Indonesia Masters: Akane Yamaguchi Singkirkan Gregoria Tunjung

15 Januari 2020 20:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat pertandingan Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat pertandingan Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak ada laga babak kedua Indonesia Masters 2020 untuk Gregoria Mariska Tunjung. Kenyataan pahit ini ditelan akibat kekalahan 21-12, 15-21, dan 22-24 dari Akane Yamaguchi pada Rabu (15/1/2020). Kemenangan tunggal putri Jepang ini memastikan Indonesia kehabisan wakil tunggal putri.
ADVERTISEMENT
Kegigihan Yamaguchi adalah kualitas penting bagi permainannya, termasuk pada laga yang berlangsung di Court 1 Istora Gelora Bung Karno kali ini. Contoh kasusnya terlihat di awal gim pertama. Tertinggal 6-10, Yamaguchi menyamakan skor menjadi 10-10. Jatuh bangun mengejar shuttlecock bukan masalah selama poin bisa diamankan.
Gregoria memang bisa melangkah ke interval berikutnya dengan keunggulan 11-10, tetapi keberhasilan Yamaguchi menyamakan skor tadi jelas tanda untuk waspada.
Kabar baik untuk sementara, Gregoria kembali menguasai diri. Permainannya menjadi lebih rapi, keberaniannya menantang serangan lawan jadi lebih meningkat. Keunggulan 16-11 menjadi ganjaran.
Sejak kedudukan tadi, permainan Yamaguchi jadi lebih sembrono. Footwork-nya malah terlihat kaku. Tak heran jika ia hanya sanggup mengamankan satu angka lagi. Selebihnya adalah bagian Gregoria. Tunggal putri kita ini menutup gim pertama dengan kemenangan 21-12.
ADVERTISEMENT
Yamaguchi langsung tancap gas di gim kedua. Tak ada ruang bagi Gregoria untuk membangun serangan. Keunggulan 7-2 menjadi buktinya.
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat pertandingan Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam keadaan tertinggal seperti ini, Gregoria masih melakukan kesalahan konyol. Pengembaliannya terlampau melebar, padahal sedang tidak dalam kondisi ditekan, sehingga Yamaguchi memimpin 8-4. Keterlambatan Gregoria mengamankan area depan net turut memperlebar keunggulan Yamaguchi jadi 10-5.
Yamaguchi tetap tancap gas, seolah-olah ini pertandingan terakhirnya. Permainannya yang sarat dengan pukulan jauh dan cepat adalah senjata ampuh untuk menguras tenaga Gregoria. Tidak mengherankan jika Yamaguchi bisa unggul 13-6.
Di sisi lain, Gregoria sebenarnya belum buntu benar. Misalnya, di kedudukan 13-6 tadi. Ia berhasil memancing Yamaguchi ke adu drive. Duel lantas diakhiri dengan dropshot yang mengincar area di belakang posisi Yamaguchi bersiaga.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Yamaguchi terus bertambah, mulai dari 13-6 tadi sampai 18-11. Nah, sampai di sini permainan Gregoria seperti nyetel lagi. Ia mengamankan tiga angka beruntun. Dua di antaranya lewat smash langsung, sementara satu lagi akibat eror Yamaguchi di adu drive.
Laga akhirnya berlanjut ke gim ketiga karena gim kedua ditutup Yamaguchi dengan kemenangan 21-15.
Gregoria membuka gim pemungkas dengan keunggulan 6-4. Namun, Yamaguchi berhasil membuat suporter Indonesia panik lagi. Setelah mengamankan tiga poin beruntun, Yamaguchi membalikkan keunggulan jadi 7-6 lewat penempatan jeli di depan net.
Pengembalian tanggung yang diarahkan ke depan net beberapa kali mengantarkan poin ke tangan Gregoria. Cara itu menjadi salah satu andalannya kala mengejar ketertinggalan 7-10 menjadi 10-10.
ADVERTISEMENT
Gregoria mendorong shuttlecock dari area tengah. Karena dorongan, power-nya tidak seberapa sehingga hanya bisa sampai ke depan net.
Yamaguchi berulang kali terkecoh dengan manuver ini. Gregoria bahkan berhasil menutup interval pertama gim ketiga dengan keunggulan 11-10. Tipis, sih, tetapi bukankah keunggulan seperti itu yang mengawali kemenangan Gregoria di gim pertama?
Riuh suporter di Istora kian menjadi begitu Gregoria menjauh jadi 13-11 lewat kecerdikan permainan depan net. Sebenarnya Yamaguchi sudah berhasil menjangkau area tersebut.
Namun, sepertinya ia salah membaca penempatan shuttlecock. Yamaguchi tampak mengira Gregoria akan melepas pukulan menyilang ke kiri lapangan. Ternyata, pukulan itu malah menyasar ke area kanan.
Tertinggal 13-16 tidak membuat Yamaguchi kehabisan bensin. Ia mendekat jadi 15-16. Namun, tidak bisa dipungkiri juga bahwa serangannya tidak seefektif di gim kedua. Service-nya saja kehilangan kontrol sehingga shuttlecock jatuh di luar lapangan. Kesalahan itu membuat Gregoria unggul 17-15.
ADVERTISEMENT
Di poin-poin kritis macam ini, duel jelas tambah menegangkan. Skor pun bergeser menjadi 18-18.
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat pertandingan Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tensi duel langsung mereda? Tentu tidak. Kedudukan imbang kembali 19-19. Sayangnya reli di kedudukan ini tidak berakhir menyenangkan bagi Gregoria. Ia kehilangan angka, padahal berhasil menahan gempuran Yamaguchi bahkan dalam posisi terjatuh.
Begitu bangkit, pengembalian Gregoria malah tidak sempurna sehingga shuttlecock berhenti di bibir net. Yamaguchi unggul 21-19, match point.
Namun, Gregoria berhasil memaksa deuce 20-20. Kali ini, Yamaguchi yang mengalami persoalan serupa. Ia tidak sampai terjatuh, sih, tetapi terlambat merespons permainan depan net Gregoria.
Laga belum selesai. Setting point 21-21 muncul karena eror Yamaguchi. Hingga di posisi ini, Gregoria sebenarnya Gregoria bisa mengimbangi Yamaguchi dalam sejumlah reli.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, ia gagal membidik ruang kosong. Shuttlecock justru diarahkan ke depan Yamaguchi bersiaga. Angka bukannya tidak bisa direbut, tetapi Gregoria juga sering melakukan eror karena kehilangan fokus dalam duel panjang.
Kegigihan Gregoria di laga ini belum cukup untuk mengantarkannya ke babak kedua. Langkahnya di Indonesia Masters 2020 selesai di babak pertama karena gim ketiga dituntaskan Yamaguchi dengan kemenangan 24-22.