Apesnya Herry IP di Kejuaraan Dunia: Dompet dan Paspor Sempat Hilang

4 September 2019 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Herry Iman Pierngadi (Herry IP) pantas untuk bangga. Ia berhasil mengantarkan sektor ganda putra Indonesia, lewat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua kisah Herry selama di Basel adalah urusan senang-senang dan bahaga-bahagia saja. Ia juga sempat apes. Di sela-sela pemberian bonus oleh PB Djarum kepada Ahsan dan Herry di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (4/9/2019), Herry berkisah dirinya kehilangan dompet dan paspor.
Fragmen ini terjadi ketika Herry tengah berkeliling untuk membeli oleh-oleh bersama Aryono Minarat. Dengan kondisi pikiran yang tengah runyam seperti itu (ya, membeli oleh-oleh memang bisa memusingkan), Herry mesti berangkat ke St. Jakobshalle untuk mendampingi Ahsan/Hendra dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto bertanding di perempat final.
"Saat itu saya pergi beli oleh-oleh ke dekat perbatasan Jerman, beli cokelat dan lain-lain. Kemudian pulang ke hotel karena ada pertandingan, begitu mau berangkat ke lapangan saya mencari paspor dan dompet tidak ada. Lupa, begitulah kalau faktor usia," ujar pelatih ganda putra pelatnas PBSI ini sembari berkelakar.
ADVERTISEMENT
"Terus saya bilang ke Susy (Susanti), tolong bilang ke Kedubes Indonesia kalau paspor saya tidak ketemu, tolong dibantu dibuatkan agar bisa pulang bareng-bareng yang lain," katanya.
Mau tak mau, kata Herry, ia kudu melupakan sejenak tentang kehilangan dompet dan paspor untuk mendampingi pemain di laga yang penting dan berat. Fajar/Rian menghadapi wakil Korea Selatan, Choi Solgyu/Seo Seung Jae, dan Ahsan/Hendra melawan Liao Min Chun/Su Ching Heng (Taiwan).
"Waktu di kamar itu pikiran saya sudah tidak karuan, tapi waktu di lapangan saya harus menenangkan diri karena harus mendampingi pemain di perempat final. Saya hilangkan dulu pikiran (soal kehilangan dompet). Dalam hati saya bilang, saya ikhlas."
"Namanya tugas saya harus bisa konsenterasi karena tugas ini rasanya lebih penting dari sekadar dompet atau paspor," ujar sosok berjuluk 'Naga Api' ini.
ADVERTISEMENT
Profesionalisme Herry berbuah manis. Fajar/Rian dan Ahsan/Hendra berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan bertemu di semifinal. Kisah akhirnya pun manis karena The Daddies sukses menyabet medali emas usai mengalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) di laga pemungkas.
Lantas, bagaimana kelanjutan kisah Herry yang kehilanga dompet dan paspor? Ternyata kejadian itu pun berakhir dengan manis dan melegakan. Ya, dua benda penting untuk seseorang yang ada di luara negaranya itu akhirnya bisa ditemukan sehari setelah kehilangan.
"Setelah lapor ke polisi, kemudian saya kembali ke supermarket, saya sempat deg-degan waktu mau menanyakan. Begitu saya tanya, ada katanya. Uangnya juga masih ada. Waduh, itu rasanya kayak juara, padahal belum final," ujarnya.
Sembari berkelakar lagi, Herry berkata mungkin kejadian tersebut merupakan sebuah pertanda. "Itulah kejadiannya, kalau kata Susy mungkin itu rezekinya. Rezeki sudah mulai terbuka (hingga akhirnya juara dunia)," kata Herry yang kemudian disambut tepuk tangan dari mereka yang memenuhi ruangan Galeri Indonesia Kaya.
ADVERTISEMENT