Atlet-atlet Dunia yang Mengangkat Pamor Asian Games 2018

3 September 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet-atlet dunia yang mentas di Asian games 2018. (Foto: AFP/SONNY TUMBELAKA, CHAIDEER MAHYUDDIN, Antara/Rocky Padila)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet-atlet dunia yang mentas di Asian games 2018. (Foto: AFP/SONNY TUMBELAKA, CHAIDEER MAHYUDDIN, Antara/Rocky Padila)
ADVERTISEMENT
Asian Games 2018 sudah selesai. Setelah dibuka dengan begitu meriah dan mempesona pada Sabtu (18/8/2018) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, tiga pekan kemudian atau Minggu (2/9), hajat besar milik Indonesia ini resmi ditutup di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
Selama sekitar tiga pekan setelah pembukaan, Jakarta dan Palembang menjadi dua kota penuh sorotan karena cabang olahraga (cabor) kebanyakan terselenggara di sana. Tentu saja tidak melewatkan beberapa daerah seperti Subang, Bekasi, dan Bogor yang terdapat pula venue pertandingan.
South China Morning Post, lewat sebuah tulisan yang mereka unggah pada 2 September 2018, memuji habis perhelatan Asian Games tahun ini. Mereka menyebut, selain pembukaan yang megah (dan mengguggah mata dunia), ajang multicabang tersebut juga relatif berjalan lancar.
Selain itu, atlet-atlet kelas dunia yang bertanding juga ikut menjaga kredibilitas Asian Games itu sendiri. Mereka, menurut South China Morning Post lagi, tampil bersungguh-sungguh, menjaga level prestise dari Asian Games 2018.
Lalu, siapa saja atlet-atlet ini dan bagaimana cara yang mereka lakukan, hasil yang mereka dapatkan selama mentas di Asian Games 2018. kumparanSPORT telah merangkumnya berikut ini.
ADVERTISEMENT
Jordan Clarkson
Pemain basket NBA asal Filipina, Jordan Clarkson, di Asian Games 2018. (Foto: Antara/Rocky Padila)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain basket NBA asal Filipina, Jordan Clarkson, di Asian Games 2018. (Foto: Antara/Rocky Padila)
Ketika Yao Ming aktif bermain dan diakui sebagai salah satu bintang NBA, Benua Asia tenar. Setidaknya, Asian Games khususnya cabor bola basket selalu jadi menarik sebab hadirnya. Ketika ia pensiun, cukup lama menantikan pemain NBA -- yang bermain reguler-- kembali mentas di Asian Games, sampai akhirnya sosok itu muncul pada diri Jordan Taylor Clarkson.
Beruntung buat Filipina karena pemain berusia 26 tahun yang lahir dan besar di Florida, Amerika Serikat, itu punya darah Filipina dari sang ibu dan memilih Filipina sebagai negara yang ia bela untuk karier tim nasional. Lantas, ia pun diberi kehormatan untuk menjadi pembawa bendera Filipina di upacara pembukaan.
Clarkson sebetulnya nyaris tak jadi berangkat ke Indonesia karena Filipina sempat menarik diri dari cabor bola basket Asian Games 2018 pada 27 Juli, sebelum akhirnya memutuskan tetap ikut pada 6 Agustus. Tapi, kondisi ini membuat waktu persiapan Clarkson dengan timnas basket Filipina jadi mepet.
ADVERTISEMENT
Pemain berposisi guard itu pun tidak turun pada pertandingan pertama penyisihan grup melawan Kazakhstan dan baru bermain melawan China pada Selasa (21/8). Meski menelan kekalahan 80-82, Clarkson menunjukkan kualitasnya sebagai pemain NBA dengan tampil cemerlang selama 32 menit dengan mencetak 28 poin.
Filipina kemudian lolos ke perempat final melawan Korea Selatan dan Clakrson tetap gemilang dengan mencetak 25 poin, tapi langkah mereka terhenti setelah kalah 82-91. Meski ambisi meraih medali emas kandas, penampilan Clarkson tak lantas melempem pada dua laga perebutan posisi lima dengan mencetak 22 poin melawan Jepang dan 29 poin melawan Suriah. Filipina pun finis di peringkat lima cabor basket putra Asian Games 2018.
Son Heung-min
Son Heung-min berselebrasi usai meraih emas cabor sepak bola putra Asian Games 2018. (Foto: Chaideer MAHYUDDIN/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Son Heung-min berselebrasi usai meraih emas cabor sepak bola putra Asian Games 2018. (Foto: Chaideer MAHYUDDIN/AFP)
ADVERTISEMENT
Diizinkan oleh Tottenham Hotspur untuk membela Korea Selatan di Asian Games 2018, dibayar oleh Son Heung-min dengan mengantarkan negaranya tersebeut meraih medali emas cabor sepak bola putra.
Pada pertandingan pertama Grup E melawan Bahrain, Son memang tidak diaminkan meski Korsel menang 6-0. Barulah di pertandingan kedua grup melawan Malaysia Son bermain di babak kedua, meski akhinya Korsel keok dengan skor 1-2.
Kekalahan itu rupanya membuat Son terpacu. Pada laga ketiga grup melawan Kirgizstan, Son mencetak satu-satunya gol kemenangan Korsel dan membawa timnya lolos ke babak 16 besar. Di babak ini Son bermain penuh, meski tidak mencetak gol ia membawa Korsel menang 2-0 dan lolos ke perempat final.
Korsel dan Son medapat perlawanan sengit dari Uzbekistan di perempat fnal dan harus melewati babak tambahan waktu untuk memastikan kemenangan 4-3, mereka lolos ke semifinal melawan Vietnam dan menang 3-1. Di laga final melawan Jepang, Son menunjukkan raut kepuasan ketika laga usai yang menunjukkan skor 2-1 untuk kemenangan Korsel, Son akhirnya meraih emas Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Sun Yang
Sun Yang, atlet renang China di Asian Games 2018. (Foto: Martin BUREAU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sun Yang, atlet renang China di Asian Games 2018. (Foto: Martin BUREAU / AFP)
Namanya begitu tenar di cabor renang. Sebelum mentas di Stadion Akuatik GBK, Sun Yang membawa titel sebagai peraih emas Olimpiade di renang nomor 200 meter gaya bebas. Turun di nomor yang sama pada Asian Games 2018, Sun kembali meraih emas usai menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 1 menit 45,43 detik.
Kesungguhan Sun Yang untuk menorehkan prestasi apik di Asian Games 2018 tak membuatnya terhenti merebut emas di satu nomor saja. Tercatat pada nomor 400, 800, dan 1.500 meter gaya bebas, atlet berusia 26 tahun itu juga berhasil jadi yang tercepat, sehingga total ia menyabet empat medali emas.
Kemudian, keinginan keras Sun ditunjukkan kembali ketika ia menyanggupi untuk turun di nomor estafet renang 4x100 meter putra, yang tidak masuk ke dalam jadwal pertandingannya di Asian Games 2018. Tapi, Sun hanya bisa mempersembahkan perak untuk China.
ADVERTISEMENT
Joseph Schooling
Joseph Schooling, atlet renang Singapura. (Foto: Martin BUREAU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Joseph Schooling, atlet renang Singapura. (Foto: Martin BUREAU / AFP)
Sama seperti Sun Yang, Joseph Isaac Schooling datang ke Asian Games 2018 dengan membawa status sebagai peraih emas renang Olimpiade 2014 di nomor gaya kupu-kupu 100 meter putra.
Kegemilangan itu berhasil ia lanjutkan di Asian Games dengan menyabet emas di nomor yang sama. Namun tak hanya itu, hasratnya untuk menunjukkan penampilan terbaik juga bisa terlihat usai Schooling mencetak rekor baru di Asian Games dengan mencatatkan waktu 54,04 detik.
Selain itu, Schooling juga meraih satu emas di nomor gaya kupu-kupu 50 meter dan dua perunggu di nomor estafet 4x100 meter dan 4x200 meter gaya bebas.
Kento Momota
Kento Momota, pebulutangkis Jepang. (Foto: Sonny TUMBELAKA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kento Momota, pebulutangkis Jepang. (Foto: Sonny TUMBELAKA / AFP)
Dua pekan sebelum perhelatan cabor bulu tangkis nomor beregu putra dimulai, Kento Momota berhasil menjadi jawara pada kejuaraan dunia di China. Tak pelak, kehadiran sosoknya membuat Jepang menjadi salah satu unggulan di Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Pada babak 16 beregu putra, Jepang menang 3-0 atas Malaysia, kegemilangan ini berlanjut di perempat final dengan mengalahkan Korea Selatan 3-0. Tetapi, di babak semifinal Jepang dan Momota terjegal Indonesia, mereka kalah 1-3. Satu-satunya poin Jepang disumbangkan oleh Momota usai mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting.
Jepang dan Momota kudu puas dengan perunggu di nomor beregu putra. Tetapi, nasib baik Momota belum terjadi di Asian Games 2018, setelah di nomor tunggal perorangan ia pun gagal total usai disingkirkan oleh Ginting pada babak 16 besar dengan skor 21-18, 21-18.
Kembang api pada upacara penutupan Asian Games 2018 di Jakarta, Minggu (2/9). (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Kembang api pada upacara penutupan Asian Games 2018 di Jakarta, Minggu (2/9). (Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/M Agung Rajasa)
****
Dengan daya juang dan keseriusan yang ditunjukkan oleh nama-nama besar di atas, tanpa melupakan 10.000 atlet lain dari semua kontingen negara yang juga telah memberikan penampilan terbaiknya, membuat pamor Asian Games sebagai multievent terbesar kedua setelah Olimpiade, tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Di lain sisi, kondisi tersebut menjadi keuntungan buat Indonesia selaku tuan rumah, karena mampu menarik animo masyarakat dunia untuk menyaksikan Asian Games 2018 Jakarta Palembang. Momentum ini diperkuat dengan upacara pembukaan yang membuat Olympic Council of Asia (OCA) mengakui bahwa Indonesia mampu menjaga standar tinggi Asian Games.
Sementara itu, Asian Games 2018 sendiri bisa menjadi sebuah ajang besar yang dimanfaatkan oleh atlet untuk berbagai tujuan. Bisa sebagai tempat menghindar dari wajib militer seperti Son, atau Liliyana Natsir yang ingin membuktikan masih bisa berjaya, atau bagi atlet-atlet muda yang ingin mempersiapkan diri ke Olimpiade 2020.