news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bagi Quartararo, yang Terpenting Adalah Berduel Habis-habisan

7 Oktober 2019 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (kiri), dan pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, saat berlomba di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
zoom-in-whitePerbesar
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (kiri), dan pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, saat berlomba di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
ADVERTISEMENT
Di MotoGP Thailand 2019, Fabio Quartararo berduel sengit dengan pebalap yang begitu sering menutup balapan dengan podium puncak, Marc Marquez. Meski sudah cukup sering berduel dengan Marquez, barangkali tidak ada yang seintens ini.
ADVERTISEMENT
Quartararo turun ke lintasan Sirkuit Internasional Chang, Buriram, dengan keuntungan berlipat. Ia merengkuh pole position sehingga berhak memulai balapan dari garis terdepan. Ditambah lagi, motor Yamaha disebut-sebut sesuai dengan karakter Sirkuit Buriram.
Marquez tetap menjadi ancaman. Namun, jangan lupakan bahwa ia sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami crash di latihan bebas perdana. Bisa jadi, ia tidak akan seberani biasanya mengambil risiko.
Argumen itu relevan dengan jalannya balapan, setidaknya hingga lima putaran terakhir. Dengan meyakinkan Quartararo memimpin para pebalap.
Oke, performa impresif dan podium puncak memang tidak cukup hebat untuk mencegah Marquez menjadi juara dunia di akhir balapan. Namun, setidaknya Quartararo menyelesaikan balapan sebagai yang tercepat.
Pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, saat berpacu di MotoGP Thailand di Buriram International Circuit, Minggu, (6/10/2019). Foto: AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA
Sialnya, Marquez melakukan persis yang dikerjakannya musim lalu, tepatnya pada gelaran perdana GP Thailand. Sinyal bahaya sehebat-hebatnya itu mulai terlihat ketika balapan menyisakan empat putaran. Marquez menyalip Quartararo.
ADVERTISEMENT
Namun, Quartararo belum habis akal. Hanya dalam beberapa detik, pebalap Prancis itu kembali merebut posisi terdepan.
Ada banyak hal yang membuat Marquez mampu menutup tiga musim terakhir dengan gelar juara MotoGP. Salah satunya adalah kegilaan.
Gelar juara MotoGP 2019 masih akan direngkuh Marquez seandainya ia menutup balapan di posisi kedua karena runner up sementara, Andrea Dovizioso, ada di posisi empat. Toh, unggul finis dua setrip atas Dovizioso adalah syarat mutlak bagi Marquez untuk menyegel gelar juara di GP Thailand.
Duel sengit Quartararo dan Marquez di GP Thailand 2019. Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
Ternyata pikiran semacam itu tidak mendapat tempat dalam kepala Marquez. Kalau bisa menjadi nomor satu di Thailand, kenapa harus nomor dua? Kalau bisa meraih podium puncak di Buriram dan mahkota juara MotoGP sekaligus, mengapa merasa cukup hanya meraih mahkota juara?
ADVERTISEMENT
Quartararo akhirnya mengalami sendiri apa yang dirasakan Dovizioso musim lalu. Marquez menyalipnya di putaran terakhir. Quartararo tetap berupaya mengejar, merebut kembali apa yang dipertahankannya selama 25 lap.
Namun, dunia melihat sendiri bahwa Marquez melakoni balapan pada Minggu (6/10/2019) dengan skenario paling elegan. Ia menjadi pemenang GP Thailand dan juara MotoGP 2019 sekaligus.
"Saya sudah dekat dengan garis finis, jadi saya sangat frustrasi dengan balapan kali ini. Di sisi lain, saya juga gembira untuk duel sengit dengan Marc [Marquez] karena selain di Austin, ia selalu berhasil naik podium. Saya juga percaya, ia menjadi simbol bagi MotoGP," jelas Quartararo, dikutip dari Crash.
"Jujur saja, sekarang otak saya rasanya seperti berhenti. Saya sudah bertekad, saya akan berduel habis-habisan karena jika tidak, saya akan pulang dan tidak bisa tidur sampai GP Jepang," sambung Quartararo.
ADVERTISEMENT
Pebalap Petronas Yamaha, Fabio Quartararo. Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Fragmen sengit itu tidak cuma memunculkan ingatan tentang 'ulah' Marquez di GP Thailand 2018. GP Misano juga menampilkan cerita serupa. Balapan itu adalah panggung yang mementaskan pertarungan sengit antara Quartararo dan Marquez.
Quartararo bahkan memimpin hingga tiga lap terakhir. Akhirnya serupa dengan GP Thailand. Marquez berhasil menyalip Quartararo di tiga lap terakhir dan menutup balapan dengan status pemenang.
Meski demikian, Quartararo menandai perbedaan dalam kedua cerita tersebut. Menurutnya, ia tidak bertarung kelewat gigih di GP Misano. Quartararo tak mau mengulang cerita yang sama di Buriram. Itulah sebabnya ia tetap mencoba menyalip di Turn 12 meski hasil tak berpihak baginya.
Upaya sekuat-kuatnya itu yang membuat balapan kali ini tidak hanya memberi kekecewaan bagi Quartararo. Di dalamnya ada kegembiraan dan kebanggaan. Bahkan bukannya tidak mungkin Quartararo 'ketagihan' untuk melakoni duel sengit seperti ini melawan Marquez.
ADVERTISEMENT
Pesta kemenangan di podium GP Thailand 2019. Foto: Lillian SUWANRUMPHA / AFP
Emosi campur aduk demikian rasanya juga tidak hanya mampir pada Quartararo, tetapi juga Marquez. Mungkin itu alasan mengapa dalam perayaan gelar juaranya, Marquez sempat menghampiri Quartararo dan memeluk sang rookie.
Bisa jadi itu menjadi bentuk pengakuannya bahwa sebentar lagi, Quartararo-lah yang akan menjadi juara. Bisa jadi ia berterima kasih untuk pertarungan mengasyikkan ini. Apalah gunanya balapan jika tidak ada pertarungan sengit di dalamnya?
"Tentu saja emosi saya campur aduk. Kami, tim ini, bangga betul karena memberikan perlawanan hebat sampai putaran terakhir untuk pebalap yang sudah delapan kali menjadi juara," ujar Quartararo.