BWF World Tour Finals: Tanpa Jepang & China, Bagaimana Kans Juara Wakil RI?

26 Januari 2021 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii pada pertandingan Thailand Open 2021, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (23/1). Foto: Erika Sawauchi/Badmintonphoto/BWF
zoom-in-whitePerbesar
Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii pada pertandingan Thailand Open 2021, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (23/1). Foto: Erika Sawauchi/Badmintonphoto/BWF
ADVERTISEMENT
BWF World Tour Finals akan diselenggarakan pada 27-31 Januari 2021 di Bangkok, Thailand. Pandemi corona memaksa turnamen bulu tangkis ini tak dihadiri oleh para pemain China dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Lantas, dengan begitu, apakah ini menjadi kans bagi wakil-wakil Indonesia untuk menyabet gelar juara di multisektor? Sebab, China dan Jepang begitu dominan dalam perhelatan BWF World Tour Finals dua tahun terakhir.
Pada 2018 dan 2019, tiga wakil China dan satu wakil Jepang selalu menyabet juara. Kalaupun ada wakil dari Jepang atau China yang gagal menjadi juara, beberapa di antara mereka setidaknya berhasil mencapai final.
Nah, kali ini, tidak ada satu pun wakil China dan Jepang di BWF World Tour Finals. Harusnya, sih, persaingannya menjadi semakin ketat. Artinya, tidak akan mudah juga bagi wakil RI menyabet juara. Berat.

Berkaca dari dua Thailand Open

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu juara YONEX Thailand Open. Foto: Dok BWF
Mari menilik dari dua Thailand Open yang berlangsung di Januari 2021. Dari dua kali perhelatan, Indonesia cuma punya satu juara: Greysia Polii/Apriyani Rahayu di sektor ganda putri.
ADVERTISEMENT
Sejumlah andalan Indonesia yang diprediksi bisa menjadi juara, seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, ternyata nirgelar. Apa yang terjadi?
Apa pandemi corona memengaruhi persiapan? Beberapa waktu lalu, Rionny Mainaky selaku Kabid Binpres PP PBSI mengisyaratkan faktor pandemi corona ini berpengaruh secara tidak langsung karena Thailand Open adalah turnamen pertama mereka setelah 10 bulan tidak bertanding.
Di sisi lain, Nova Widianto selaku pelatih ganda campuran tak mau menjadikan pandemi corona sebagai alasan. Sebab, bukan cuma Indonesia yang terdampak virus ini, negara lain juga. Nova malah bilang, ganda campuran Indonesia kurang greget, makanya kalah.

Analisis lawan wakil Indonesia di grup BWF World Tour Finals

Praveen Jordan dan Melati Daeva di Thailand Open. Foto: Dok. BWF
Di sektor ganda campuran, Praveen/Melati dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja tak bisa meremehkan lawan-lawan mereka. Pasangan yang disebut pertama bermain di Grup A, segrup dengan Marcus Ellis/Lauren Smith. Asal tahu saja, ganda campuran Inggris ini adalah pemuncak klasemen BWF World Tour Finals.
ADVERTISEMENT
Praveen/Melati juga harus kembali menghadapi Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, ganda Thailand yang mengalahkan mereka di final YONEX Thailand Open. Seo Seung Jae/Chae Yu Jung dari Korea juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Sementara, Hafiz/Gloria akan menghadapi dua ganda campuran Eropa yang juga sedang naik daun, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) dan Thom Giqcuel/Delphine Delrue (Prancis). Pasangan yang disebut kedua menumbangkan Praveen/Melati di 32 besar Toyota Thailand Open.
Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie dari Malaysia mungkin yang paling 'mudah', tetapi juga tak boleh diremehkan. Mereka saat ini menempati ranking 12 dunia.
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Foto: Dok. PBSI
Salah satu optimisme tertinggi Indonesia ada di ganda putri. Greysia/Apriyani tampil oke di dua Thailand Open teranyar. Mereka juga merupakan pemuncak ranking ganda putri untuk BWF World Tour Finals.
ADVERTISEMENT
Dua ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean dan Vivian Hoo/Yap Cheng Wen, mestinya bukan masalah utama Greysia/Apriyani. Dua ganda 'Negeri Jiran' itu lolos berkat satu dari tiga wakil Korea harus tersingkir karena regulasi dan mundurnya satu ganda putri Jepang, tetapi tetap tak boleh diremehkan.
Lee So Hee/Shin Seung Chan jelas yang harus paling diwaspadai Greysia/Apriyani. Ganda Korea ini menyingkirkan mereka di Toyota Thailand Open.
Kunci sukses Greysia/Apriyani ada di stamina. Pelatih Eng Hian menyebut kegagalan mereka menjuarai Toyota Thailand Open adalah karena kebugaran.
Ganda Putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii pada pertandingan Thailand Open 2021, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Sabtu (23/1). Foto: Erika Sawauchi/Badmintonphoto/BWF
Di sektor ganda putra, Indonesia menggantungkan harapan pada Ahsan/Hendra. Faktanya, mereka adalah satu-satunya wakil RI yang mampu menjuarai BWF World Tour Finals, yakni pada 2019.
ADVERTISEMENT
Pengalaman mereka di turnamen besar sudah tak perlu diragukan. Akan tetapi, Ahsan/Hendra harus berhati-hati dengan Ivan Sozonov/Vladimir Ivanov yang sempat memuncaki klasemen khusus BWF World Tour Finals. Walau begitu, mereka pernah mengalahkan ganda Rusia itu lima kali di pertemuan sebelumnya.
Selain itu, Ahsan/Hendra juga segrup dengan Aaron Chia/Sooh Woi Yik. Mereka adalah ganda putra terbaik Malaysia saat ini, sedang on fire, terbukti dari berhasil mencapai final Toyota Thailand Open.
Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae juga harus diwaspadai karena mereka adalah ganda putra terbaik Korea Selatan sekarang yang menempati peringkat 8 dunia. Ahsan/Hendra pernah bertemu mereka di Hong Kong Open 2019 dan hasilnya kalah.
Walaupun Ahsan/Hendra punya pengalaman menjuarai BWF World Tour Finals, bukan berarti akan mudah bagi mereka untuk menjuarainya lagi. Selain karena fakta soal para calon lawan, mereka sudah kepala tiga.
ADVERTISEMENT
Pelatih ganda putra PBSI, Herry IP, mengakui bahwa faktor usia adalah sebab mereka gagal berjaya di Thailand Open.
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pada pertandingan Thailand Open 2021, di Impact Arena, Bangkok, Kamis (14/1). Foto: Badmintonphoto/BWF
Pada sektor tunggal putra, Anthony Ginting akan berjuang seorang diri. Viktor Axelsen, Chou Tien Chen, dan Lee Zii Jia menunggunya di babak grup.
Axelsen adalah tunggal putra andalan Denmark yang menjuarai dua kali Thailand Open. Anthony bahkan disingkirkannya di Thailand Open yang pertama.
Walau begitu, pengamat sekaligus eks atlet bulu tangkis, Morten Frost, menilai Anthony punya kans mengalahkan Axelsen.
"Satu-satunya pemain yang memiliki kecepatan untuk mengalahkan Axelsen adalah Ginting," kata Frost.
Chou Tien Chen dari Taiwan juga mesti diwaspadai karena ia adalah tunggal putra ranking dua dunia. Sementara, Jia yang berperingkat 10 dunia mungkin adalah yang paling berpeluang dikalahkan Anthony yang berperingkat 6 dunia.
Pebulu Tangkis Indonesia Anthony Ginting pada pertandingan Thailand Open 2021, di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (15/1). Foto: Erika Sawauchi/Badmintonphoto/BWF
Melihat peta kekuatan yang ada, peluang wakil RI buat menjuarai BWF World Tour Finals diprediksi bakal cukup berat, meski tanpa kehadiran China dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kans untuk merengkuh juara tentu saja bukanlah hal mustahil. Selain Greysia/Apriyani, Indonesia boleh berharap kepada Ahsan/Hendra dan Praveen/Melati, sembari menunggu ada kejutan dari Hafiz/Gloria dan Anthony Ginting.
----
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.