Daya Juang Pebulu Tangkis RI di Thailand Dikritik: Goyah, Naik-Turun

1 Februari 2021 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebulu Tangkis Indonesia Anthony Ginting pada pertandingan BWF World Tour Finals  di Impact Arena, Bangkok, Thailand.  Foto: Raphael Sachetat/Badmintonphoto/BWF
zoom-in-whitePerbesar
Pebulu Tangkis Indonesia Anthony Ginting pada pertandingan BWF World Tour Finals di Impact Arena, Bangkok, Thailand. Foto: Raphael Sachetat/Badmintonphoto/BWF
ADVERTISEMENT
Para pebulu tangkis Indonesia telah berjuang di tiga ajang BWF di Thailand. Hasilnya, cuma satu gelar juara yang berhasil disabet.
ADVERTISEMENT
Ada tiga ajang yang berlangsung di Januari 2021: YONEX Thailand Open (tanggal 12-17), Toyota Thailand Open (19-24), BWF World Tour Finals (27-31).
Hasilnya, wakil RI hanya membawa trofi juara dari ajang yang pertama. Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi juara sektor ganda putri.
Selebihnya dan setelahnya, nihil gelar. Apa yang terjadi? Padahal, kontingen China dan Jepang tak ambil bagian, harapannya ada lebih dari satu gelar yang bisa dimenangi.
COV Greysia Polii dan Apriyani Rahayu juara Thailand Open. Foto: Dok. BWF
"Kalau melihat dari permainan pertama di YONEX Thailand Open, ketika mereka harus masuk karantina dulu, kemudian baru latihan, sebetulnya memang tidak terlalu mengganggu. Tapi seperti tidak bebas dari sisi latihan, dan memang waktu untuk latihannya pun sedikit," kata Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky, dikutip dari laman web PBSI.
ADVERTISEMENT
"Tapi secara menyeluruh memang ada penurunan di daya juang, kecuali Greysia/Apriyani, dari sisi konsentrasinya mereka juga bisa konsisten, sampai akhirnya juara. Kalau yang lain masih terlihat goyah. Daya juang ada, tapi terlihat masih naik turun. Mau naik dan bangkit itu susah," tambah Rionny.
Begitulah keluhan Rionny. Alhasil, karena daya juang kurang, target juara yang diharapkan menjadi tidak maksimal diraih.
"Untuk Toyota Thailand Open, dengan target dua medali, justru malah kalah di semifinal dua-duanya (ganda putra dan ganda putri)," terang Rionny.
Ganda campuran Indonesia Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle Widjaja pada pertandingan BWF World Tour Finals di Impact Arena, Bangkok, Thailand. Foto: Erika Sawauchi/Badmintonphoto/BWF
Sebagai informasi, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kalah dari Lee Yang/Wang Chi-Lin asal Taiwan di semifinal Toyota Thailand Open, sedangkan Greysia/Apriyani kalah dari Lee So Hee/Shin Seung Chan asal Korea.
Wabil khusus Ahsan/Hendra, mereka menyentuh partai puncak BWF World Tour Finals. Namun, ganda putra ranking dua dunia itu kalah dari Lee Yang/Wang Chi-Lin lagi.
ADVERTISEMENT
"Untuk World Tour Finals ini karena saya juga tidak hadir di sana, jadi saya belum koordinasi langsung. Memang yang diharapkan untuk masuk ke final ini, mereka gagal tidak ada yang lolos," ucap Rionny.
Selain itu, di sektor ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva dan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja yang masuk ranking 10 besar dunia juga gagal menjadi juara. Sektor tunggal juga bernasib serupa.
Praveen Jordan dan Melati Daeva di Thailand Open. Foto: Dok. BWF
Rionny tak menafikan bahwa teknik, tenaga, hingga bahkan asupan gizi dari lawan-lawan kontingen RI memang oke. Akan tetapi, ia tetap menekankan pada masalah daya juang dan motivasi.
"Saya rasa intinya adalah bagaimana motivasi para atletnya. Terutama motivasi untuk daya juangnya. Jadi harus kita gali lagi, apa yang bisa membuat mereka lebih semangat lagi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT