Atlet Paralimpiade Malaysia Dapat Emas & Pecahkan Rekor, Tapi Didiskualifikasi

2 September 2021 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bendera Malaysia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera Malaysia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pepatah lama mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Sepertinya atlet Malaysia yang bersaing di Paralimpiade 2020, Muhammad Ziyad Zolkefli, telah mempelajari hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Zolkefli mewakili Malaysia di cabang olahraga atletik di nomor tolak peluru F20. Ia berhasil menembus final yang dihelat di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, pada Selasa (31/8) lalu.
Atlet 31 tahun tersebut sejatinya menorehkan catatan apik dengan lemparan 17,94 meter. Zolkefli telah memecahkan rekor dunia miliknya sendiri dengan setengah meter lebih.
Muhammad Ziyad Zolkefli, atlet tolak peluru Malaysia di Paralimpiade. Foto: Isntagram/@ziyadzolkefli
Ia tentu berhak atas medali emas dengan capaiannya itu. Akan tetapi, Zolkefli kemudian didiskualifikasi karena ia terlambat tiga menit untuk hadir di partai puncak.
Menurut laporan The Star, tim Ukraina mengajukan pengaduan untuk Zolkefli, Todd Hodgetts dari Australia, dan Jordi Patricio Congo Villalba dari Ekuador. Ketiganya diklasifikasikan sebagai Did Not Start (DNS).
Dengan diskualifikasi tersebut, Maksym Koval dari Ukraina memenangi medali emas dengan lemparan 17,34 meter. Kompatriotnya, Oleksandr Yarovyi mengalungi perak.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan lain dari Malaysiakini, World Para Athletics (WPA) telah menolak banding Zolkefli dan peraih emas di Paralimpiade Rio 2016 tersebut harus kehilangan medalinya.
WPA juga telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Banding ketiga atlet tersebut telah ditolak oleh para juri karena melanggar peraturan.
"Tiga Atlet dari Australia, Ekuador, dan Malaysia yang berlaga di tolak peluru memprotes final F20 karena banding mereka ditolak oleh Juri Banding WPA," tulis WPA dikutip dari laman resmi.
Muhammad Ziyad Zolkefli, atlet tolak peluru Malaysia di Paralimpiade. Foto: Isntagram/@ziyadzolkefli
"Keputusan tersebut didasarkan pada Peraturan WPA 5.5 'Gagal Melapor ke Call Room' yang menyatakan bahwa jika atlet tidak hadir di Call Room pada waktu yang relevan seperti yang dipublikasikan dalam jadwal, mereka akan diklasifikasikan sebagai DNS (Tidak Mulai)," lanjut pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sesuai peraturan tersebut, atlet diperbolehkan bertanding di bawah protes sementara wasit mempertimbangkan semua bukti mengapa atlet terlambat ke Call Room.
Setelah meninjau bukti, wasit memutuskan bahwa tidak ada alasan yang dapat dibenarkan atas kegagalan atlet untuk melapor ke Call Room tepat waktu. Juri banding kemudian menguatkan keputusan wasit dan ketiganya dinyatakan DNS.
Zolkefli sendiri juga telah buka suara soal masalah tersebut. Ia meminta maaf kepada rakyat Malaysia karena kelalaiannya dan berjanji akan terus berjuang.
"Saya minta maaf kepada semua orang Malaysia, terima kasih telah mendukung saya. Aku akan bangkit kembali. Terima kasih atas kata-kata penyemangatmu," tulis Zolkefli di Instagram.
Zolkefli sejatinya bukan atlet kaleng-kaleng. Ia adalah peraih medali emas di Kejuaraan Dunia IPC 2013 dan 2017. Ia juga menyabet emas di Asian Para Games 2014 dan 2018.
ADVERTISEMENT