Apriyani Bermodal Uang Pas-pasan Ketemu Eng Hian: Bisa Enggak Saya Jadi Juara?

19 Agustus 2021 19:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai mengalahkan ganda putri China Chen Qingchen/Jia Yifan pada pertandingan final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8). Foto: Alexander NEMENOV / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu usai mengalahkan ganda putri China Chen Qingchen/Jia Yifan pada pertandingan final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8). Foto: Alexander NEMENOV / AFP
ADVERTISEMENT
Apriyani Rahayu sukses meraih prestasi cemerlang di usia yang masih muda. Bersama Greysia Polii, pebulu tangkis 23 tahun itu meraih medali emas ganda putri bulu tangkis Olimpiade 2020. Namun rupanya, kalau di luar lapangan, Apriyani agak 'bandel', lho.
ADVERTISEMENT
Eng Hian selaku Kepala Pelatih Ganda Putri Pelatnas Utama PBSI dan Chafidz Yusuf selaku Asisten Pelatih Ganda Putri menceritakan soal Apriyani dalam acara "Penghargaan Alumni PB Djarum - Pelatih Ganda Putri Juara Olimpiade Tokyo 2020" yang dilangsungkan secara virtual pada Kamis (19/8).
"Dari awal, secara latihan, Apriyani itu luar biasa. Saya ingat dulu Apri itu datang dengan komitmen cuma modal bawa raket dan uang pas-pasan, dia tanya, 'Bisa enggak saya jadi juara coach?'," kenang Eng Hian.
Apriyani Rahayu bergabung dengan Pelatnas PBSI sejak 2017. Sejak saat itu, atlet asal Sulawesi itu berlatih keras. Eng Hian bahkan mengakui bahwa Apriyani tidak pernah absen latihan. Hanya, untuk sikapnya di luar lapangan, itu terkadang mesti lebih didisplinkan.
Pebulutangkis ganda putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu melakukan selebrasi seusai mencetak angka saat melawan ganda putri Korea Selatan Lee Sohee/Shin Seungchan dalam semifinal Olimpiade Tokyo 2020 (31/7/2021). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Chafidz Yusuf menerangkan bahwa Apriyani adalah pribadi yang mau belajar dan meningkatkan diri. Itulah salah satu kunci suksesnya di usia muda.
"Apri itu pada awalnya, ia ada masalah kurang bisa memahami situasi. Untungnya, dia bisa menjadi pendengar yang baik. Jadi, arahan kami semua dia terima dan kerjakan. Sebelumnya ada masalah-masalah itu, tetapi lalu proses pematangannya sedikit demi sedikit kian membaik," ujarnya.
Chafidz berbicara soal memasangkan Apriyani dengan Greysia Polii. Jadi, ia dan Eng Hian memutuskan bahwa keduanya ini cocok.
Ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu mencium medali emas Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
"Pertimbangan saya dan Eng sebelum mereka di-partner-kan, Greys sudah banyak pengalaman. Dia leader di lapangan, punya kemauan, mau belajar serius, sehingga tidak begitu ada masalah jika bersama Apri," jelas Chafidz.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat Apri memiliki faktor teknis yang bagus. Makanya, mereka kami coba berdasarkan pengamatan di lapangan dan kehidupan sehari-hari, kami kembangkan mereka menjadi satu pasangan yang klop secara teknis dan non-teknis," tambahnya.
"Karakter mereka luar biasa kuat. Dari keseharian, dua-duanya enggak mau kalah dan berkomitmen. Pemain-pemain yang lain di ganda putri itu mereka mampu, pengganti Greys banyak secara teknis, tetapi secara karakter (tidak mau kalah) tidak banyak," timpal Eng Hian.
***