Kalah dari Momota, Kans Jonatan ke 4 Besar BWF World Tour Finals Habis

13 Desember 2019 20:37 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonatan Christie, pe bulutangkis tunggal putra Indonesia. Foto: dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie, pe bulutangkis tunggal putra Indonesia. Foto: dok. PBSI
ADVERTISEMENT
BWF World Tour Finals 2019 begitu penting bagi Jonatan Christie. Ini menjadi kali pertama ia sampai ke World Tour Finals. Masalahnya, salah satu penentu kelolosannya ke semifinal adalah laga melawan Kento Momota.
ADVERTISEMENT
Musim 2019 adalah tahunnya Momota. Tunggal putra nomor satu dunia ini menyegel 10 gelar juara: Delapan World Tour serta masing-masing medali emas Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia. Tak berlebihan jika akhirnya Momota dinobatkan sebagai BWF Male Player of the Year 2019. A deserving winner.
Laga yang digelar pada Jumat (13/12/2019) ini tuntas dengan kemenangan 21-14 dan 21-14 untuk Momota. Artinya, Momota ditahbiskan sebagai juara Grup A tunggal putra. Momota tak pernah kalah dalam tiga pertandingan.
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Foto: Dok. PBSI
Berhadapan dengan lawan yang demikian, jangan harap Jonatan bakal melangkah mulus. Untuk mendapatkan kedudukan 2-3 saja Jonatan harus bersusah-payah. Kedudukan 3-4 akhirnya ditorehkan Jonatan lewat smash menyilang keras yang tidak mampu diamankan Momota.
ADVERTISEMENT
Hanya karena Jonatan bersusah-payah merengkuh angka, bukan berarti Momota bermain dengan menggebu-gebu. Momota bermain seperti Momota. Dingin dan tenang, tetapi mematikan.
Salah satu kasusnya saat ia mematikan langkah Jonatan via drive pelan. Persoalan di sini adalah Jonatan telanjur mengambil posisi di area tengah, sedangkan Momota mengarahkan bola ke depan net. Intinya, Jonatan terlambat. Keunggulan 7-3 jadi milik Momota.
Jonatan bahkan tertinggal 5-11 di interval gim yang pertama. Poin ke-11 itu diamankan Momota karena Jonatan ragu-ragu saat mengembalikan pukulan jauh. Akibatnya fatal. Pukulan Jonatan terlalu rendah sehingga shuttlecock membentur net.
Pukulan yang terlalu rendah kembali menjadi musuh Jonatan. Kesalahan seperti ini muncul lagi saat Momota mengamankan keunggulan 7-12.
Jonatan menjawab pukulan jauh Momota dengan jumping smash dari area belakang. Namun, ya, itu tadi. Pukulan Jonatan terlalu rendah sehingga shuttlecock menabrak net dan terjatuh di bidang permainan sendiri.
ADVERTISEMENT
Aksi Jonatan Christie. Foto: dok. PBSI
Meski demikian, bukan berarti Jonatan tidak punya cara untuk mendapatkan angka. Misalnya, saat ia menggeser skor jadi 9-14.
Jonatan melepaskan pukulan menyilang yang ternyata menyasar depan net. Momota yang mengambil posisi di belakang gagal menjangkau shuttlecock.
Momota, jika diperhatikan, bukan pemain yang gemar melepas smash. Namun, sekali melesakkan smash, pukulan itu begitu akurat.
Bola tanggung lawan bukannya tak mungkin menjadi amunisi bagi Momota untuk melesakkan smash. Itulah yang dilakukan Momota untuk memimpin 15-10.
Persoalan lainnya adalah unforced error Jonatan. Kesalahan seperti ini berulang kali menguntungkan Momota. Keunggulan 19-11 menjadi akibat.
Dua angka beruntun didapat Jonatan dengan cara yang sama. Jonatan mengubah skor dari 11-19 menjadi 12-19 dan berlanjut ke 13-19 dengan memanfaatkan kesalahan netting Momota.
ADVERTISEMENT
Lawannya yang satu ini berusaha mengangkat shuttlecock melewati net. Namun, karena pukulannya tanggung, shuttlecock masih sempat bergulir di atas bibir net. Nah, Jonatan menyergap dalam momen ini. Dua kali. Itulah sebabnya skor berubah jadi 13-19.
Meski demikian, kemenangan 21-14 menjadi milik Momota. Bila diperhatikan, yang menjadi kualitas utama Momota bukannya smash. Momota acap unggul karena ia mampu mengarahkan pukulan ke titik lemah lawan.
Momota berulang kali mengarahkan shuttlecock ke sisi yang berlawanan dengan forehand Jonatan, termasuk saat ia menutup gim pertama dengan kedudukan 21-14. Tak heran jika Jonatan berulang kali mati langkah walau Momota tak melepas smash-smash kencang.
Keunggulan 3-2 Momota di awal gim kedua kembali membuktikan bahwa membidik arah pukulan adalah perkara penting dalam bulu tangkis. Saat mengubah skor dari 1-2 ke 2-2 dan 3-2, Momota menyasar sisi kanan pertahanan forehand Jonatan. Bidikan ini jitu karena Jonatan tidak punya waktu untuk mengubah posisinya.
ADVERTISEMENT
Hingga Momota unggul 5-4, empat kali smash-nya langsung membuahkan angka. Salah satunya, ya, kedudukan 5-4 itu. Momota memancing Jonatan dengan pukulan yang menyasar backhand yang dibalas dengan pukulan tanggung.
Kata 'tanggung' adalah kuncinya. Beri Momota satu pukulan tanggung, maka ia akan memberimu smash tajam. Dengan sekali jumping smash, Momota mendapat angka kelima.
Melawan pemain seperti Momota, Jonatan harus bermain cerdas. Untungnya, Jonatan menemukan cara untuk menggeser skor jadi 6-8.
Ketika itu, Momota melepas pukulan tanggung. Jonatan tak mau kehilangan momentum. Alih-alih menjawab dengan smash, ia melepaskan pukulan placing yang mengarah ke ujung lapangan. Momota yang tak menerka arahnya bakal demikian hanya bisa terdiam.
Tertinggal 6-11, Jonatan melepas smash yang tak berujung buntung. Pukulan yang menyasar sisi kiri pertahanan Momota menggeser kedudukan jadi 7-11. Kalau sudah tertinggal begini, Jonatan mesti bermain lebih berani. Terlebih, ini gim penentuan untuk Jonatan.
ADVERTISEMENT
Harapan untuk Jonatan belum lindap. Peraih medali emas Asian Games 2018 ini merapatkan jarak menjadi 10-12 lewat hentakan smash yang tidak mampu dikembalikan Momota.
Cara lain yang digunakan Jonatan terlihat saat mengubah skor jadi 10-13. Dropshot tajam Jonatan dibalas dengan pengembalian tanggung Momota. Bagi Jonatan ini adalah momentum. Ia lantas menyambar shuttlecock dengan pukulan mengarah tubuh.
Hingga kedudukan 15-12 untuk keunggulan Momota, ada satu rumus sederhana yang bisa diterapkan: Jangan sia-siakan bola tanggung.
Untunglah Jonatan menyadarinya. Pukulan tanggung Momota dijawabnya dengan jumping smash dari ujung lapangan.
Momota yang berusaha mengejar shuttlecock justru kehilangan keseimbangan. Akibatnya shuttlecock malah terlempar dari lapangan, Jonatan mendekat 13-15.
Return of serve Jonatan yang tak akurat memberikan match point 20-13 untuk Momota. Lantas, netting yang menipu dipakai Jonatan untuk mengubah skor jadi 14-20.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Jonatan benar-benar kehilangan gim kedua. Netting menyilangnya kurang terukur sehingga shuttlecock jatuh di luar lapangan. Gim kedua selesai dengan kemenangan 21-14 untuk Momota.