Kalahkan Djokovic, Thiem Hadapi Nadal di Final Prancis Terbuka

8 Juni 2019 21:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dominic Thiem bertanding melawan Novak Djokovic di semifinal Roland Garros 2019. Foto: REUTERS/Charles Platiau
zoom-in-whitePerbesar
Dominic Thiem bertanding melawan Novak Djokovic di semifinal Roland Garros 2019. Foto: REUTERS/Charles Platiau
ADVERTISEMENT
Jatuh-bangun Dominic Thiem melawan Novak Djokovic terbayar lunas. Laga semifinal Prancis Terbuka 2019 ditutup Thiem dengan kemenangan 6-2, 3-6, 7-5, 5-7, 7-5 atas Djokovic. Kemenangan ini mengantarkan Thiem pada duel puncak nomor tunggal putra melawan Rafael Nadal pada Minggu (9/6/2019).
ADVERTISEMENT
Meski kemenangan ini direngkuh pada Sabtu (8/6/2019), sebenarnya laga sudah dimulai pada Jumat (7/6/2019). Namun badai yang menghajar Paris memaksa pertandingan ditunda hingga keesokan harinya. Nah, saat laga diputuskan buat ditunda, Thiem dan Djokovic berbagi kemenangan di set pertama dan kedua.
Kedatangan Thiem ke Roland Garros tahun ini tentu diwarnai cerita kekalahan dari Nadal di partai pemungkas musim lalu. Maka, laga final musim ini ibarat ulangan final 2018.
Susah payah Djokovic ladeni Thiem di semifinal Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Ngomong-ngomong soal semifinal tunggal putra tahun ini, keempat slot diisi oleh empat unggulan teratas. Nadal yang berstatus sebagai unggulan kedua melawan unggulan ketiga, Roger Federer. Sementara, Djokovic yang berpredikat sebagai unggulan pertama baku hantam melawan Thiem, si unggulan keempat.
ADVERTISEMENT
Thiem melakoni set pertama dengan kualitas first serve yang menjanjikan. Ia berhasil memenangi 92% first serve-nya. Bandingkan dengan Djokovic yang cuma membukukan 46% kemenangan dari first serve.
Berbekal efektivitas yang demikian, Thiem sukses menundukkan Djokovic 6-2 di set pembuka. Kualitas itu pula yang memenangkan di perempat final melawan Karen Khachanov, 6-2, 6-4, 6-2 hanya dalam waktu 47 menit.
Tapi, lawan Thiem adalah Djokovic yang menutup tiga seri terakhir Grand Slam dengan gelar juara. Petenis Serbia ini tahu benar caranya bangkit. Tak peduli dengan kemenangan lawan di set pembuka, Djokovic sanggup mematrikan kemenangan 6-3 di set kedua.
'Joker' adalah julukan yang disematkan pada Djokovic. Tingkahnya yang konyol itu menjadi penyebab. Roland Garros musim ini pun tak luput dari selera humor Djokovic. Reaksinya begitu merusak lantai pusat kebugaran Roland Garros adalah salah satu contoh.
ADVERTISEMENT
Tapi, selera humor yang seperti itu tidak tampak di semifinal hari kedua. Yang ada, Djokovic mulai membanting raket. Sebagian besar penikmat tenis paham betul amukan seperti itu adalah penanda sahih bahwa laga tak berjalan mudah bagi Djokovic.
Thiem di semifinal Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Thiem membuktikan bahwa ia petenis keras kepala yang tak enggan tunduk di hadapan deretan gelar juara Djokovic. Alih-alih mati kutu, Thiem justru memberi perlawanan brilian.
Salah satu yang paling brutal ketika ia berusaha menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di set keempat. Permainan reli yang dibangun Djokovic dengan serangan menyasar sudut-sudut sulit malah berujung buntung akibat pukulan loop Thiem yang tak mampu diantisipasi.
Siapa juga yang tidak kesal dengan permainan demikian? Sudah bersusah-payah meladeni permainan lawan hingga bertaruh ke dengan mengincar sudut sulit, Thiem justru menutup gim dengan lesakan loop yang lahir dari pukulan backhand-nya. Tambah menyebalkan karena manuver itu dilakukan Thiem dengan cara yang terlihat mudah.
ADVERTISEMENT
Atau, ingat-ingat lagi cara Thiem menyamakan kedudukan menjadi 40-40 saat imbang 1-1--masih di set keempat. Entah strategi macam apa yang berputar-putar dalam kepala Thiem. Yang jelas, kala itu Djokovic berusaha mematikan langkah Thiem dengan melepaskan pukulan menyilang dari area tengah depan net.
Thiem yang ada di tengah langsung berlari mengejar bola dan mengembalikan serangan itu via drop shot. Pengembaliannya itu mengarah ke sudut kiri depan net bidang permainan Djokovic.
Sialnya, Djokovic tak mengira Thiem bakal mengembalikan bola dengan cara seperti itu. Alih-alih menutup serangan, Djokovic malah mati langkah duluan sehingga terlambat mengejar bola. A cheeky drop-shot, kalau kata komentator yang mengawal laga.
Tapi, asa Djokovic untuk menutup empat seri beruntun Grand Slam dengan gelar juara keempat belum padam berkat keberhasilannya merengkuh kemenangan 7-5 di set keempat. Dari kuantitas serangan, Thiem memang unggul lewat 11 winner dan dua ace. Sementara, Djokovic tertinggal tipis dengan 10 winner dan satu ace.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi pembeda adalah unforced error yang dibuat Thiem. Ketika Djokovic hanya mencatatkan delapan unforced error, permainan Thiem banjir kesalahan yang ditunjukkan dengan 18 unforced error. Mau tak mau, set kelima menjadi laga penentuan.
Kekesalan di wajah Djokovic tak hilang di set kelima. Bagaimana tidak? Ia memang berhasil membuka set dengan keunggulan 1-0. Tapi, setelahnya Thiem menggebrak. Tak cuma menyamakan kedudukan, ia berhasil membalikkan keunggulan menjadi 4-1.
Sialnya, laga kembali ditunda pada gim kelima saat kedudukan imbang 40-40. Penyebabnya, apa lagi kalau bukan hujan? Hmmm... Alasan logis buat memikirkan pembangunan atap seperti di Wimbledon, 'kan?
Cuaca buruk, musuh terbesar Prancis Terbuka 2019. Foto: REUTERS/Charles Platiau
Begitu pertandingan dilanjutkan, Djokovic kembali menunjukkan kekesalannya. Penyebabnya adalah ace yang dilepaskan oleh Thiem hingga ke area baseline. Djokovic tak yakin pukulan itu out atau tidak.
ADVERTISEMENT
Umpire turun ke lapangan dan menunjukkan bahwa bola sudah berada di luar garis. Djokovic sempat tak terima, ia kembali mempertanyakan keputusan umpire.
Kabar baik bagi Djokovic karena tayangan ulang virtual menunjukkan bahwa ternyata bola keluar dari garis. Itu berarti, tak ada ace yang berbuah poin bagi Thiem. Fragmen yang sedikit-banyak menunjukkan bahwa terkadang kau perlu menjadi orang keras kepala.
Pertarungan belum usai meski Thiem sudah unggul 4-1. Kekerasan kepala Djokovic itu menunjukkan tajinya. Petenis Serbia ini berhasil memangkas ketertinggalan menjadi 3-4.
Kepercayaan diri yang belum habis itu yang tampaknya membuat Djokovic bisa tertawa ceria bersama pelatihnya begitu pengumuman penundaan laga akibat hujan berakhir. Seolah-olah bukan dia yang tertinggal 1-4 di set penentuan.
ADVERTISEMENT
Thiem memang sanggup memenangi gim kedelapan sehingga kedudukan bergeser menjadi 5-3. Tapi ketika mencapai match point 40-15, Thiem justru kehilangan tiga angka sehingga berbuah advantage untuk Djokovic. Bertambah gila karena pengembalian Thiem membentur net sehingga kemenangan gim sembilan jatuh pada Djokovic.
Novak Djokovic, manusia paling keras kepala di atas lapangan tenis. Foto: Kenzo TRIBOUILLARD / AFP
Barangkali tidak ada manusia yang lebih keras kepala ketimbang Djokovic di atas lapangan tenis. Protes kepada umpire begitu laga dilanjutkan tadi tidak menjadi satu-satunya.
Saat hendak memecahkan break point yang menggeser kedudukan jadi 5-5, Djokovic melakukan hal serupa. Dan hebatnya, tayangan ulang membuktikan bahwa protesnya itu benar.
Semakin genting situasi, semakin banyak pantulan bola ketika Djokovic hendak melakukan servis. Itu pula yang terjadi begitu Thiem memimpin tipis 6-5. Kedudukan di gim krusial itu tambah ketat. Keunggulan 15-0 Thiem dibalikkan menjadi 30-15 oleh Djokovic.
ADVERTISEMENT
Vice versa, Thiem mengejar dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 30-30. Enam poin kemudian, laga masih berlanjut dan kedua petenis terikat di deuce.
Tapi, Thiem berhasil menekan sehingga memaksa Djokovic melakukan kesalahan lewat pukulan yang membentur net. Matcth point untuk Thiem. Pada akhirnya, poin kemenangan itu berhasil disegel Thiem lewat pukulan forehand yang tak mampu dijangkau oleh Djokovic.
Laga thriller di partai semifinal tuntas, Thiem bersiap menghadapi thriller lainnya: Di partai puncak, di hadapan 'Raja Lapangan Tanah Liat'.