news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Kafe di Kota Kembang, Liga1PES Siap Hadapi Asian Games

4 Agustus 2018 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Game Pro Evolution Soccer 2017. (Foto: Konami)
zoom-in-whitePerbesar
Game Pro Evolution Soccer 2017. (Foto: Konami)
ADVERTISEMENT
Berawal dari kafe, MaenBola Gaming Eatery & Drink menjelma menjadi Liga1PES, sebuah wadah resmi komunitas Pro Evolution Soccer (PES) terbesar yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Musim ini saja, turnamen Liga1PES Indonesia 2018 diikuti oleh 3.000 peserta.
ADVERTISEMENT
Kota Kembang, Bandung, menjadi tempat MaenBola untuk menancapkan akarnya. Di Ruko Paskal Hypersquare Pasir Kaliki, Bandung, Valentinus Sanusi, founder MaenBola, tergelitik melihat para pengunjung datang untuk sekadar bermain bola digital.
“Apa bedanya dengan warnet,” begitu batin Valentinus bergelut memikirkan perkembangan konsep kafe miliknya pada 2008 lalu. Bermula dari event-event kecil yang diselenggarakan MaenBola, banyak pemain PES yang terjaring. Ditambah, saat itu tidak ada komunitas resmi bagi PES Indonesia.
Dan akhirnya, gaung MaenBola terdengar hingga ke penjuru Indonesia pada 2010. Event yang dibuat Valentinus juga menjadi magnet bagi para gamer dari luar Bandung. Perkembangan pesat komunitas PES itu pun dilirik oleh Konami hingga diresmikan menjadi operator turnamen PES di Indonesia. Barulah pada 2016, MaenBola bermetamorfosis menjadi Liga1PES saat ini.
ADVERTISEMENT
"Model seperti sekarang baru tiga tahun terakhir, dari 2016. Kami tidak bilang organisasi, tetap sebutnya komunitas. Karena dulu bikin wadahnya pun mencontoh dari luar negeri, mereka punya website. Tapi, saat kami minta bergabung, ternyata mereka hanya bikin untuk regional mereka," ucap Valentinus kepada kumparanSPORT.
"Jadi, kami bikin sendiri. Akhirnya malah mereka (Konami) yang kontak kami. Bahkan, kami sempat diberi lisensi dari Konami untuk Asia. Tapi, pada 2017 Konami pusatnya dari Jepang ambil alih. Jadi, brand yang diberi ke kami diambil kembali," imbuh pria yang akrab disapa Koh Valent itu.
Perkembangan Liga1PES punya andil besar dalam perkembangan turnamen sepak bola jari alias sepak bola digital di Tanah Air. Dari namanya saja, Liga1PES sama seperti turnamen level tertinggi sepak bola (sungguhan) di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setiap turnamen Liga1PES pun mendapat rekomendasi dari Indonesia e-Sports Association (IeSPA) di bawah naungan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Tahun ini, Liga1PES Indonesia 2018 diikuti lebih dari 3.000 pemain yang berasal dari 37 kota di 15 regional. Di final, hanya tersedia 20 kursi bagi 'pesepak bola' terbaik.
Suasana acara IVPL . (Foto: Retno Wulandhari/ Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara IVPL . (Foto: Retno Wulandhari/ Kumparan)
Selama menggelar hajatan, Koh Valent sendiri tak mendapat halangan berarti. Tantangan terbesar hanya bagaimana memberikan keberanian kepada komunitas di daerah, yang sejatinya sulit menjangkau geliat utama di Ibu Kota maupun Bandung. Selain itu, ia harus percaya kepada komunitas daerah.
"Di Kalimantan dan Sulawesi misalnya, kami harus percaya penuh pada komunitas di sana. Dari situ kami harus beri standarisasi dan keberanian ke lapangan. Kami lihat komitmen juga. Orang di daerah yang kami tunjuk juga tidak sembarang, kami pasti sudah kenal. Prinsipnya kami ingin liga lebih profesional, kalau tidak kenal track record takutnya bikin nama Liga1PES jelek," katanya.
ADVERTISEMENT
"Sementara, value kami itu ingin edukasi gamers jadi lebih profesional, tidak sekadar bikin event gaming. Kami ingin ada kompetisi lebih positif, berjenjang, dan ada karier. Kami ingin buat para gamers berprestasi, kalau cuma main game 'kan di rental juga banyak," selorohnya.
Dari situ, muncul keinginan Koh Valent untuk berkunjung langsung ke komunitas PES di daerah, meski saat ini, ia juga gencar membagikan pengalamannya via media sosial dan grup WhatsApp. Momen-momen seru di turnamen juga tak pernah alpa dibagikan di akun Instagram dan Youtube Liga1PES.
Berbagai turnamen PES dunia juga diikuti beberapa pemain Indonesia. Di situ, mereka melawan gamer profesional lain dari Vietnam, Jepang, Italia, Brasil, hingga Spanyol. Kini, PES akan menghadapi tugas besar lainnya, yakni menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) eSports dan merebut medali jelang Asian Games 2022.
ADVERTISEMENT
Borussia Dortmund di 'Pro Evolution Soccer'. (Foto: Konami)
zoom-in-whitePerbesar
Borussia Dortmund di 'Pro Evolution Soccer'. (Foto: Konami)
Sementara di Asian Games 2018 yang dihelat di Jakarta dan Palembang, PES dan lima game lain, yakni Arena of Valor (AoV), League of Legends (LoL), Clash Royale, Hearthstone, dan StarCraft baru menjadi cabor ekshibisi.
Pertandingan PES sendiri dimulai dari babak grup diikuti delapan negara yang dibagi ke dalam dua grup, masing-masing empat tim dengan sistem round-robin. Di setiap putaran, akan dipilih Best of Three (BO3) hingga terpilih dua peringkat terbaik berdasarkan jumlah pertandingan menang (W), total selisih menang-kalah pada setiap pertandingan (W-L), total selisih gol pada setiap pertandingan (GS-GC), dan jumlah total memasukkan gol (GS).
Klub yang bisa dipilih hanya sembilan, yaitu Barcelona, Liverpool, Arsenal, Schalke, Inter Milan, AC Milan, Corinthians, River Plate, dan Colo-colo. Untuk In-Game Settings, di antaranya menggunakan match level Super Star berdurasi 10 menit di PES League Stadium malam hari, rumput normal di musim panas, ball type Tripletta, serta dengan pengaturan kamera dynamic wide.
ADVERTISEMENT
Meski hanya sebagai turnamen hiburan, Liga1PES siap menunjukkan taji atlet terbaiknya untuk melawan para pemain PES andal lain dari Asia. Untuk PES, pertandingan berlangsung di Britama Arena, Jakarta, Sabtu 1 September 2018. Nantinya, Setia Widianto (Bandung) dan Elga Cahya Putra (Lampung) akan menjadi atlet PES alias pesepak bola digitalnya Indonesia. Jadi, siap merebut trofi?