Jalan Rumit Menentukan Nasib PON 2020 di Tengah Pandemi Virus Corona

8 April 2020 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Zainudin Amali (kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah) dan Menkominfo Johnny G Plate pada Rakor Tingkat Menteri Persiapan Penyelanggaraan PON XX. Foto: Dok. Kemenpora
zoom-in-whitePerbesar
Menpora Zainudin Amali (kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah) dan Menkominfo Johnny G Plate pada Rakor Tingkat Menteri Persiapan Penyelanggaraan PON XX. Foto: Dok. Kemenpora
ADVERTISEMENT
Lukas Enembe, Gubernur Papua, mengirim surat ke Presiden Joko Widodo pada Selasa (7/4/2020). Ia melaporkan kondisi persiapan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2020.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua memapaparkan bahwa persiapan telah mencapai 85-90 persen, mulai dari administrasi hingga pembangunan venue. Targetnya, Juli 2020 kelar jika langkah-langkah menyiapkan diri menjadi tuan rumah terus berlangsung.
Namun, pandemi virus corona menerjang. Pemprov Papua mengeluarkan surat perihal status siaga darurat dimulai 17 Maret sampai 17 April.
Stadion Papua Bangkit di Jayapura, Papua. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Kasus positif COVID-19 di Papua terus meningkat. Per 5 April sudah ada 26 orang positif, lima di antaranya dinyatakan sembuh. Sementara ada 44 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 5.852 kepala.
Lukas Enembe lantas menghentikan segala persiapan PON 2020. Kebijakan pembatasan sosial (social dan physical distancing) diperluas.
Makanya, dalam suratnya kepada Presiden, Lukas Enembe sekaligus meminta arahan pemerintah pusat untuk menentukan nasib PON 2020 lantaran segala persiapan terganggu.
ADVERTISEMENT
“Kami menyadari bahwa dalam mengatasi permasalahan penyebaran virus corona memerlukan sumber daya besar, apalagi di wilayah Papua," bunyi surat tersebut.
"Kami percaya dengan komitmen dan kesungguhan seluruh elemen bangsa di bawah kepemimpinan Bapak Presiden, Indonesia akan mampu mengatasi masalah ini dalam waktu tidak terlalu lama," lanjut surat tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. Foto: Dok. Kemenpora
“Kami juga menyadari kondisi ini membawa dampak sangat besar buat keseluruhan persiapan PON dan Peparnas 2020 di Papua, sehingga kami sangat berharap dan memohon pertimbangan serta arahan Bapak Presiden terkait waktu pelaksanaan PON dan Peparnas 2020 di Papua.”
Menanggapi surat itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali langsung bergerak. Komunikasi dengan Ketua KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), Marciano Norman, dijalin untuk mendapat masukan terkait PON 2020.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah berdiskusi dengan Ketua KONI dan beberapa pengurus dalam rangka mendapatkan informasi perkembangan terakhir tentang kondisi lapangan di Papua. KONI pusat ‘kan sudah mendapat masukan dan saran dari KONI daerah.”
“Ketua KONI pusat menyatakan memang benar dengan kondisi pelatihan daerah mandiri tidak maksimal. Prestasi menjadi pertimbangan untuk minta ditunda. Kami juga harus memperkuat alasan penundaan. Tugas saya mengumpulkan data sebanyak mungkin sebagai dasar Bapak Presiden ambil keputusan,” kata Zainudin.
Selain KONI, Menpora juga berdiskusi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) berkaitan anggaran PON 2020.
Sebagai yang punya hajatan, Kemenpora dipusingkan realokasi anggaran andai PON 2020 bergeser ke tahun 2021. Belum lagi jumlah hitung-hitungan berubah dari rencana sebelumnya mengingat kurs yang jauh berbeda setelah dolar melangit.
Pekerja menyelesaikan pembangunan venue aquatic PON 2020 di Kampung Harapan Sentani, Jayapura, Papua. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
“Pembangunan venue berdampak. Kalau diundur, anggaran tahun 2021 semakin membengkak. Kami belum menghitung apa pun karena sampai saat ini masih dalam skenario PON bergulir Oktober 2020," jelas Zainudin.
ADVERTISEMENT
"Kalau diundur ke 2021, anggaran nanti juga akan melihat kurs, tentu jauh dari sekarang. Itu akan menjadi pertimbangan kami bagaimana untuk menentukan anggaran,” ujar Zainudin.
Menilik perencanaan sebelumnya, Kemenpora menganggarkan Rp500 miliar untuk PON 2020 dari APBN Kemenpora (Rp1,7 triliun). Dari dana tersebut, sudah ada yang dipakai untuk persiapan yang telah rampung sekitar 90 persen.
“Jadi, belanja Kemenpora hanya menyisakan Rp1,2 triliun. Kami komunikasi terus dengan Kemenkeu dan Bappenas mana yang bisa dipotong dan digeser. Ada yang sudah dipotong untuk perjalanan dinas dan rapat. Kemenpora hanya penyalur saja," jelas Zainudin.
"Kalau PON 2020 digeser, akan dilihat mana dana yang ditahan dulu, apakah dana pelaksanaan saja atau peralatan juga dialihkan ke anggaran tahun depan,” tutur Zainudin.
Stadion Papua Bangkit di Jayapura, Papua. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Beragam data yang dihimpun Kemenpora akan disampaikan kepada Presiden dalam rapat kabinet. Rencananya, keputusan mengenai nasib PON 2020 ditentukan pada pekan ini.
ADVERTISEMENT
“Kami masih mengumpulkan informasi, termasuk dari Komisi X DPR. Saya berharap semua akan dituangkan dalam rapat kabinet minggu ini. Keputusan diambil di rapat kabinet dan wewenang Bapak Presiden. Cuma ada dua, jalan terus atau ditunda.”
“Kalau tetap jalan, pertimbangan pertama ialah sampai kapan wabah ini. Sekarang saja sudah terganggu persiapan di lapangan. Daerah-daerah juga konsentrasi mengurus wabah virus corona. Harus tetap ada batas akhir [keputusan],” kata Menpora.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!