Kisah dr. Ruth Ratna Mengawal Gizi di Asrama Djarum

22 November 2019 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli gizi PB Djarum, dr Ruth Ratna Widjaja. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
zoom-in-whitePerbesar
Ahli gizi PB Djarum, dr Ruth Ratna Widjaja. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
ADVERTISEMENT
Gizi adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh atlet. Tanpa asupan gizi yang baik, seorang atlet tidak akan mendapat asupan energi yang mampu menunjang performa mereka. PB Djarum paham ini.
ADVERTISEMENT
Di PB Djarum, fasilitas yang didapatkan para atlet tidak cuma fasilitas latihan seperti lapangan, sepatu, dan raket, tetapi juga pelayanan gizi. Soal ini, PB Djarum memercayakannya kepada dr. Ruth Ratna Widjaja, M. Kes.
Ruth adalah orang yang sehari-hari bertanggung jawab terhadap asupan gizi bagi para atlet di PB Djarum. Pola gizi ini didasarkan pada berapa kali atlet menjalani latihan setiap harinya, sehingga ia bisa menentukan asupan kalori yang pas.
"Kita mengacu pada pola gizi seimbang. Berat badan dan tinggi badan itu dipantau sesuai umur anak, tidak boleh kelebihan," ujar Ruth di Asrama Djarum, Kamis (21/11/2019).
Ilustrasi PB Djarum. Foto: Dok: Bintan Insani/kumparan.
"Kalorinya yang disesuaikan. Kalau makanan mengacu pola gizi seimbang, maka harus ada karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, buah, dan susu. Itu sudah berdasarkan kalori yang dihitung. Sedangkan suplemen cukup multivitamin saja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ruth mencontohkan susunan menu yang biasa ia terapkan di PB Djarum ini. Ia mengatur jenis makanan yang mesti disajikan kepada atlet dengan mengacu pada pola gizi seimbang tersebut.
Misalkan, makanan yang disajikan adalah ayam rica-rica. Maka, untuk asupan karbohidratnya tidak boleh nasi, harus diganti spageti. Itu dilakukan semata agar asupan gizi para atlet tetap terjaga.
"Protein bisa dari ayam, daging, telur, ikan, udang, kepiting, atau kerang. Sedangkan untuk protein nabati ada kacang-kacangan, tahu, tempe, sup kacang merah. Kita enggak pakai MSG di sini," ujar Ruth.
Dapur PB Djarum tempat makanan untuk para atlet disiapkan. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
Meski sangat ketat mengatur asupan gizi, Ruth juga membuka peluang bagi para atlet di PB Djarum ini untuk makan enak. Ia mencontohkan ada atlet yang suka sop buntut. Ia pun meminta koki untuk membuatkan sop buntut olahan sendiri.
ADVERTISEMENT
Lalu, untuk makanan ringan di malam hari, ada juga koki khusus yang disiapkan untuk membuatkannya. Mereka akan membuat makanan ringan yang sesuai dengan permintaan para atlet.
"Nah, kalau ada permintaan, jadi nanti mereka (para koki) tinggal menunggu (permintaan atlet). Dessert (makanan ringan) bisa pilih apa yang sesuai seperti di hotel, misalnya makaroni skotel atau lumpia," ujar Ruth.
Semua ini dilakukan semata agar atlet tidak makan sembarangan. Makanan seperti gorengan atau fast food tidak diperbolehkan bagi para atlet, karena akan mengganggu asupan gizi mereka.
Ruang makan atlet PB Djarum. Foto: kumparan/Sandy Firdaus
Namun, terkhusus fast food, Ruth masih memberikan kelonggaran. Ia menyebut bahwa dalam beberapa momen, koki kerap membuatkan fast food bagi para atlet, tentunya dengan beberapa catatan tersendiri.
ADVERTISEMENT
"Untuk fast food, kita suka membuatkan ayam goreng tepung. Kita buat sendiri, mengolahnya sendiri. Tentunya tidak pakai MSG, terus memakai ayam kampung, Minyaknya memakai minyak kelapa sawit," lanjutnya.
Meski begitu, Ruth mengaku masih saja ada anak-anak PB Djarum yang bandel. Mereka memesan makanan dari luar, dan diantarkan melalui jasa ojek online. Hal itu kerap membuatnya pusing.
"Mereka juga kadang pesan Go-Food, pada nakal, pada bohong," ujar Ruth.