Indonesia Open: Saatnya Percaya kepada Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati

6 Juli 2019 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di Singapura Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seisi Istora Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, bergemuruh kala dua wakil tuan rumah merengkuh gelar dan memastikan berdiri di podium tertinggi Indonesia Open 2018.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah ganda terbaik dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan ganda campuran kawakan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Masing-masing menyegel status juara turnamen BWF World Tour Super 1.000 --selevel All England dan China Terbuka-- ini seusai mengalahkan Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang) dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia).
Satu tahun berselang, saatnya menyambut Indonesia Open 2019 dengan level turnamen, venue, prestise, keagungan, dan euforia yang sama.
Yang berbeda, tuan rumah tak bisa lagi mengandalkan Owi/Butet --panggilan Tontowi/Liliyana-- karena sang atlet wanita gantung raket di awal musim 2019.
Liliyana Natsir menyampaikan salam perpisahan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (27/1/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Marcus/Kevin tetap ada, juga masih sebagai ganda putra nomor satu dunia. Namun, peluang kembali meraih dua gelar terancam mengingat kurang menterengnya rapor penerus Owi/Butet.
ADVERTISEMENT
Saat ini, skuat ganda campuran Indonesia bertumpu kepada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Hingga paruh pertama musim 2019, kedua pasangan masih nirgelar.
Prestasi tertinggi Hafiz/Gloria adalah final Jerman Terbuka Maret lalu, serta menjejak semifinal di India, Singapura, dan Selandia Baru. Sementara Praveen/Melati sukses mencapai final di India, Selandia Baru, dan Australia.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, hal itu cukup menjadi bukti peningkatan performa sektor ganda campuran.
"Sepanjang tahun ini kita bisa lihat kekuatan per sektornya, ganda putra selalu menjadi andalan. Tapi kita bisa lihat progres yang mulai konsisten," ucap Susy saat ditemui di Pelatnas Cipayung.
"Ganda campuran, contohnya Praveen/Melati bisa tiga kali ke final, meski belum tembus juara. Tapi itu sudah mulai konsisten, ada progres yang cukup baik. Pelatih juga mempelajari apa kekurangan dari kekalahan itu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Adapun, Praveen/Melati yang baru dipasangkan pada 2018, kerap tidak bisa menjaga permainan di momen krusial. Semifinal All England 2019 adalah contohnya. Praveen/Melati hampir mengunci kemenanghan secara straight, tetapi malah kalah 21-13, 20-22, 13-21 dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China).
Di final Selandia Baru Terbuka 2019, Praveen/Melati pun kalah sengit 14-21, 21-16, dan 27-29 dari peraih perak Olimpiade 2016, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia). Susy beranggapan ketajaman bermain bisa diasah seiring jam terbang.
"Proses kematangan, tidak bisa disamakan dengan Butet. Dia (Butet) memang spesial, konsentrasi dan karakternya serta mental juaranya sudah ada. Kalau mereka (Praveen/Melati) masih proses menuju ke sana," kata Susy.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi runner-up India Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
"Kita melihat ada keyakinan, kalau sekarang mereka menjadi ujung tombak. Kita coba membangunkan mereka karena sudah jadi tanggung jawab mereka," ucap Susy yang meraih emas di Olimpiade 1992 ini.
ADVERTISEMENT
“Kamu kapan lagi kalau terus-terusan seperti ini, waktu tidak bisa kembali, kamu harus lebih siap lagi, lebih yakin kalau bisa. Bagaimana mencari solusi ketika keadaan tegang, capek," imbuh menirukan pesannya kepada Praveen/Melati.
Indonesia Open 2019 sendiri bakal berlangsung 16-21 Juli di Istora GBK. Dari sektor ganda campuran, Zheng/Huang yang masih kokoh di puncak peringkat dunia menjadi unggulan satu turnamen.
Sementara Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati masing-masing adalah unggulan keenam dan ketujuh di turnamen berhadiah total sekitar Rp 17 miliar ini.