Jawaban Lucu Eng Hian soal Tantangan Latih Ganda Putri RI
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Melatih pebulu tangkis putri RI rupanya memiliki 'seni'-nya tersendiri. Melatih para 'srikandi' badminton Indonesia jauh lebih kompleks dari melatih atlet-atlet putra. Ada 'dramanya' sendiri.
Pada acara "Penghargaan Alumni PB Djarum - Pelatih Ganda Putri Juara Olimpiade Tokyo 2020" yang dilangsungkan secara virtual pada Kamis (19/8), Eng Hian menjawab tentang tantangan itu dengan jawaban yang cukup lucu.
"Melatih atlet laki-laki itu cukup pakai otak sama hati. Kalau melatih atlet perempuan, itu [totalitasnya] harus dari ujung rambut sampai ujung kaki," katanya yang dilanjutkan oleh tawa.
Namun pada intinya, baik melatih ganda putra maupun putri juga memiliki tantangan yang sama untuk menemukan pasangan yang klop. Chafidz bercerita bahwa dirinya belajar dari Christian Hadinata, eks pelatih ganda di Pelatnas PBSI.
ADVERTISEMENT
"Untuk meracik pemain, sebetulnya gini, berdasarkan pengalaman saya, ada salah satu kunci yang saya pegang bahwa saya tuh punya satu guru yang kebetulan legend, yakni Christian Hadinata. Saya banyak belajar dari beliau cara racik pasangan ganda bahwa ada dua faktor yang harus dilihat, teknis dan non-teknis," tutur Chafidz.
"Faktor teknis yang dilihat adalah pola dan kemampuannya. Untuk sektor ganda, harus ada yang bisa mengatur serangan dan ada yang punya power, harus saling melengkapi."
"Kalau dari segi non-teknis, dalam latihan kamai amati kesehariannya seperti apa, kami ajak berdiskusi dan membuka pola pikir pemain soal pasangannya. Jadi, nantinya kami bisa putuskan bahwa pasangan ini punya potensi atau tidak," tambahnya.
Intinya adalah tantangannya untuk menjadikan dua karakter jadi satu. Selain itu, perbedaan motivasi antarpemain dalam satu pasangan juga mesti ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
"Susahnya itu menjadikan dua karakter jadi satu. Mungkin ada yang emosional, ada yang kurang aktif. Pada saat melihat secara teknis masuk, problem-nya di non-teknis. Kami berusaha turunkan yang emosional, yang terlalu pasif dinaikkan," jelas Chafidz.
***