China Terbuka: Praveen/Melati Gugur, Rinov/Pitha ke Babak Kedua

17 September 2019 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menutup babak pertama China Terbuka 2019 dengan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Satwiksairaj Rankireddy/Ashwini Ponnappa menang 22-20, 17-21, 21-17 pada Selasa (17/9/2019). Kekalahan di atas Court 2 Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, China, itu membuat Praveen/Melati jadi wakil Indonesia pertama yang gugur.
Praveen/Melati memulai laga melawan wakil India itu dengan meyakinkan lewat keunggulan 4-1. Masalahnya, permainan mereka rentan eror sejak awal.
Saat memimpin 5-2, misalnya. Pengembalian tanggung Melati malah membentur net.
Contoh lainnya waktu mereka unggul 6-3. Rankireddy/Ponnappa bermain menekan dalam kedudukan tersebut. Rankireddy mengganjar Praveen dengan rangkaian dropshot kencang dari tengah lapangan.
Dropshot pertama masih dapat dikembalikan Praveen lewat pukulan yang dilakukannya dengan menyilangkan raket ke punggung. Dropshot kedua lain cerita. Manuver serupa tidak sanggup menyeberangkan shuttlecock ke lapangan lawan.
ADVERTISEMENT
Dari sini situasinya mulai mencemaskan. Rankireddy/Ponnappa tidak cuma menyamakan kedudukan menjadi 7-7, tetapi juga memimpin 9-7.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Foto: Dok. PBSI
Dua kesalahan beruntun lawan membuat Praveen/Melati menyamakan kedudukan 9-9. Yang pertama, pengembalian Ponnappa membentur net. Yang kedua, giliran Rankireddy yang gagal menyeberangkan shuttlecock ke bidang permainan lawan.
Meski demikian, Praveen/Melati tidak berhasil menutup interval dengan keunggulan. Praveen terlambat mengejar shuttlecock yang dikirim Ponnappa sehingga lawan merengkuh keunggulan 11-10.
Praveen/Melati menjawab ketertinggalan dengan permainan cepat usai interval. Dua angka beruntun berhasil direngkuh berkat permainan depan net Melati yang merepotkan lawan. Sementara, poin ke-13 didapat karena pengembalian lawan tidak terukur sehingga shuttlecock jatuh di belakang bidang permainan.
Raihan poin Praveen/Melati belum berhenti. Dua poin beruntun didapat dan menggeser skor menjadi 15-11. Praveen memastikan timnya mendapat angka ke-15 via dropshot yang terlambat direspons Rankireddy/Ponnappa.
ADVERTISEMENT
Akurasi pukulan Melati bertaji dan mengantar mereka pada keunggulan 17-12. Alih-alih melepaskan smash jauh, Melati memilih untuk melesakkan smash tanggung dari tengah lapangan. Pukulan itu gagal diamankan lawan karena menyasar area yang tidak tertebak: Depan net.
Praveen membuktikan lagi bahwa smash-nya patut buat ditakuti. Dalam kedudukan 18-15 ia melepaskan lawan dengan rangkaian jumping smash yang menyasar tubuh Rankireddy.
Awalnya, sih, Rankireddy bisa menahan. Namun, pertahanannya mulai goyah pada pukulan keempat. Praveen tidak menyia-nyiakan momentum. Tekanan tetap dilancarkan, poin berhasil diamankan.
Salah besar jika menyangka semuanya berjalan baik-baik saja buat Praveen/Melati. Ancaman serius kembali datang. Praveen/Melati kehilangan tiga angka beruntun sehingga skor berubah menjadi 18-19.
Memang masih ada gim kedua yang bisa dimenangi. Namun, situasi akan lebih menguntungkan jika Praveen/Melati bisa menutup gim pertama dengan kemenangan.
ADVERTISEMENT
Laga terpaksa beralih ke deuce karena pengembalian tanggung Melati mengganjar lawan dengan poin penyama kedudukan 20-20.
Yang ditakutkan akhirnya muncul. Jumping smash Ponnappa terlambat diantisipasi Praveen/Melati. Itu berarti, gim pertama selesai dengan kemenangan 22-20 untuk Rankireddy/Ponnappa.
Kekalahan di gim pertama menjadi sinyal tanda bahaya paling jelas. Praveen/Melati tidak punya pilihan selain menutup gim kedua dengan kemenangan.
Keunggulan 11-8 di interval pertama memang jadi pertanda baik. Namun, siapa pun tahu itu bukan jaminan.
Bermain ringkas berkorelasi positif pada efektivitas. Dua poin beruntun yang didapat Praveen/Melati usai demikian datang dengan cara demikian. Bermodalkan permainan seperti itu, Praveen/Melati melaju hingga 15-10.
Salah satu fragmen terbaik muncul saat mengamankan keunggulan 16-11. Praveen mengganjar lawan dengan smash menukik yang membongkar pertahanan Rankireddy/Ponnappa. Sementara, Melati bersiaga mengamankan area depan yang tak jarang disasar lawan untuk mencuri poin.
ADVERTISEMENT
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Foto: Dok. PBSI
Hasilnya manis. Rankireddy sampai terjatuh menghadapi tubian serangan lawan. Di titik itulah Rankireddy gagal menyambut shuttlecock kiriman lawan.
Apakah situasi langsung berpihak pada Praveen/Melati? Tentu tidak.
Lawan sanggup membikin suporter Indonesia geregetan karena eror yang dibuat Praveen/Melati. Situasi jelas membahayakan karena Rankireddy/Ponnappa mengejar 17-19, terlebih bila mengingat Praveen/Melati sudah kalah di gim pertama.
Untunglah Praveen/Melati tidak benar-benar kandas di gim kedua. Pukulan lob Melati yang gagal diantisipasi Rankireddy mengganjar kubu Indonesia dengan game point 20-17. Kelegaan itu datang ketika pukulan jumping smash Praveen juga gagal diselamatkan Rankireddy/Ponnappa.
Oke, kemenangan 21-17 di gim kedua memberi kesempatan baru bagi Praveen/Melati. Ini gim ketiga, gim penentuan. Kalau kalah di sini, babak pertama menjadi pijakan pertama sekaligus terakhir Praveen/Melati di China Terbuka 2019. 'Kan suram kalau ceritanya seperti itu.
ADVERTISEMENT
Krusialnya laga terlihat dari torehan poin sejak awal gim: Dari kedudukan 1-1 menjadi 2-2. Bahkan reli sengit menjadi warna yang dominan hanya untuk sampai pada kedudukan tadi.
Tertinggal 2-5, Praveen/Melati mengejar jadi 4-5. Dua kesalahan beruntun lawan menjadi penyebab mengapa dua poin itu masuk ke kantong Praveen/Melati.
Yang disayangkan, Praveen/Melati urung mendapatkan ritme permainan terbaik mereka. Unggulan keenam turnamen ini malah berulang kali membuat kesalahan sendiri.
Usai tampil cemerlang dan merebut satu poin, Praveen/Melati justru drop dan melakukan eror. Contohnya, ketika Praveen/Melati mengubah kedudukan jadi 6-7.
Agresivitas Praveen tidak mampu diredam oleh lawan sehingga jumping smash-nya berakhir dengan torehan poin keenam. Setelahnya, Praveen/Melati berulang kali melakukan kesalahan sepele, tetapi menguntungkan lawan. Tak heran jika Rankireddy/Ponnappa memimpin 11-6 di interval.
ADVERTISEMENT
Praveen/Melati memang bisa merengkuh empat angka usai interval. Namun, Rankireddy/Ponnappa juga belum berhenti mendulang angka. Keduanya tampil dominan sehingga sanggup menyegel keunggulan 16-10.
Asalkan tidak eror, performa Praveen/Melati ampuh mematikan permainan lawan. Pertahanan Melati yang dipadukan dengan serangan sengit Praveen mengganjar mereka dengan dua angka beruntun, dari 11-17 menjadi 13-17. Itu belum ditambah dengan kesalahan servis lawan yang menggeser kedudukan jadi 14-17.
Nah, kecenderungan menyebalkan itu datang lagi dalam situasi genting. Kubu Indonesia kembali gigit jari karena pukulan kencang Praveen tidak akurat sehingga shuttlecock membentur net. Karena kesalahan ini lawan jadi memimpin 18-14.
Praveen/Melati memang bisa merapatkan jarak menjadi 17-20. Sayangnya, kebangkitan itu terlambat.
Rankireddy/Ponnappa belum kehilangan momentum dan dapat memancing Praveen Melati melakukan kesalahan. Pengembalian jarak dekat Melati yang tidak melewati net memastikan langkah mereka selesai di babak pertama karena gim ketiga tuntas dengan kemenangan 21-17 untuk Rankireddy/Ponnappa.
ADVERTISEMENT
Lewat duel tiga gim, Rinov/Pitha bekuk ganda Malaysia
Ganda campuran Indonesia, Rinov/Pitha. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak/pd.
Ganda campuran Indonesia belum kandas sepenuhnya di China Terbuka 2019. Sebelum kekalahan Praveen/Melati, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari sudah memastikan slot di babak kedua.
Ganda campuran modern membutuhkan keseimbangan dalam permainan putra dan putri. Itu berarti, tidak ada cerita pemain putri hanya bersiaga di depan net. Entah berapa kali Susy Susanti menekankan skuat ganda campuran Indonesia mesti mampu beradaptasi dengan kondisi demikian.
Pitha memberi isyarat bahwa ia bisa dan layak memikul tanggung jawab tersebut, bahwa ia bisa menampilkan performa yang tak ketinggalan zaman di era bulu tangkis modern. Setidaknya itulah yang ia tunjukkan di babak pertama China Terbuka 2019.
Pitha peduli setan dengan permainan agresif lawan. Rangkaian pukulan menyilang d an variasi pukulan jauh dihadapinya dengan brilian. Jangan heran pula jika Pitha sering mengambil alih permainan area belakang demi mengejar shuttlecock kiriman lawan.
ADVERTISEMENT
Ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Foto: Dok. PBSI
Jatuh bangunnya tidak berakhir sia-sia. Bersama Rinov, Pitha menyegel tiket babak kedua. Ganda campuran Malaysia, Tan Kiang Meng/Lai Pei Jing, disingkirkan lewat kemenangan 21-18, 16-21, 21-12.
Berkat hasil positif yang didapat pada Selasa (17/9/2019) di Court 1 Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium , Changzhou, China, itu, Rinov/Pitha berhak melangkah ke babak 16 besar. Yang menjadi lawan adalah pemenang laga antara Seo Seung Jae/Chae Yu Jung dan Ou Xuanyi/Feng Xueying.