Raden Rara Isti Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara

Berapa Tarif Mbak Rara Jadi Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika? Capai 3 Digit

21 Maret 2022 7:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
Raden Rara Isti Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Raden Rara Isti Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB, sukses digelar, pada Minggu (20/3). Pebalap Red Bull KTM Factory Racing, Miguel Oliveira, keluar sebagai pemenang.
ADVERTISEMENT
Di balik ajang balap internasional ini, terselip kisah unik yang menjadi sorotan. Ya, dalam event ini, pawang hujan dilibatkan.
Dia adalah Raden Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara. kumparan berkesempatan mewawancarai Mba Rara usai perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Mbak Rara lahir di Papua, dan saat ini berdomisili di Jakarta. Mbak Rara pernah mengenyam pendidikan D3 Pariwisata. Ia mengaku akan segera melanjutkan studi S1 dengan mengambil jurusan psikologi.
Wanita berusia 39 tahun ini mengaku tiba di Mandalika pada 2 Maret 2022. Setelah tiba, Mbak Rara berkeliling ke tempat-tempat spiritual untuk berdoa.
Pawang hujan saat melakukan ritual tradisionalsaat sesi latihan untuk MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika di Kuta Mandalika di Lombok Tengah, Jumat (18/3/2022). Foto: Sony Tumbelaka/AFP
Mbak Rara mengawal proses pengaspalan, pembangunan infrastruktur hingga proses penurunan tenda usai event MotoGP di Sirkuit Mandalika.
ADVERTISEMENT
Lalu, timbul pertanyaan, berapa tarif Mbak Rara sebagai pawang hujan?
Mbak Rara mengatakan, pada perhelatan MotoGP di Mandalika ini, ia dipekerjakan selama 21 hari dengan bayaran sebesar Rp 5 juta dalam satu hari.
"Di sini [bayaran] saya tiga digit, satu hari saya dikasih Rp 5 juta. Tapi, di sini saya kerja dari pagi karena sama teman-teman PP itu pengaspalan 24 jam. Terus saya di sini tuh kayak melayani, jadi taman depan kan ada tukang taman, tukang ngecor, tukang lampu, tukang parkir, nah itu jamnya berbeda," kata Mbak Rara kepada kumparan, Minggu (20/3).
"Setiap hari saya berdoa dari jam 04.00 WITA, harusnya tidur jam 22.00-23.00, tapi di sini saya tidurnya jam 01.00, bangunnya itu 03.30 dan jam 04.00 itu sudah mulai berdoa," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, ini bukan kali pertama Mbak Rara dipanggil sebagai pawang hujan. Beberapa kegiatan kementerian atau lembaga di Indonesia turut memakai jasanya.
Pawang hujan saat melakukan ritual tradisionalsaat sesi latihan untuk MotoGP di Sirkuit Internasional Mandalika di Kuta Mandalika di Lombok Tengah, Jumat (18/3/2022). Foto: Sony Tumbelaka/AFP
Mbak Rara juga bercerita pernah menjadi pawang hujan konser Guns n Roses di Jakarta. Sat itu, ia mengaku mendapat bayaran cukup banyak.
"Saya pernah dibayar Guns n Roses lumayan, harusnya sekitar Rp 50 juta, tapi saya dapatnya RP 37 atau Rp 38 juta karena kan dipotong EO," tuturnya.
Selain itu, Mbak Rara juga mengaku dipanggil sebagai pawang hujan pada perhelatan Asian Games 2018, rangkaian Pilpres 2019 hingga pelantikan Presiden Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Jadi, Tuhan itu mempertemukan saya dengan rekan-rekan yang kepengin Indonesia itu punya pemimpin yang baik, jadi ketemu Tjahjo Kumolo di era 2014, kemudian ya PDIP, Pak Hasto, terus kemudian kemarin sampai pelantikan presiden, estafet berikutnya dengan Pak Erick Thohir," kata dia.
ADVERTISEMENT
Mbak Rara mengaku sempat vakum jadi pawang hujan dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun, ia akhirnya kembali menjadi pawang hujan menyusul banyaknya event vaksinasi di sejumlah kota.
Raden Rara Isti Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara. Foto: kumparan
"Sebelum diumumkan corona itu saya sudah benar-benar jarang kegiatan, lebih banyak dengan keluarga. Tapi, akhirnya event vaksin saya handle lagi, jadi ada event vaksin BUMN, ada vaksin TNI-Polri, nah itu membutuhkan jasa pawang hujan, karena kan masih ada sentra vaksinnya, jadi belum banyak dibutuhkan pawang hujan," ungkapnya.
"Saya handle di Stadion GBK vaksin bersama BUMN dan serbuan vaksin TNI. Saya juga handle vaksin BUMN di Purwokerto, di Semarang, di Surabaya, di Eldorado Bandung, dan di Jakarta. Jadi, saya jadi pawang hujan untuk 5 kota dan atas izin Tuhan berhasil," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten