Hafizh Syahrin dan Hasratnya Meniru Jejak Valentino Rossi di MotoGP

16 Mei 2018 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hafizh Syahrin, pebalap Tech3. (Foto: Monster Yamaha Tech3)
zoom-in-whitePerbesar
Hafizh Syahrin, pebalap Tech3. (Foto: Monster Yamaha Tech3)
ADVERTISEMENT
Hafizh Syahrin sudah mewujudkan salah satu impiannya dengan mentas di kelas MotoGP. Tim Monster Yamaha Tech3 yang tengah mencari pengganti Jonas Folger jelang musim 2018, tidak disangka menjatuhkan pilihannya kepada pria asal Malaysia itu.
ADVERTISEMENT
Berkat keputusan Tech3 pula, Hafizh menjadi pebalap 'Negeri Jiran' pertama yang di kelas MotoGP. Selain itu, usai Grand Prix (GP) Qatar pada Maret lalu, Hafizh tercatat sebagai pebalap Asia Tenggara perdana yang meraih poin.
Hafizh melanjutkan catatan apiknya dengan finis di posisi kesembilan pada GP Argentina. Namun, kisah Hafizh tak melulu manis. Pebalap berusia 23 tahun itu akhirnya merasakan beratnya persaingan di MotoGP ketika melakoni GP Amerika Serikat.
Saat melakukan pemanasan jelang balapan, Hafizh terlempar dari motornya karena high side crash dan langsung mendapatkan perawatan medis. Nasib sial Hafizh ternyata berlanjut saat balapan. Ketika memasuki putaran ke-12, Hafizh terjatuh di tikungan pertama dan tak bisa melanjutkan balapan.
Memori kelam di GP Amerika Serikat tidak lantas membuat Hafizh patah arang di GP Spanyol. Memulai balapan dari posisi ke-22, pebalap kelahiran Selangor ini bisa mengakhiri balapan di posisi ke-16. Kendati kembali nirpoin, upaya Hafizh bangkit dari crash perdana di kelas MotoGP patut diapresiasi.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah yang membuat Hafizh punya motivasi tinggi untuk terus membangun kariernya di MotoGP? Menjawab ini, Hafizh ternyata mengidolakan Valentino Rossi dan menjadikannya sebagai pedoman untuk mempunyai usia panjang di kelas balap ini.
Rossi, yang kini berusia 39 tahun, memang telah mengaspal sejak dua dekade lalu. Ketika Hafizh, katakanlah, masih berusia remaja tanggung, The Doctor tengah jaya-jayanya di dunia balap dan berulang kali meraih juara. Tak heran, Hafizh, yang dulu hanya mengidolakan dan kini bisa memebalap di belakangnya, merasa begitu bangga.
"Ketika saya masih membalap di mini bike, Rossi sangat terkenal dan menjadi juara dunia berulang kali. Suatu hari nanti, saya ingin seperti dia. Pada balapan kedua di MotoGP, saya berada di belakangnya untuk beberapa putaran dan coba belajar sebanyak mungkin dari pebalap berpengalaman ini," kata Hafizh kepada situs resmi MotoGP
ADVERTISEMENT
Mengidolakan Rossi adalah perkara biasa buat para pebalap muda dan rookie macam Hafizh. Yang tak biasa adalah kemauan keras yang ditunjukkan untuk bisa seperti Rossi. Oleh karena itu, Hafizh bertekad memperbaiki gaya membalapnya di MotoGP.
"Saya sudah banyak mengubah gaya membalap. Semua yang ada di saya seutuhnya baru. Pengalaman di Moto2 tidak banyak membantu karena mesin MotoGP lebih bertenaga dan bannya sangat sulit. Di Moto2 juga tidak ada perangkat elektronik dan semua motor sangat sama," tutur Hafizh menambahkan.
Kini, Hafzih menempati posisi ke-16 klasemen sementara dengan koleksi sembilan poin. Kesempatannya memperbaiki hasil datang di GP Prancis yang akan memulai rangkaian latihan bebas pada Jumat (17/5/2018). Kesempatan Hafizh mengikuti jejak Rossi pun masih panjang dan berliku. Perlu dicatat pula bahwa sefenomenal apa pun Rossi, dia juga pernah merasakan kegagalan.
ADVERTISEMENT