Febriyanti Vani, Satu-satunya Atlet Boccia Perempuan Indonesia

3 Oktober 2018 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Febriyanti Vani. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Febriyanti Vani. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tangannya lihai melempar bola dari kursi rodanya. Matanya fokus ke arah bola berguling. Satu demi satu bola dilempar untuk memperoleh poin.
ADVERTISEMENT
"Merah play," teriak wasit.
Perempuan bernama Febriyanti Vani Rahmadani itu langsung sigap melempar bola di tangannya. Hasilnya memuaskan, sesuai harapan dia. Sorak penonton seketika menggelegar memenuhi ruangan dibarengi tepuk tangan meriah.
Keriuhan tersebut sebagai penanda Vani dan rekannya, Afrizal, dinyatakan menang dalam lomba cabor Boccia di Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Pepapernas) VII di Solo tahun 2017. Pengalaman tersebut tentu saja membanggakan bagi remaja berusia 16 tahun itu.
Kini, Vani, panggilan akrabnya, menjadi atlet jagoan Indonesia di cabor Boccia. Belum setahun olahraga khusus untuk disabilitas gerak ini diperkenalkan di Indonesia, namun Vani sudah memperlihatkan kepiawaiannya.
Olahraga boccia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Olahraga boccia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kemenangan tersebut mengantarkan Vani untuk berlaga di Asian Para Games 2018. Bahkan, Vani tercatat sebagai atlet Boccia perempuan pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Awal mula perkenalan Vani dengan Boccia terjadi pada tahun 2017. Saat itu, Vani yang bersekolah di Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Solo mengikuti olahraga Boccia bersama kawan-kawannya.
kumparan bertemu Vani di sela-sela latihannya di GOR Sriwedari, Solo, pada awal September lalu. Dari atas kursi rodanya, perempuan berambut ikal ini menyambut kumparan dengan senyuman ramah.
Atlet Boccia, Febriyanti Vani Rahmadani (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet Boccia, Febriyanti Vani Rahmadani (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Vani tak banyak meladeni pertanyaan kumparan karena keterbatasan fisiknya. Sebaliknya, ibunda Vani, Daryanti, penuh semangat menceritakan kondisi Vani dan prestasi gemilang anaknya itu.
"Ya waktu itu pertama kali setiap pulang sekolah kami ikut latihan setiap sore di sekolahan, terus akhirnya ada perlombaan ke Peparnas itu dia ikut juga dapat medali emas," ujar Daryanti, Selasa (11/9).
ADVERTISEMENT
Diketahui sejak lahir, Vani sudah mengalami gangguan motorik atau cerebral palsy yang mempengaruhi kinerja otot dan saraf sehingga tidak berfungsi normal. Kondisi tersebut tak lantas membuat Vani menyerah. Dirinya terus berjuang menembus batasan dirinya.
Setiap latihan, Vani mendapatkan dukungan penuh dari keluarga terutama ibunda yang setia menemani. "Waktu itu saya ikut dampingi ke Pepapernas," ujar Daryanti.
Olahraga boccia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Olahraga boccia (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sang pelatih, Sigit, memuji semangat Vani selama berlatih. Dia benar-benar total menyalurkan kemampuannya berlatih Boccia.
"Ya untuk atlet sangat semangat sekali, bahkan dia tuh sudah persiapan untuk menjaga kondisi, dari kesehatan atau porsi latihan sudah sangat siap," tutur Sigit.
Selain mempersiapkan mental, Vani dan para atlet Boccia lain juga rajin melatih fisik untuk menjaga daya tahan tubuh.
ADVERTISEMENT
"Ada, dulu dari awal Januari itu kita ada fitnes, itu untuk mengatur pergerakan urat, menjaga keseimbangan, mengatur lemparan, itu ada," kata Sigit.
Vani menyebut, tim Boccia Thailand ditandai sebagai lawan yang berat. Namun, Vani berjuang akan memberikan yang terbaik agar bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia.
kumparan akan menyajikan story soal atlet-atlet penyandang disabilitas kebanggaan Indonesia dan hal-hal terkait Asian Para Games 2018 selama 10 hari penuh, dari Kamis (27/9) hingga Sabtu (6/10). Saksikan selengkapnya konten spesial dalam topik ‘Para Penembus Batas’.