Kalkulasi Jitu Marc Marquez Bernilai 20 Poin

1 Juli 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marc Marquez memimpin balapan GP Prancis 2019 di Sirkuit Le Mans. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marc Marquez memimpin balapan GP Prancis 2019 di Sirkuit Le Mans. Foto: JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Skill mumpuni bukanlah satu-satunya faktor kesuksesan Marc Marquez sebagai juara dunia delapan kali. Pebalap Repsol Honda ini juga dibekali kecerdasan bak profesor untuk melakukan hitung-hitungan di atas sirkuit MotoGP.
ADVERTISEMENT
Kalkulasi Marquez terhadap performa motornya memang hampir selalu jitu. Dari situ, pemilik nomor 93 ini mengetahui kapan dirinya harus mengejar podium pertama atau sekadar bertahan di deretan depan demi meraih poin sebanyak-banyaknya.
Lihat saja bagaimana Marquez mengarungi balapan di Sirkuit Assen, Minggu (30/7/2019) malam WIB. Walaupun sukses keluar sebagai pemenang pada seri serupa musim lalu, dia tak lantas berapi-api untuk mengulangi kesuksesannya.
Pasalnya, analisis Marquez menunjukkan bahwa motor RC213V tak cukup kompetitif dibandingkan Yamaha. Dasarnya tentu saja dominasi Fabio Quartararo dan Maverick Vinales sebagai pengemudi YZR-M1 pada dua hari pertama.
"Saya sudah berpikir tak siap meraih kemenangan sebelum balapan. Maka, strategi mesti berubah. Saya melupakan ambisi untuk memenangi balapan dan cukup mengejar hasil terbaik," tutur Marquez sebagaimana dilansir oleh Crash.
ADVERTISEMENT
Marc Marquez menghadiri sesi konferensi pers GP Catalunya 2019, Kamis (13/6/2019). Foto: LLUIS GENE/AFP
"Skenario terbaik buat saya yakni memilih ban soft. Karena target saya cuma bersaing dengan dua pebalap Yamaha sampai 15 putaran," ujarnya.
Kompon soft memang memungkinkan Marquez melaju kencang di awal balapan, tetapi daya tahannya bakal tergerus pada putaran-putaran akhir. Sebaliknya, kompon hard bertahan lebih lama dengan konsekuensi akselerasi awalnya berkurang.
Keunggulan kompon soft benar-benar dimanfaatkan Marquez di Sirkuit Assen. Dia melakukan start dari posisi keempat, kemudian langsung menembus tiga besar setelah crash yang menerpa Alex Rins (Suzuki Ecstar).
"Ketika mendapatkan kecepatan bagus dalam 15 putaran pertama, Anda pasti bisa bertahan di 10 lap terakhir. Sementara, kompon hard menghadirkan risiko karena kecepatan berkurang dan saya malah bersaing dengan Andrea Dovizioso (di zona lima besar)," katanya.
ADVERTISEMENT
Memang tak bijak jika Marquez menunggu momen untuk menyerang di akhir dengan karakter kompon hard. Karena seperti analisisnya tadi, performa motornya tak lebih baik daripada Quartararo dan Vinales.
Duel dengan Dovizioso juga menjadi riskan karena pebalap Ducati adalah kompetitor utama Marquez di klasemen sementara. Sebelum balapan di Assen, keduanya cuma terpaut 37 poin dengan Marquez berada di puncak tabel.
Keputusan Marquez lagi-lagi tepat. Karena dia hampir selalu berada di depan Dovizioso. Bahkan, Marquez sempat memimpin balapan dalam 15 putaran pertama.
Baru memasuki 10 lap akhir, performa Marquez mengendur. Dia cuma mengungguli Quartararo di posisi ketiga. Sementara, predikat pemimpin balapan sudah diambil alih Vinales.
Mengetahui motornya yang tak dalam kondisi terbaik, Marquez pun tak terpancing untuk melakukan overtaking terhadap Vinales. Toh, pebalap Monster Energy Yamaha itu bukanlah ancaman serius di perebutan gelar juara.
ADVERTISEMENT
"Saya sempat menjaga jarak dengan Vinales dalam dua putaran dan menemukan risiko begitu besar. Seperti penuturan saya kemarin bahwa Vinales tertinggal sekitar 100 poin, sehingga saya mencamkan hal itu," ucap Marquez.
Pada akhirnya, Vinales-lah yang keluar sebagai kampiun sekaligus memberikan kemenangan pertama untuk Yamaha di musim ini. Lalu, Marquez finis di belakangnya.
Namun, podium kedua sudah terasa seperti kemenangan bagi Marquez. Karena dia merebut 20 poin sekaligus sukses melebarkan gap dengan Dovizizoso yang finis keempat. Alhasil, selisih 44 angka atas pesaing terdekat membuat The Baby Alien semakin dekat dengan gelar juara dunia kesembilan.