China Terbuka: Fitriani Kalah, Wakil Tunggal Putri Indonesia Habis

18 September 2019 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putri Indonesia, Fitriani. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/pras.
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putri Indonesia, Fitriani. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/pras.
ADVERTISEMENT
What happens in the first game stays in the first game. Itulah kesimpulan dari laga babak pertama China Terbuka 2019 yang mempertemukan Fitriani dengan Kim Ga Eun.
ADVERTISEMENT
Fitriani menutup gim pertama laga yang berlangsung pada Rabu (18/9/2019) dengan kemenangan telak 21-12. Eun tahu bahwa laga belum tuntas. Kemenangan masih bisa direbut.
Prinsip itulah yang diejawantahkannya di atas Court 2 Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, China. Kekalahan di gim pertama dibalasnya dengan kemenangan 21-12 dan 21-13 di gim kedua dan ketiga.
Itu berarti, Indonesia kehilangan seluruh wakilnya di nomor tunggal putri.
Fitriani mengawali langkahnya dengan meyakinkan. Keunggulan 9-2 dibukukannya dengan cepat di gim pertama. Di sisi lain, Eun masih rentan melakukan kesalahan sendiri.
Tunggal putri Indonesia, Fitriani. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/pras.
Situasi tersebut berlanjut usai interval yang ditutup Fitriani dengan keunggulan 11-2. Meski Eun mulai mengumpulkan poin, Fitriani masih dominan sampai memimpin 18-10 hingga akhirnya menyelesaikan gim pertama dengan kemenangan 21-12.
ADVERTISEMENT
Performa Fitriani di gim pertama menghidupkan asa bahwa Indonesia tidak akan kehilangan seluruh wakil tunggal putrinya di babak pertama. Namun, jangan buru-buru mengambil kesimpulan dulu.
Berbeda dengan gim pertama, gim kedua berawal ketat. Itu terlihat dari kedudukan yang sempat imbang 4-4. Situasi itu tidak menjadi satu-satunya masalah. Eun mulai menemukan ritme dan perlahan-lahan menggiring Fitriani dalam jebakannya.
Di sini, Eun menginisiasi permainan reli panjang yang didominasi dengan pukulan menyilang dengan arah menyebar. Tujuannya untuk mematikan langkah Fitriani. Hasilnya tidak mengecewakan. Eun meraih dua angka beruntun dan membukukan keunggulan sementara 6-4.
Keunggulan itu masih berlanjut hingga 9-7. Proses Eun meraih poin kesembilan itu juga tidak serumit reli-reli sebelumnya. Cukup dengan empat atau pukulan menyilang dari jarak jauh, Fitriani sudah mati langkah.
ADVERTISEMENT
Namun, Fitriani berhasil menyamakan kedudukan jadi 9-9. Poin penyeimbang itu didapatnya dengan cara yang mengasyikkan. Begitu berhasil meredam serangan Eun, Fitriani langsung menyerang balik.
Serangan itu tidak dibangunnya dalam reli-reli panjang. Ia langsung menyentak dari depan net dan melepaskan dropshot yang mengarah ke tubuh Eun.
Sayangnya, Fitriani malah kehilangan dua angka beruntun setelahnya. Itu berarti interval selesai dengan keunggulan 11-9 untuk Eun.
Performa Fitriani tidak membaik usai interval. Ia cuma berhasil menambah tiga poin di sepanjang sisa gim kedua. Yang menjadi masalah terbesar Fitriani bukannya unforced error, melainkan forced error.
Tekanan dan ritme permainan lawan acap membuatnya kehilangan kendali permainan. Akibatnya fatal, mulai dari pengembalian yang tak sempurna, salah membaca arah shuttlecock hingga terlambat merespons pukulan lawan.
ADVERTISEMENT
Tidak heran jika lawan bisa memimpin mulus, dari 12-10 hingga 18-10. Itu belum seberapa. Kekalahan 12-21 di gim pertama dibalas Eun dengan kemenangan 21-12 di gim kedua. Classy.
Fitriani mulai menunjukkan permainan berani pada gim ketiga. Hentakan jumping smash-nya yang menyasar tubuh Eun berkelas betul.
Pebulu tangkis Indonesia, Fitriani. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Fitriani tak mau berlama-lama terbawa ritme permainan Eun. Begitu mendapatkan momentum ia langsung menyerang balik. Barangkali manuver ini seperti mencetak gol dengan sekali sentuhan di laga sepak bola. Dengan cara seperti itu, Fitriani unggul 5-3.
Masalah inkonsistensi datang lagi setelah Fitriani memimpin 6-4. Eun berhasil mendapat tiga poin beruntun sehingga memimpin balik menjadi 7-6.
Sejumlah momen di gim ketiga semakin menegaskan seberbahaya apa pukulan menyilang Eun. Arahnya begitu sulit ditebak oleh Fitriani. Salah satu kasusnya muncul saat Eun mengamankan keunggulan 9-7.
ADVERTISEMENT
Eun melepaskan pukulan jauh dari kiri lapangannya. Area yang disasarnya jitu betul: sudut kiri depan net. Disebut jitu karena Fitriani terlanjur mengambil posisi di area kiri tengah sehingga terlambat menjangkau bola.
Tertinggal 7-11 di interval, Fitriani mencoba menyerang balik. Yang disesalkan, sejumlah bangunan serangannya justru tanggung sehingga menjadi sasaran injeksi bagi serangan balik Eun.
Ini terlihat saat Eun mengamankan keunggulan 12-9. Pukulan jauh Fitriani justru dibalas dengan smash yang tidak terjangkau.
Begitu pula saat Eun menyegel keunggulan 13-9. Kasusnya memang sedikit beda. Smash tanggung Fitriani dibalas dengan smash kencang Eun. Fitriani memang bisa menggapai shuttlecock, tetapi ia kehilangan kendali sehingga shuttlecock terpental ke luar lapangan.
Fitriani sebenarnya bisa merengkuh dua angka beruntun dan memangkas ketertinggalan menjadi 12-17 lewat penempatan shuttlecock yang tricky. Namun, manuver serupa menjadi senjata makan poin di duel berikutnya. Penempatan shuttlecock-nya out sehingga Eun mencuri angka.
ADVERTISEMENT
Perlawanan sengit ditunjukkan Fitriani saat mengubah kedudukan 12-19 menjadi 13-19. Kejaran bolanya begitu agresif dan pukulannya berani. Upayanya tidak sia-sia karena Eun terlambat menjangkau shuttlecock kirimannya.
Sayangnya, itu menjadi torehan terakhir Fitriani di laga ini. Dua pengembalian yang membuat shuttlecock membentur net mengganjar Eun dengan dua poin beruntun yang berarti tiket babak kedua.