Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI Blak-blakan soal Indonesia Open 2022

5 April 2022 12:41 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penonton yang menghadiri partai final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penonton yang menghadiri partai final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia Open dan Indonesia Masters masuk kalender turnamen BWF pada 2022. Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI yang juga Dewan BWF, Bambang Roedyanto, blak-blakan bicara soal persiapannya.
ADVERTISEMENT
Hal itu diutarakan Roedyanto dalam bincang-bincang di sesi 'Space kumparanplus' pada Senin (4/4). Ia bicara soal penonton, tiket, dan lain sebagainya. Sebab untuk tahun ini, Indonesia Open dan Indonesia Masters akan kembali ke Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Kalau harga, kami masih cek semua seperti apa karena ini kan pertama kali [selama pandemi ada penonton]. Jadi, mungkin April ini ada kunjungan dari sponsor, Daihatsu Jepang dan Malaysia akan datang juga ke Singapura, juga kemudian BWF. Karena kan situasinya berbeda, sudah 2 tahun tidak melaksanakan [Indonesia Open dan Indonesia Masters dengan penonton]," lanjutnya.
Penonton Indonesia Masters 2018 Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Terakhir kali Indonesia Open dan Indonesia Masters ada penonton adalah pada 2019, sementara 2020 absen karena pandemi. Bambang Roedyanto menerangkan bahwa penentuan harga tiket harus ditetapkan sebijak mungkin. Bahkan tak cuma harga yang mesti dipertimbangkan, yakni sistemnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, ini lagi rapat karena rebranding-nya harus sesuai, juga bagaimana maunya mereka. Jadi, kalau untuk harga, kami belum bisa putuskan berapa. Dilema, kami harus hati-hati, kami tak boleh harga terlalu mahal karena berapa pun harganya, kami tak mungkin dapat untung dari penjualan tiket," ujar Roedyanto.
"Jadi, kami akan memastikan bagaimana juga jangan sampai terlalu [mahal]. Selain harga juga, kami juga harus bicara soal sistemnya. Apakah kami mesti jual online atau berapa persen orang datang [beli di tempat]? Ingat lagi, kami jangan sampai dituduh membuat kerumunan saat tiket segala macam, lalu bagaimana cara masuknya? Karena kan harus ada jarak."
"Ada banyak hal sensitif mesti dibicarakan. Yang pasti, yang harus kami perhatikan adalah harga tiket dan memastikan ada live streaming supaya bisa nonton," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting pada Indonesia Masters 2021 di Bali International Convention Center, Bali. Foto: Humas PP PBSI
Indonesia Open dan Indonesia Masters adalah turnamen bulu tangkis kebanggaan RI. Wabil khusus Indonesia Open, Bambang Roedyanto menegaskan bahwa ini adalah turnamen yang dijadikan contoh oleh negara lain. Maka dari itu, penyelenggaraannya harus selalu spesial.
"Untuk bikin suatu produk Indonesia Open, itu memakan waktu lama. Saya masih ingat, waktu 9 tahun lalu, waktu saya coba bikin pre launch, itu tidak mudah karena tak ada di permintaan BWF. Saya pernah sekali dicemooh, 'Ngapain sih bikin begitu? Enggak pernah ada kayak begitu kok'," kenang Roedyanto.
Biar bagaimanapun, Indonesia Open tak akan pernah mengalahkan gengsi All England, turnamen bulu tangkis tertua di dunia, meski kini sama-sama berstatus Super 1000. Maka dari itu, Roedyanto menyebut bahwa harus ada yang menarik dari Indonesia Open, seperti ajang pre launch atau semacam kegiatan sebelum turnamen.
ADVERTISEMENT
"Indonesia Open harus menonjolkan sesuatu karena tak mungkin mengalahkan All England, turnamen bulu tangkis tertua di dunia. Kita tak mungkin bisa kalahkan elegansinya. China Open bagaimana? Kami sudah ke sana, oke, tidak ada apa-apa," bebernya.
Ganda Putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon (kiri) dan Kevin Sanjaya Sukamuljo pada semifinal Indonesia Open 2021 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (27/11/2021). Foto: Humas PBSI/HO ANTARA FOTO
Jadi, jangan heran jika para pebulu tangkis asing senang main di Indonesia. Sebab, ada keramahan yang tidak mereka dapatkan di negara lain.
Pada November-Desember 2021, ada ajang Indonesia Badminton Festival (IBF) di Bali, yang berisi rentetan turnamen Indonesia Open, Indonesia Masters, dan BWF World Tour Finals. Bambang Roedyanto mengeklaim tanggapan para pemain asing positif.
"Nah itu yang saya tanamkan. Makanya, kenapa pemain asing selalu mau ke Indonesia? Karena hospitality kita terkenal sekali. Mulai dari pre launch, penjemputan, dan lain-lain. Terlebih, kemarin di Bali. Sampai kemarin, pemain via online tanya ke saya, 'Kapan dong bikin di Bali lagi?' ya kagak mungkin semua bikin di Bali kan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi, Indonesia Open kini dianggap barometer, levelnya sudah tinggi sekali. Indonesia Open selalu dianggap barometer semua event, itu sudah diakui. Menjadi juara gampang, mempertahankan susah sekali. Jadi, kami setiap harus rapat mempersiapkan lagi Indonesia Open dan Indonesia Masters back-to-back untuk pertama kali [selama pandemi]," tandasnya.