Kalah, Kans Hafiz/Gloria ke Semifinal BWF World Tour Finals Menipis

13 Desember 2019 12:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle Widjaja, di Hong Kong Open 2019.
 Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle Widjaja, di Hong Kong Open 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Ini adalah laga hidup dan mati bagi Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle. Menang menjadi cara terbaik untuk lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2019.
ADVERTISEMENT
Cara terbaik, lho, ya. Bukan satu-satunya. Mereka masih bisa lolos walau kalah jika Praveen Jordan/Melati Daeva menang di laga ketiga.
Nah, skenario kedua itulah yang bisa dipakai melihat hasil pertandingan ini. Hafiz/Gloria kalah 14-21 dan 12-21 dari Yuta Watanabe/Arisa Higashino di laga ketiga Grup B ganda campuran pada Jumat (13/12/2019).
Duel sengit khas ganda sudah menunjukkan rupa di awal gim pertama. Bahkan untuk sampai pada kedudukan 3-3 saja harus melakoni sejumlah reli panjang.
Gloria mempertontonkan ketajaman smashnya saat lawan memimpin 5-4. Service lawan langsung disambarnya dengan rentetan pukulan cepat dari depan net.
Begitu lawan mengambil posisi memencar, dalam arti Watanabe di kiri dan Higashino di kanan, Gloria melesakkan dropshot ke area tengah yang tidak terkawal. Dengan cara itu Hafiz/Gloria mengubah skor jadi 5-5.
ADVERTISEMENT
Cara berbeda digunakan saat Hafiz/Gloria membukukan keunggulan 8-7. Gloria yang tampil aktif sebagai playmaker dipindai lawan sebagai target. Tak heran jika rangkaian smash ditujukan padanya.
Ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle Widjaja, di Hong Kong Open 2019. Foto: Dok. PBSI
Namun, Gloria meredam dengan tangguh. Rangkaian smash itu ditutupnya dengan cara yang tak kalah cerdas. Gloria melepaskan pukulan tanggung yang menyasar sudut kanan lapangan.
Lawan tak menyangka jika pukulan itu bakal berbuah poin. Sebaliknya, mereka mengira akan out sehingga baik Watanabe maupun Higashino tak mengejar shuttlecock.
Apa boleh bikin, Gloria mengepalkan di akhir reli, perayaan singkat untuk keberhasilannya merengkuh poin.
Sayangnya, keunggulan 11-10 di interval masuk ke kantong Watanabe/Higashino. Itu adalah ganjaran yang pantas untuk kekompakan mereka membangun serangan.
Watanabe memulai gempuran dengan melepaskan smash kepada Hafiz. Setelah enam atau tujuh pukulan, giliran Gloria yang menjadi sasaran. Tekanannya ditambah karena Gloria mengambil posisi lebih dekat net.
ADVERTISEMENT
Gloria awalnya mampu menahan dengan pukulan defensif. Namun, tekanan memancingnya melakukan eror. Pukulannya gagal menyeberangkan shuttlecock ke bidang permainan Watanabe/Higashino.
Cara Watanabe/Higashino mengamankan keunggulan 14-12 mempertontonkan ketajaman smash Watanabe. Pengembalian tanggung Hafiz/Gloria ibarat serum yang diinjeksikan untuk menambah kekuatannya.
Dari sudut kanan belakang lapangannya, Watanabe melesakkan smash yang begitu kencang. Gloria berusaha meredam, tetapi manuvernya justru membuat shuttlecock terpental dari lapangan sendiri.
Setelahnya, Watanabe/Higashino ibarat tak terbendung. Dengan meyakinkan mereka mengumpulkan poin demi poin sampai pada kedudukan 19-14. Keterlambatan Hafiz mengejar shuttlecock membuat Watanabe/Higashino meraih game point 20-14.
Kemenangan adalah perkara mahal, termasuk bagi Watanabe/Higashino di gim pertama ini. Untuk mengonversi game point tersebut, mereka mesti melakoni reli panjang yang didominasi pukulan menyilang.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sih, masih dalam tempo tanggung. Namun, Watanabe/Higashino menambah tekanan saat reli sudah memasuki 20-an pukulan. Pada akhirnya, reli tuntas begitu Higashino melepaskan jumping smash ke arah Gloria. Watanabe/Higashino menang 21-14.
Aksi Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di Hong Kong Open 2019. Foto: dok. PBSI
Laga seperti berjalan satu arah di gim kedua. Sayangnya, arahnya ini begitu menyebalkan bagi suporter Indonesia. Hafiz/Gloria tertinggal 5-11 di interval dan berlanjut sampai 7-16.
Pengembalian Watanabe yang kurang terukur membuat shuttlecock jatuh di luar lapangan. Kondisi ini membuat Hafiz/Gloria mencuri poin dan mengubah skor jadi 8-16.
Masalahnya adalah bagaimana memenangi poin tanpa mengandalkan unforced error lawan. Kalaupun mengandalkan eror lawan, ya, harus eror yang muncul karena tekanan Hafiz/Gloria.
Bertanding clueless seperti ini membuat Hafiz/Gloria tidak mampu melepaskan diri dari tekanan lawan. Hafiz/Gloria malah memberikan match point 20-10 cuma-cuma kepada Watanabe/Higashino karena pengembalian yang membenturkan shuttlecock ke net.
ADVERTISEMENT
Dua angka dapat direngkuh Hafiz/Gloria. Pertama lewat adu reli yang didominasi oleh smash-smash tajam dan menyilang Hafiz.
Tekanan dibalas tekanan. Itulah kesimpulan yang muncul dalam reli tersebut. Akibatnya, Higashino melakukan kesalahan sendiri dengan menabrakkan shuttlecock ke net. Penampilan Hafiz/Gloria di reli ini rasanya membuat orang bertanya-tanya kenapa, sih, tidak tampil begini dari tadi?
Angka kedua yang berarti skor 12-20 jadi milik Hafiz/Gloria karena pengembalian Watanabe yang lagi-lagi tak terkendali. Shuttlecock yang jatuh di luar garis membikin angka datang ke kubu Hafiz/Gloria.
Sayangnya, dua angka tersebut belum mampu berbuat banyak. Lewat service yang cerdik, Watanabe/Higashino merengkuh poin ke-21 yang berarti kemenangan 21-12 di gim kedua.