Ikut Bidding Tuan Rumah Olimpiade, Infrastruktur Masih Jadi Kendala

1 September 2018 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi terima Presiden IOC dan OCA di Istana Bogor, Sabtu (1/9/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi terima Presiden IOC dan OCA di Istana Bogor, Sabtu (1/9/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Setelah menggelar hajat multievent se-Asia, Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, pemerintah Republik Indonesia kini percaya diri untuk menjadi tuan rumah multievent olahraga terbesar di dunia, Olimpiade. Bidding (penawaran) untuk Olimpiade 2032 pun sudah mulai diwacanakan.
ADVERTISEMENT
Ya, optimisme pemerintah muncul setelah Asian Games ke-18 yang diikuti 45 negara sekaligus kali kedua dihelat di Indonesia setelah 1962 ini dinilai berjalan lancar dan sukses.
Keinginan Indonesia menggelar Olimpiade 2032 diutarakan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu (1/9/2018), di Istana Bogor, dalam pertemuan bersama Presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach, dan Presiden Olympic Council of Asia (OCA), Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah, serta Ketua INASGOC, Erick Thohir.
Untuk itu, Indonesia masih punya pekerjaan rumah untuk membuktikan keseriusan dan kesiapan menggelar Olimpiade. Sama seperti persiapan Asian Games, infrastruktur pun masih menjadi tantangan terbesar yang harus diatasi selama 14 tahun dari sekarang.
Meski begitu, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewabroto, menjamin bahwa pemerintah terutama Kemenpora siap mengusung asa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
ADVERTISEMENT
"Yang pasti keinginan Indonesia (disampaikan) melalui Presiden Jokowi adalah ikut bidding Olimpiade 2032. Itu sudah keputusan, harus didukung semua pihak. Proses bidding sendiri nanti di Tokyo pada 2020. Selalu diselenggarakan berbarengan dengan kongres IOC," kata Gatot kepada wartawan, Sabtu (1/9).
"Kota (penyelenggara) masih belum tahu, yang pasti kendala terbesar adalah infrastruktur. Tapi kalau sudah dipersiapkan dengan baik pasti bisa. Belajar dari Asian Games, awalnya lemah di infrastruktur, setelah Kementerian PUPR turun, semua selesai," tambahnya.
Jokowi terima Presiden IOC dan OCA di Istana Bogor, Sabtu (1/9/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi terima Presiden IOC dan OCA di Istana Bogor, Sabtu (1/9/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Adapun, Olimpiade (bernama resmi Summer Olympic Games) terdekat yang akan berlangsung adalah edisi ke-32 di Tokyo, Jepang. Berikutnya, Paris (Prancis) sudah masuk dalam daftar penyelenggara Olimpiade 2024, dilanjutkan Los Angeles (Amerika Serikat) pada 2028.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di edisi ke-35 alias Olimpiade 2032 itulah, Indonesia berharap bisa menjadi tuan rumah sekaligus mencetak sejarah baru. Sebagai tuan rumah Asian Games 2018, kontingen Indonesia sendiri mendapat amunisi tambahan dukungan publik lokal sehingga bisa merengkuh 31 emas, melebihi target 16-20 emas.
"Masih lama (Olimpiade 2032), sekarang pemerintah sudah tahu kunci penyelenggaraan. Tidak mesti bangun baru, yang penting standar internasional. SUGBK dan Madya 'kan tidak dibangun baru," kata Gatot.
"Yang penting sounding dulu, kalau sekarang pemerintah masih fokus Asian Games. Setelahnya baru semua duduk bareng, evaluasi, dan merumuskan apa yang harus dilakukan di bidding," pungkasnya.