China Dukung Penuh Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032

14 November 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Sapta Oktohari (Ketua Komite Olimpiade Indonesia) bertemu Menteri Administrasi Umum dan Olahraga China, Gou Zhongwen. Foto: Dok. Komite Olimpiade Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Raja Sapta Oktohari (Ketua Komite Olimpiade Indonesia) bertemu Menteri Administrasi Umum dan Olahraga China, Gou Zhongwen. Foto: Dok. Komite Olimpiade Indonesia
ADVERTISEMENT
Presiden Komite Olimpiade Indonesia (KOI)/National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari, melakukan kunjungan kerja ke China.
ADVERTISEMENT
Ia bertemu dengan Gou Zhongwen—Menteri Administrasi Umum dan Olahraga China yang juga Presiden NOC China—pada Kamis (14/11/2019) di Beijing.
Okto—sapaan Raja Sapta Oktohari—ditemani Duta Besar Indonesia untuk China, H.E. Djauhari Oratmangun, Kepala Bidang Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia untuk China, Arianto Surojo, dan Komite Eksekutif NOC Indonesia, Teuku Arlan Perkasa Lukman.
Dalam audiensi tersebut, pemerintah China yang diwakili Gou Zhongwen memberikan komitmen mendukung penuh Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
China menjadi negara pertama yang dikunjungi Okto secara resmi untuk meminta dukungan atas rencana Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
China dipilih lantaran punya pengalaman menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2008. Selain itu, Negeri Tirai Bambu punya prestasi olahraga yang tersohor di mata dunia.
ADVERTISEMENT
Gou Zhongwen mengatakan China sangat mendukung Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. China berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh buat Indonesia dan akan membantu melengkapi kebutuhan Indonesia melalui jaringan-jaringan yang dimiliki Zhongwen,” kata Okto, Kamis (14/11/2019).
China tak sembarang melempar dukungan. Negeri Tirai Bambu mendukung dengan alasan kekaguman dan kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games pada 2018.
Menurut Okto, China sangat puas dengan pelayanan, budaya, dan ramah-tamah yang dipertontonkan Indonesia selama menjadi tuan rumah multiajang empat tahunan se-Asia tersebut.
Bahkan, bentuk dukungan China sudah tampak nyata. Zhongwen menyebut China bersedia untuk menjalin kerja sama lanjutan lewat program pelatihan dan pertukaran atlet untuk semua cabang olahraga.
ADVERTISEMENT
Sebuah keuntungan pastinya buat Indonesia bola program tersebut terwujud. Pasalnya, China sudah menerapkan sport science yang sangat mendukung peningkatan prestasi atletnya di kancah dunia.
“Wajar prestasi olahraga China saat ini sangat bagus karena memang mereka sangat fokus. Dari yang saya lihat, sport science mereka luar biasa. Mereka memaksimalkan itu untuk mengukur dan meningkatkan kualitas atletnya dalam mencetak prestasi dunia,” tutur Okto.
Arlan Perkasa turut buka suara dalam pertemuan NOC Indonesia dan China. Ia menyebut bahwa NOC Indonesia bakal membuat sebuah kerja sama—menyebut detail komitmen bantuan--dengan NOC China.
Kerja sama itu bukan hanya kepentingan dukungan menuju Olimpiade 2032, tetapi juga program pengembangan olahraga di Indonesia.
“China merasa punya utang budi kepada Indonesia atas keberhasilan mereka di bulu tangkis. Apalagi olahraga di China sekarang menjadi salah satu alat propaganda untuk masyarakat muda. Banyak hal yang bisa kami ambil dan pelajari dari China untuk memajukan olahraga Indonesia,” ujar Arlan.
ADVERTISEMENT
Suasana pembukaan Asian Para Games III di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Sabtu (6/10/2018). Foto: Dok. Biro Pers Setpres
Sementara itu, Arianto Surojo mengungkapkan Indonesia juga bakal mendukung kesuksesan Negara Tirai Bambu dalam penyelenggaraan Asian Games 2022 di Hangzhou. Dukungan Indonesia juga mengalir saat China menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022.
“Mereka meminta bantuan ke Indonesia karena dianggap sukses dalam menyelenggarakan Asian Games 2018. Mereka mengatakan akan belajar dari Indonesia dan akan mendukung penuh Indonesia untuk jadi tuan rumah Olimpiade 2032,” kata Arianto.
Terlepas dari itu, China memberi pelajaran soal penggunaan fasilitas olahraga. Negeri Tirai Bambu punya regulasi bahwa pemerintah menanggung 2/3 biaya sewa fasilitas olahraga bila yang memakai para atlet elite. Lalu, sisa 1/3 biaya sewa yang dipakai untuk pemeliharaan fasilitas diambil dari masyarakat umum atau selain atlet elite.
ADVERTISEMENT