Bos Mercedes, Toto Wolff (kedua dari kiri), bersama Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas. Foto: REUTERS/Benoit Tessier
Sang bos besar tidak menampik bahwa Ferrari melakukan pembenahan krusial yang membuat performa mereka jauh lebih efektif sejak libur musim panas.
Mercedes berbeda. Mereka sempat seperti kelewat percaya diri dengan dominasi sehingga dapat dengan mudah dikejutkan perkembangan lawan.
Bukan berarti Mercedes kehilangan harapan. GP Rusia menjadi bukti. Ferrari memang unggul di pra-balapan, tetapi Duo Mercedes juga yang merengkuh dua podium teratas.
"Mereka membuat langkah besar dan memiliki mobil yang bagus di Singapura dan Sochi. Jika menyatukan kebutuhan di setiap seri, Anda dapat menetapkan patokannya," kata Wolff.
"Inilah yang dikerjakan Ferrari. Kami sudah lama tidak membawa pembaruan ke mobil. Kami juga belum bisa optimal dalam mengelola segala sumber daya ," jelas Wolff.
ADVERTISEMENT
Mercedes memiliki kans besar untuk membuktikan bahwa mereka belum kandas. Lagi pula, Mercedes akrab dengan podium GP Jepang.
Dalam lima musim terakhir, Mercedes selalu menutup balapan Sirkuit Suzuka di posisi pertama. Hamilton menjadi pemenang pada 2014, 2015, 2017, dan 2018, sedangkan Nico Rosberg naik ke podium teratas pada 2016.
Terlepas dari kemungkinan itu, Mercedes tetap harus waspada. Barangkali mereka masih juara di musim 2019. Akan tetapi, melihat perkembangan Ferrari, bukan tidak mungkin Mercedes bakal tertinggal di musim-musim mendatang.