Dikalahkan Chen Long, Jonatan Christie Gagal Juarai French Open 2019

27 Oktober 2019 23:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Foto: TOSHIFUMI KITAMURA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Foto: TOSHIFUMI KITAMURA / AFP
ADVERTISEMENT
Lapangan olahraga tidak jenuh-jenuhnya melahirkan kisah epik tentang kemustahilan yang menjadi kenyataan.
ADVERTISEMENT
Ranah ini adalah tanah bagi siapa pun yang mau bersusah-payah memeram mimpi dan merawat harapan. Jagat olahraga selalu memberi ruang bagi para underdog untuk mengalahkan para bintang.
Lapangan olahraga memberi kesempatan kepada siapa pun untuk menghidupkan kembali kisah Daud yang mengalahkan Goliat.
Jonatan Christie Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Jonatan Christie barangkali melakoni laga final French Open 2019 dengan memegang teguh pikiran seperti itu. Chen Long yang berdiri di hadapannya, di Court 1 Stade Pierre de Coubertin itu, adalah Goliat.
Mereka sudah bertemu tujuh kali, Jonatan sudah kalah tujuh kali. Jika Daud bisa mengalahkan Goliat dengan umban dan lima batu kali, bukannya tidak mungkin Jonatan mengalahkan Chen Long meski membawa rekam jejak buruk.
Sayangnya, Jonatan belum dapat memutus tren kekalahan itu. Ia belum berhasil menjadi Daud yang menumbangkan Goliat.
ADVERTISEMENT
Chen Long menang 21-19 dan 21-12 atas Jonatan di partai final tunggal putra pada Minggu (27/10/2019). Chen Long tidak hanya menjadi juara, tetapi mempertahankan gelar juara yang diraih pada 2018.
Duel sengit menjadi warna dominan di awal laga. Ya, wajar saja. Toh, ini pertandingan final. Keadaan itu ditandai dengan kedudukan ketat, mulai dari 2-2 hingga 8-8.
Memimpin 10-8, Chen Long kehilangan angka karena pukulan menyilangnya membuat shuttlecock jatuh di belakang garis. Tertinggal 9-11 di interval, Jonatan membalikkan keunggulan jadi 14-11. Entah ada berapa banyak suporter Indonesia yang berharap agar Jonatan tak goyah saat memimpin.
Pengembalian yang melebar membuat torehan poin Jonatan terhenti sementara di kedudukan 11-14 yang berubah menjadi 12-14.
ADVERTISEMENT
Namun, respons cepat Jonatan saat mengembalikan tubian smash tajam Chen Long menggeser kedudukan jadi 15-12. Smash tajam Chen Long menjadi senjata makan tuan karena dinyatakan out.
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Foto: Antara/INASGOC/Nafielah Mahmudah
Yang ditakutkan suporter Indonesia pelan-pelan menunjukkan rupanya. Chen Long berhasil menyamakan kedudukan jadi 15-15. Situasi tambah genting ketika Chen Long berhasil membalikkan keunggulan jadi 17-16.
Memang tipis, tetapi ada berapa banyak kemenangan yang diawali dengan keunggulan tipis?
Pengembalian Jonatan yang gagal menyeberangkan shuttlecock ke net membuat Chen Long unggul 19-17. Skenario serupa menjadi musuh Chen Long yang memberikan satu angka tambahan kepada Jonatan.
Unforced error Jonatan mengantar Chen Long pada game point 20-19. Namun, Jonatan berhasil memperpanjang napas di gim pertama begitu Chen Long melakukan kesalahan dalam mengangkat bola.
ADVERTISEMENT
Itu hanya penundaan sesaat. Eror yang membuat shuttlecock gagal berpindah ke bidang permainan lawan membuat Jonatan kehilangan gim pertama 19-21.
Kekalahan di gim pertama memaksa Jonatan tampil menggebu-gebu di gim kedua. Masalahnya, sekadar menggebu-gebu sering melahirkan eror. Salah satunya saat Chen Long meraih keunggulan 5-4. Kesalahan Jonatan membuat shuttlecock mencium net.
Tempo permainan Chen Long memang tidak setinggi gim pertama. Namun, Chen Long berulang kali selamat dari ketertinggalan. Kalau mau jujur, Jonatan belum sanggup melepaskan serangan yang mengancam Chen Long di gim kedua ini.
Jonatan terlihat berulang kali mengincar sisi backhand Chen Long. Namun, taktik itu tidak bekerja karena Chen Long memiliki manuver defensif yang oke dan andal dalam mengubah mode bertahan ke menyerang.
ADVERTISEMENT
Barangkali akan lebih menguntungkan bagi Jonatan jika ia menemukan cara untuk menyerang sisi forehand Chen Long. Dari sini, Chen Long berhasil merawat keunggulan walau tak lebar, mulai dari 6-4 hingga 9-7.
Reli panjang dalam tempo tanggung ketika Chen Long memimpin 9-8 membuka jalan bagi Jonatan untuk menyamakan kedudukan. Jonatan tidak merespons pukulan-pukulan tanggung Chen Long dengan dropshot atau smash, tetapi lewat adu drive. Reli itu ditutup Jonatan dengan poin penyama kedudukan 9-9 lewat penempatan shuttlecock cerdik di area belakang.
Jonatan akhirnya mendapatkan cara untuk menyerang sisi forehand Chen Long. Ia melepaskan dropshot menyilang yang mana menjadi sisi forehand lawan.
Hasilnya brilian. Chen Long terlambat menyambut shuttlecock meski ia ada di depan net. Manuver itu membuat Jonatan memimpin 10-9.
ADVERTISEMENT
Meski unggul 11-9 di interval, Jonatan mesti hati-hati dengan kebangkitan lawan. Dua poin beruntun direngkuh Chen Long usai interval. Itu berarti, tunggal putra China ini memimpin balik 12-11.
Mendapatkan satu angka, Jonatan mulai tak berkutik. Chen Long tak hanya memimpin 15-12, tetapi berlanjut hingga 18-12.
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Foto: Dok. PBSI
Chen Long bahkan mendapatkan keunggulan 19-12 lewat serangan Jonatan yang tak akurat. Jumping smash yang mengarah ke sisi kanan dinyatakan out. Skenario serupa membukakan pintu bagi Chen Long meraih match point 20-12.
Pukulan yang tidak akurat adalah musuh dalam selimut bagi Jonatan. Kesalahan seperti itu merampas kesempatannya untuk menjadi juara.
Dalam situasi genting, pengembalian jauh Jonatan membuat shuttlecock jatuh di belakang garis lapangan. Kemenangan 21-12 diraih Chen Long, mahkota juara Paris diletakkan di atas kepalanya.
ADVERTISEMENT