Federer Kembali ke Roland Garros sebagai Orang Asing

27 Mei 2019 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roger Federer di babak pertama Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
zoom-in-whitePerbesar
Roger Federer di babak pertama Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
ADVERTISEMENT
Tak ada Roger Federer dalam tiga musim belakangan di Roland Garros. Petenis perengkuh 20 gelar Grand Slam di nomor tunggal putra itu absen di Prancis Terbuka sejak 2016 hingga 2018.
ADVERTISEMENT
Cedera punggung dan pemulihan operasi lutut menjadi penyebab Federer tak bertanding di Prancis Terbuka 2016. Federer memutuskan untuk absen pada 2017 dan 2018 juga karena alasan kebugaran.
Perbedaannya, kali ini bukan karena cedera langsung. Rangkaian riwayat cedera membuat fisiknya tak seprima dulu sehingga ia mesti lebih selektif dalam berkompetisi supaya umur kariernya lebih panjang. Berangkat dari situ, Federer menempatkan Wimbledon sebagai fokus utama.
Tak mengherankan jika kedatangannya ke Prancis Terbuka 2019 ibarat perayaan. Baru melakoni sesi latihan saja, tribune lapangan Philippe Chatrier sudah penuh sesak oleh penonton.
Untungnya, keramaian itu tidak sia-sia. Babak pertama Prancis Terbuka ditutup Federer dengan kemenangan atas Lorenzo Sonego. Petenis asal Italia itu dikalahkannya dengan skor 6-2, 6-4, 6-4.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan dua pesaing terberatnya, Novak Djokovic dan Rafael Nadal, Federer memang tak terlalu karib dengan Roland Garros. Tak cuma soal tiga musim absen, tapi juga karena gelar juara di lapangan tanah liat itu baru sekali mampir dalam kariernya, tepatnya pada 2009.
Memang, sih, Djokovic juga baru menjadi juara pada 2016. Tapi, setidaknya, ia tetap turun arena saat Federer absen. Kalau Nadal, ya, tidak perlu dibahas. Sebelas gelar juara menobatkannya sebagai 'Raja Lapangan Tanah Liat'.
"Rasanya menyenangkan menjadi orang asing. Ya, kita lihat saja nanti hasilnya seperti apa. Saya tahu, kalau bicara soal Wimbledon, pasti saya difavoritkan buat menjadi juara," ucap Federer.
Ngomong-ngomong, ia tak sedang bermulut besar. Delapan gelar juara Wimbledon sudah melayang ke tangan petenis asal Swiss ini. Jumlah itu menjadi yang terbanyak dalam sejarah nomor tunggal pria Wimbledon.
ADVERTISEMENT
Lorenzo Sonego, lawan Roger Federer di babak pertama Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Siapa juga yang tak ingin difavoritkan sebagai juara? Tapi, bagi petenis macam Federer menutup turnamen sebagai juara lebih penting ketimbang datang sebagai kandidat juara. Pasang-surut perjalanan Federer dalam dua musim belakangan mengganjarnya dengan satu pelajaran bahwa lapangan tenis tak tertebak.
Pada Australia Terbuka 2018 ia bisa saja menjadi juara, menggenapi raihan trofi Grand Slam-nya menjadi 20. Tapi, di turnamen selanjutnya ia bahkan tak bisa sampai ke final, kalah dari petenis tak ternama.
Maka, datang sebagai orang asing sedikit-banyak membantunya tampil lepas. Di lapangan mana pun Federer diplot, ia bisa bertanding tanpa beban yang tak perlu.
Itu pula yang dilakoninya pada babak pertama. Sonego yang baru berusia 24 tahun itu mungkin memang lawan yang berat sebelah. Tapi, ingat-ingat lagi petenis yang mengalahkan Djokovic di perempat final Prancis Terbuka tahun lalu. Atau, coba lihat kembali John Millman yang membungkam Federer di babak keempat AS Terbuka 2018.
ADVERTISEMENT
Sunday's special: Laga babak pertama Prancis Terbuka 2018 antara Federer dan Sonego. Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Lepasnya permainan Federer terlihat jelas dari kemenangan servisnya. Merujuk statistik resmi kompetisi, Federer membukukan 84% kemenangan pada first serve-nya dan 61% pada second serve-nya. Dari sana, lahirlah lima ace yang berbanding dengan tiga ace milik Sonego.
Dalam laga yang berlangsung selama 1 jam 41 menit itu, Federer bermain dengan lebih agresif. Rasanya berbeda dengan Federer yang biasa kita lihat, yang cenderung bermain dengan lebih kalem.
Sepanjang laga, Federer berulang kali melesakkan pukulan voli yang merepotkan Sonego. Ia pun tak ragu untuk melepaskan serangan depan net demi mengamankan net point. Upaya itu berhasil. Dua puluh lima net point dari 30 percobaan sukses disegel Federer.
Tapi, sehebat-hebatnya Federer tak ada yang tahu akan sampai kapan langkahnya di Roland Garos musim ini. Bisa saja dia tampil spektakuler di babak pertama, tapi mati kutu di babak kedua, perempat final atau bahkan final.
ADVERTISEMENT
Federer menyegel kemenangan di babak pertama Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Jika kejutan sering menghajar para petenis top, bukannya tidak mungkin Federer menjadi sasaran berikutnya.
"Saya benar-benar tidak tahu seberapa jauh langkah saya di turnamen ini. Satu-satunya kepastian yang bisa saya berikan, saya senang bisa kembali di sini," ucap Federer.
Pada babak kedua yang berlangsung pada Rabu (29/5/2019), Federer akan berhadapan dengan Oscar Otte. Petenis Jerman ini berhasil melangkah ke babak kedua usai membekuk petenis Tunisia, Malek Jaziri, dalam laga empat set.
Setiap orang tentu memiliki jagoannya masing-masing. Tapi, rasanya, Federer juga tak ingin menikmati pertemuannya kembali dengan Roland Garros dalam sekejap.