Di Balik Layar NBA Bubble: Begini Cara Siapkan 4.000 Makanan per Pekan

7 Oktober 2020 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan NBA antara Los Angeles Lakers dan Los Angeles Clippers.  Foto: Kirby Lee-USA TODAY Sports
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan NBA antara Los Angeles Lakers dan Los Angeles Clippers. Foto: Kirby Lee-USA TODAY Sports
ADVERTISEMENT
NBA musim 2019/20 akan segera berakhir. Saat stori ini dinaikkan, LA Lakers sedang unggul 3-1 dari Miami Heat di final. Besar kemungkinan, trofi juara memang akan dibawa pulang anak asuh Frank Vogel ke Los Angeles.
ADVERTISEMENT
NBA sejatinya adalah kompetisi olahraga yang nyaris tak melanjukan musimnya karena dampak pandemi corona. Namun akhirnya, turnamen basket paling bergengsi di Amerika Serikat ini bisa lanjut dengan beberapa penyesuaian.
Salah satunya, dengan menerapkan konsep NBA Bubble. Jadi, 22 tim yang berpeluang untuk masuk ke babak playoff NBA 2019/20 dikumpulkan dalam satu kawasan steril yang telah ditetapkan: Walt Disney World, Orlando, Amerika Serikat.
Pokoknya, 22 tim itu dikarantina di sana. Latihan, tanding, tidur, sampai makan di sana dan tak boleh ke mana-mana. Para pemain dan tim NBA sudah mulai menggunakan fasilitas di sana sejak Juli 2020.

Para pemain NBA menghuni NBA Bubble

ESPN Wide World of Sports Complex at Walt Disney World, area NBA Bubble. Foto: Wikimedia Commons/
Para pemain NBA tak boleh meninggalkan area Walt Disney World. Bagaimana mereka akan dapat asupan? Sebab, makanan adalah hal penting yang memengaruhi performa pemain di lapangan dan kudu diurus dengan baik serta steril.
ADVERTISEMENT
Terlebih, para atlet basket itu makannya tak sedikit karena butuh kalori besar untuk beraktivitas. Jangan lupa juga, orang yang perlu dikasih makan enggak cuma pemain. Pelatih, staf, hingga ofisial NBA pun perlu mangan.
Bayangkan, berapa makanan yang mesti diproduksi oleh para koki di NBA Bubble? Business Insider memaparkan bahwa ada sekitar 4.000 makanan per pekan yang mesti disaji di 'asrama para bintang NBA' itu.
Bagaimana proses kerjanya? Begini ceritanya, dikutip langsung dari laporan Business Insider.

Alexia Grant (Chef Lex) adalah bintang dapur NBA Bubble

Alexia Grant (Chef Lex). Foto: Instagram/@cheflexgrant
Jadi, untuk memberi makan orang-orang di sana, NBA mendatangkan 10 koki. Salah satunya adalah Alexia Grant alias Chef Lex.
Perempuan ini bukan koki sembarangan, kaya pengalaman, dan reputasinya tak perlu diragukan. Chef Lex sebelumnya pernah memasak untuk tim Portland Trail Blazers, talk show host ternama Oprah Winfrey, dan rapper Meek Mill.
ADVERTISEMENT
Di NBA Bubble, Chef Lex kebagian tugas menyiapkan makanan untuk pemain dari tim seperti Miami Heat, LA Lakers, dan Boston Celtics. Saking vitalnya keberadaan makanan, dia pernah sampai tidak libur sama sekali.
Hmm... Kira-kira "lima pekan pertama" itu artinya hingga musim reguler NBA 2019/20 (30 Juli-14 Agustus 2020) selesailah, ya. Saat memasuki babak playoff ronde pertama (17 Agustus-2 September 2020), jumlah tim sudah berkurang menjadi 16. Lumayanlah, ya.
Setelah itu, hingga final, jumlah tim akan semakin berkurang. Beban Chef Alex dan rekan-rekannya kian menurun.
Omong-omong, jam berapa Chef Alex dan rekannya mulai bekerja di NBA Bubble? 4.30 AM alias jam setengah lima pagi.
Dari sejak subuh hari, Chef Alex dan timnya sudah mulai bekerja. Totalitas. Respek.
ADVERTISEMENT

Protokol kesehatan di NBA Bubble

Pertandingan NBA antara New Orleans Pelicans dan Portland Trail Blazers. Foto: USA Today/Reuters/Derick E. Hingle
Terkait protokol kesehatan, Chef Alex dan kolega-koleganya tak bisa meninggalkan Walt Disney World sebagaimana para pemain dan ofisial NBA. Dan jangan lupa, masker juga harus senantiasa dipakai dan cuci tangan bisa berkali-kali.
"Kami harus melakukan segala sesuatu di hotel. Kami tidak bisa pergi, tak bisa ke mana-mana," terangnya.
Ada dua zona di dalam NBA Bubble. Bubble bagian dalam menampung para pemain dan staf dan gelembung luar adalah tempat menginap dan bekerja para koki. Mereka tidak diizinkan menyeberang di antara dua zona tersebut. Steril.
Sistem pendistribusian makanan pun telah diatur sedemikian rupa. Apakah Chef Lex turun tangan sendiri mengantarkan makanan ke para pemain? Apa dia sendiri yang belanja bahan makanannya? Tidak.
ADVERTISEMENT
Kalaupun dia mau, tidak boleh. Ada regulasi ketat yang mesti ditaati.
Jadi, tim-tim biasanya memesan makanan pada malam sebelumnya. Nah, saat pesanan datang, Chef Lex memesan semua makanan yang dia butuhkan.
Oleh karena dia tak boleh ke mana-mana, personal shoppers-lah yang ditugaskan membawa semua bahan makanan belanjaannya. Setelah matang, semua makanan dikemas untuk diantar ke Bubble bagian dalam oleh petugas lain (runner).
Ilustrasi NBA. Foto: Unsplash/Edgar Chaparro
"Karena COVID-19, kami harus memastikan bahwa kami membungkus kontainer, yang merupakan langkah yang sangat penting. Lalu kami membungkusnya. Semua tas kemudian ditutup dengan stapler," jelas Chef Lex.
"Itu salah satu bagian terpenting selain Saran-wrapping, karena begitulah cara setiap orang mengidentifikasi makanan mereka. Makanan disimpan di hot box sampai waktunya mesti diantar," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sistem pendistribusian makanannya begini: Dari dapur, runner pertama membawa makanan hingga titik keamanan Bubble bagian dalam. Dari situ, secara estafet, diambil oleh runner kedua. Dialah yang akhirnya akan mengirimkannya ke para pemain.

Chef Lex berasa jadi bos di NBA Bubble

Sejatinya, Chef Lex lebih suka melakukan banyak hal sendiri. Selain memasak, dia juga senang jika mengantar makanan buatannya sendiri ke kliennya. Makanya, bekerja dengan protokol COVID-19 agak memberatkannya.
"Bekerja dalam situasi saya tidak dapat secara langsung memberi makanan kepada klien adalah sangat sulit dan sangat berat, seperti melepaskan kekuasaan untuk saya. Karena saya suka makanan saya sampai di sana dan terasa seindah saat saya mengirimkannya," tuturnya.
"Ini mungkin pekerjaan terberat yang pernah saya lakukan dalam beberapa tahun. Sebagian besar berhasil, tetapi saya bersumpah telah bekerja keras dan saya sangat bangga pada diri sendiri. Saya merasa seperti bos. Terima kasih telah meminta saya melakukan ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Well, para pemain NBA, termasuk LeBron James dan Jimmy Butler, pun wajib berterima kasih sebanyak-banyaknya pada Chef Lex. Berkat dialah, asupan mereka terjaga hingga partai pemungkas.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.