Kalahkan Duo Malaysia, Marcus/Kevin Segel Tiket Semifinal

26 Juli 2019 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, di babak pertama Jepang Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, di babak pertama Jepang Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo datang ke perempat final Jepang Terbuka 2019 dengan satu tugas: Memastikan tidak ada kejutan seperti All England 2019, kejutan yang mengantarkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik ke laga puncak.
ADVERTISEMENT
Sempat terganjal kekalahan 22-24 di gim kedua usai menang 21-14 di gim pembuka, Marcus/Kevin tetap mampu menuntaskan tugas tersebut dengan kemenangan 21-15 di duel pemungkas. Hasil positif yang dirangkum ganda putra berjuluk 'Minions' pada Jumat (26/7/2019) ini memastikan Indonesia memiliki dua wakil ganda putra di semifinal.
Marcus/Kevin membuka laga dengan durian runtuh. Penyebabnya, apa lagi kalau bukan kesalahan lawan? Bahkan, Chia/Yik dua kesalahan beruntun sehingga Marcus/Kevin unggul 2-0 di awal.
Kevin memang menjadi salah satu sumber masalah bagi permainan lawan, tapi bukan berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Chia/Yik. Chia acap menjadi otak serangan bagi kubu Malaysia. Pembacaan bolanya cukup jitu sehingga beberapa kali memutus serangan yang digagas Kevin. Memang belum menghasilkan keunggulan, tapi bisa memangkas jarak menjadi 2-5.
ADVERTISEMENT
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, di babak pertama Jepang Terbuka 2019. Foto: Dok. PBSI
Persoalan besar bagi Chia/Yik: Minions masih mendominasi. Saking dominannya, Marcus/Kevin cuma membutuhkan lima menit untuk menutup interval dengan keunggulan 11-4. Poin ke-11 itu direngkuh berkat dropshot Marcus yang tidak bisa diantisipasi oleh Soh.
Dalam permainan adu drive saat kedudukan 13-6 Marcus/Kevin seperti mencecar ganda putra Malaysia itu dengan pelajaran seperti apa caranya melakoni duel sengit. Di depan net keduanya, melepaskan drive-drive tajam yang membikin lawan kerepotan. Marcus/kevin bergantian melepaskan serangan dengan menyasar Chia.
Keputusan itu sepertinya diambil karena Chia acap menjadi motor serangan lawan. mematikan Chia lebih dulu sama dengan mematikan lawan secara keseluruhan. Siasat itu jitu. Yik terlambat mengover Chia yang mulai goyah. Tinggal menunggu waktu, satu atau dua pukulan dan reli ditutup dengan tambahan poin untuk Marcus/Kevin.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, bukan berarti Marcus/Kevin bermain tanpa cela. Kecenderungan melakukan eror beberapa kali membuat angka melayang ke tangan lawan.
Misalnya, ketika Marcus gagal mengembalikan pukulan tanggung lawan yang mengubah kedudukan dari 11-17 menjadi 12-17. Contoh lainnya saat drive Kevin keluar lapangan sehingga memberikan satu poin tambahan buat lawan, dari 13-18 menjadi 14-18.
Kesalahan pengembalian servis yang dilakukan Chia pada akhirnya mengakhiri laga gim pertama. Tentu saja duel itu tuntas dengan kemenangan 21-15 untuk Marcus/Kevin.
Duel reli akhirnya muncul juga sewaktu Marcus/Kevin memimpin 4-2 di awal gim kedua. Chia/Yik cukup percaya diri menangkal serangan Marcus/Kevin dari depan net. Meski demikian, angka justru melayang ke tangan Chia/Soh. Penyebabnya adalah pukulan defensif Marcus membuat shuttlecock menabrak net.
ADVERTISEMENT
Situasi awal gim kedua tidak berbeda jauh dengan gim pertama. Chia/Yik belum bisa menemukan cara terbaik untuk membongkar perlawanan Marcus/Kevin.
Ketidakmampuan ini berakibat fatal. Marcus/Kevin memiliki ruang untuk mengeksplorasi kelemahan. Akibatnya, marcus/kevin memimpin jauh 9-4.
Reli sepanjang 38 pukulan muncul dalam kedudukan ini. Oke, permainan bola jauh dalam tempo tanggung yang digagas Chia/Yik diladeni oleh Marcus/Kevin.
Kevin melepaskan rangkaian pengembalian via jumping smash dari area baseline. Berkali-kali mampu menangkal serangan lawan, Kevin menyangka pukulan Chia bakal membuat shuttlecock terjatuh di luar garis. Akibatnya, ia tidak mengejar shuttlecock meski masih ada dalam jangkauannya sehingga kedudukan menjadi 5-9.
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo saat bertanding di Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sebagai catatan, reli 38 pukulan tadi menjadi yang terpanjang sampai momen ini. Kedua pasangan memang cenderung mencegah laga beralih ke duel reli panjang. Pukulan-pukulan cepat mendominasi, itu belum ditambah dengan sejumlah eror yang membuat reli tak bisa bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Ketangguhan smash Kevin menunjukkan rupanya usai torehan angka buat Chia/Yik tadi. Tepat pada smash yang ketiga, Kevin mendulang angka buat timnya dan mengubah kedudukan menjadi 10-5.
Arah angin seperti berbalik untuk Chia/Yik usai interval. Ragam kesalahan beruntun membikin Chia/ memangkas jarak menjadi 12-13. Chia/Yik bahkan menyamakan kedudukan 13-13 karena pengembalian tanggung Marcus begitu mudah buat dimatikan.
Kondisi yang menegaskan bahwa kemenangan gim pertama tak bisa memberi jaminan bahwa laga bakal berpihak padamu seterusnya. Dua bangunan serangan yang masing-masing ditutup dengan dropshot Yik membuat Marcus/Kevin tertinggal 17-19.
Tapi, Minions tahu benar caranya menyikapi keunggulan lawan. Bukan rahasia lagi bahwa Marcus/Kevin gemar menantang agresivitas lawan. Pola demikian berujung untung. Rangkaian smash Marcus mempersempit ketertinggalan menjadi 18-19 dan pengembalian servis Kevin yang tak tertebak menyamakan kedudukan jadi 19-19.
ADVERTISEMENT
Ketika kecepatan Kevin menyamakan kedudukan menjadi 20-20, orang-orang mungkin menerka laga akan tuntas di gim kedua. Tapi, kejutan juga berkawan akrab dengan bulu tangkis. Chia/Yik justru tampil kian efektif di situasi kritis. Di sisi lain, dua kesalahan Kevin secara beruntun memastikan gim kedua dimenangi oleh Chia/Yik dengan skor 24-22.
Lima servis yang dilepaskan Marcus berujung lima poin baginya dan Kevin. Seperti itulah cara Marcus/Kevin mendulang keunggulan 8-2 sebagai penanda dominasi mereka di awal gim ketiga.
Berangkat dari situ, laga seperti dilakoni satu pihak saja. Bagaimana tidak? Setelah unggul 11-5, Marcus/Kevin melejit menjadi 17-9.
Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo di semifinal Indonesia Open 2019. Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A.
Yang menjadi persoalan tak cuma kesalahan individu, tapi juga pukulan Chia/Yik yang begitu tanggung sehingga sering menjadi sasaran empuk Minions. Salah satunya saat Marcus/Kevin mengemas keunggulan 18-9. Pengembalian Yik yang tanggung disambar tanpa tedeng aling-aling oleh Marcus.
ADVERTISEMENT
Masalah bagi kubu Indonesia, bola tanggung lawan tidak selamanya menjadi kawan Marcus/Kevin. Suatu waktu bisa menjadi musuh bagi Marcus/Kevin. Contohnya ketika ganda Malaysia itu mengubah skor 12-18. Pengembalian tanggung dari pukulan backhand Yik tidak bisa dikembalikan sempurna oleh Kevin karena membentur net.
Ngomong-ngomong soal agresivitas, Chia/Yik sempat mempertontonkan serangan depan net yang impresif. Keduanya memang mengawali reli dengan mode bertahan. Tapi, begitu mendapat momentum, mereka sanggup menyerang balik dan memaksa Marcus/Kevin bermain bertahan. Yang terjadi setelahnya, skor bergeser menjadi 13-18 karena Marcus/Kevin telat merespons serangan.
Meski demikian, perlawanan Chia/Yik selesai dengan kekalahan. Tidak ada kejutan ala Britania yang membawa mereka ke laga puncak. Dalam kedudukan match point 20-15, 'Minions' menggagas reli sengit yang didominasi oleh pukulan Kevin.
ADVERTISEMENT
Elegan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan seperti apa serangan tersebut. Dengan percaya diri Kevin merangsek ke depan net lantas memutar tubuhnya sambil melepaskan lesakan ke arah Chia/Yik. Tak menyangka dengan model serangan demikian. Tentu saja Marcus/Kevin merengkuh kemenangan 21-15 di gim ketiga.