Kisah Atlet Australia: Tangannya Hilang Digigit Beruang, Kini Bintang Tenis Meja

30 Agustus 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet tenis meja Australia, Lin Ma di Paralimpiade Tokyo 2020.  Foto: Ivan Alvarado/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Atlet tenis meja Australia, Lin Ma di Paralimpiade Tokyo 2020. Foto: Ivan Alvarado/REUTERS
ADVERTISEMENT
Anak-anak kerap menganggap hewan sebagai teman mereka. Akan tetapi, Ma Lin, atlet Australia di Paralimpiade Tokyo, rasanya salah memilih teman ketika seekor beruang membuat ia kehilangan tangannya.
ADVERTISEMENT
Ma baru berusia lima tahun kala ia mengunjungi sebuah kebun binatang di daerah tenggara China dengan seorang temannya. Namun, tak ada yang menyangka rekreasi itu berubah menjadi tragedi.
Ma mengira seorang beruang telah menjadi temannya karena ia kerap menyuapinya makanan saban minggu. Pada satu momen, ia memutuskan untuk memberi tepukan di bahunya.
Atlet tenis meja Australia, Lin Ma di Paralimpiade Tokyo 2020. Foto: Ivan Alvarado/REUTERS
Akan tetapi, beruang tersebut tampaknya sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Ia justru menganggap gestur kasih sayang Ma sebagai sebuah serangan.
Alhasil, beruang itu menyerangnya tanpa ragu-ragu, menggigit lengan kanannya hingga tak bersisa. Oh, ada yang tersisa, tetapi hanya beberapa potongan daging saja.
Ma hampir mati di tempat setelah kehilangan begitu banyak darah. Hidupnya jelas berubah selamanya, namun ia menolak untuk menyalahkan beruang itu.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir dia adalah teman saya karena saya biasa pergi ke kebun binatang setiap minggu untuk memberinya makan," cerita Ma kepada Daily Telegraph seperti dikutip dari The Sun.
"Jadi, saya hanya memutuskan untuk menjangkau dan menepuknya, tapi saya kira dia sedang tidak ingin bermain saat itu," tambahnya.
Ma Lin, atlet tenis meja Australia di Paralimpiade Tokyo. Foto: Instagram/@linma7196
Dalam keadaan syok berat, Ma tidak menangis meskipun mengalami luka yang mengerikan. Temannya yang datang ke kebun binatang bersamanya teriak minta tolong.
Ma akhirnya dilarikan ke rumah sakit dengan sebuah taksi karena jika mereka menunggu ambulans datang, kemungkinan besar Ma akan kehilangan nyawanya di tempat.
Nyawa Ma terselamatkan setelah lengannya diamputasi. Akan tetapi, ia lebih mengkhawatirkan kehidupan asmaranya alih-alih memikirkan masa depannya dengan satu tangan.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya ingin tahu apakah saya masih bisa mendapatkan pacar ketika saya lebih tua nanti," kata Ma.
"Mereka berkata, 'tentu saja'. Jadi, saya senang," lanjutnya.
Ya, Ma sepertinya tak perlu gusar akan masa depannya. Pasalnya, ia kini merupakan seorang atlet yang sukses dan merupakan bintang tenis meja di Paralimpiade.
Ma Lin, atlet tenis meja Australia di Paralimpiade Tokyo. Foto: Instagram/@linma7196
Ma mulai belajar tenis meja sepuluh tahun setelah insiden yang menghilangkan tangan kanannya dan tiga tahun setelahnya, ia mengalungi medali emas di Kejuaraan Dunia Para.
Tak tanggung-tanggung, ia menggondol emas di dua nomor sekaligus, yakni tunggal putra dan ganda putra. Kesuksesan tersebut berlanjut di Paralimpiade Beijing 2008.
Hingga kini, Ma adalah peraih empat medali emas Paralimpiade di tiga edisi berbeda. Ia memenangi 5 gelar juara dunia dan 11 gelar juara Asia.
ADVERTISEMENT
Setelah Paralimpiade Rio 2016 silam, ia dinaturalisasi ke Australia dan bersaing di bawa bendera 'Negeri Kangguru' pada Paralimpiade Tokyo 2020.
Ma sendiri berhasil menyabet medali perak di Tokyo. Ia takluk dalam empat set dengan skor 11-9, 6-11, 3-11, dan 3-11 atas wakil Belgia, Devos Laurens, pada Sabtu (28/8) lalu.