Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, Abdul-Wahad tidak terlahir di keluarga muslim. Namanya dahulu adalah Olivier Michael Saint-Jean, lalu ia menjadi pemeluk agama Islam pada 1997 ketika masih berkuliah di San Jose State University.
Abdul-Wahad benar-benar berusaha mendalami ajaran Islam, salah satunya dengan membaca Alquran. Nah, pria kelahiran 3 November 1974 ini menyebut bahwa ada ayat dalam Surat Ar-Rahman yang menjadi favoritnya.
"Ayat Alquran favorit saya ada di Surat Ar-Rahman, ketika Tuhan bertanya berulang kali kepada umat manusia, 'Lalu nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?'," kisahnya kepada The Undefeated pada 2017.
"Kualitas puitis dari ayat tersebut dalam Bahasa Arab asli sangat indah. Itu selalu mengingatkan saya pada banyak berkah yang kita semua dapatkan setiap hari. Itu membantu meletakkan segala sesuatunya dalam perspektif," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kalimat ayat yang dimaksud Tariq Abdul-Wahad tersebut dalam Bahasa Arab dibaca "Fabiayyi Ala Irobbikuma Tukadziban". Dalam surat Ar-Rahman yang terdiri atas 78 ayat, kalimat tersebut diulang 31 kali.
Abdul-Wahad memulai kariernya di NBA pada 1997 dan mengakhirinya pada 2005. Sebagai seorang muslim, yang merupakan minoritas di NBA, ia mengaku mendapat respek dari rekan setim dan pelatih.
"Doc Rivers (pelatih Orlando Magic di masanya) menjadi yang paling akomodatif dengan menerapkan doa dalam keadaan sunyi sebelum laga daripada doa Kristen klasik karena saya adalah muslim. Itu waktu yang luar biasa. Ketika Ramadhan, sama saja. Semua orang selalu mendukung dalam organisasi NBA," jelasnya.
Tetap saja, Tariq Abdul-Wahad tak bisa menampik bahwa kemungkinan diskriminasi itu ada. Solusi untuk hal itu menurutnya adalah tetap menjalankan ajaran Islam dengan baik dan benar.
ADVERTISEMENT
"Anda tidak pernah tahu apa yang dikatakan orang di belakang. Keindahan Islam adalah bahwa Islam menempatkan rasa takut dan rasa hormat tertentu di hati orang-orang," tuturnya.
"Jika Anda mempraktikkan agama dengan cara terbaik yang Anda bisa dengan pemahaman yang tepat, perbuatan Anda akan bergema dengan cara yang memicu rasa hormat. Jadi, tidak, saya tidak bisa mengatakan saya pernah tidak dihormati," tambahnya.
****