Aturan Baru di Olimpiade 2020: Tak Boleh Ada Gestur Bermuatan Politis

14 Januari 2020 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cincin Olimpiade di dekat Stadion Olimpiade, Tokyo. Foto: AFP/Charly Triballeau
zoom-in-whitePerbesar
Cincin Olimpiade di dekat Stadion Olimpiade, Tokyo. Foto: AFP/Charly Triballeau
ADVERTISEMENT
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah merilis versi terbaru Rule 50 untuk menyambut Olimpiade 2020. Salah satu yang menarik perhatian ialah munculnya larangan bagi para atlet untuk menunjukkan gesture politik di area pertandingan.
ADVERTISEMENT
Spesifiknya, mereka dilarang berlutut, membuat simbol politis dengan tangan, atau mengenakan dan memegang tanda dan ban lengan. Larangan ini termasuk saat para atlet harus melakukan prosesi pengalungan medali dan di penginapan.
"Kami butuh kejelasan untuk menegakkan aturan dan mereka juga perlu itu. Aturan ini sendiri dibuat karena kami merasa atlet harus menghargai satu sama lain," kata Kirsty Coventry selaku Kepala Komisi Atlet di IOC, dikutip dari Al Jazeera.
Aturan iniditetapkan IOC karena ramainya aksi politis dalam event olahraga sepanjang 2019. Salah satunya dilakukan dua atlet asal Amerika Serikat di Pan American Games 2019.
Pemanah Race Imboden berlutut dan atlet tolak peluru Gwen Berry melepas tinju ke udara saat lagu kebangsaan Amerika Serikat diputar. Karena kejadian tersebut, baik Imboden dan Berry mendapatkan hukuman larangan tampil selama 12 bulan.
ADVERTISEMENT
Di ajang berbeda, yakni Kejuaraan Akuatik Dunia 2019, Mack Horton dan Duncan Scott menolak untuk berpose bersama Sun Yang di podium. Di mata keduanya, Sun bisa menjadi atlet unggulan karena menggunakan doping.
"Misi dari Olimpiade adalah menyatukan, bukannya memecah belah. Olimpiade ini merupakan satu-satunya ajang yang membuat seluruh dunia bisa bersama dalam kompetisi yang damai," kata Presiden IOC, Thomas Bach.
Tentu bakal ada sanksi serius bagi para atlet yang melanggar aturan ini. Hukuman ini nantinya bakal didiskusikan pihak IOC dan badan nasional Olimpiade di negara terkait.
Namun, selain di lapangan, para atlet masih boleh mengekspresikan pandangan politiknya saat jumpa media, pertemuan tim, hingga di media sosial pada Olimpiade 2020.
ADVERTISEMENT