Kisah Tanaya dan Bintang: Terus Melangkah walau Gagal di Final Audisi

21 November 2019 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bintang Dwi Prakoso.  Foto: Sandy Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bintang Dwi Prakoso. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Haru terpancar di GOR Djarum Kudus, Kamis (21/11/2019), dalam hari kedua pelaksanaan babak Final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2019.
ADVERTISEMENT
Pada hari tersebut, total 62 orang tereliminasi dan gagal masuk ke fase karantina. Tampak tangis mewarnai wajah anak-anak yang tereliminasi ini, walau beberapa di antaranya juga ada yang mencoba untuk tetap tegar.
Nah, salah dua dari mereka yang tereliminasi di hari kedua ini adalah Bintang Dwi Prakoso dari Tangerang serta Tanaya Yafiyah Darojat dari Karanganyar. Mari kita telisik kisah dari Bintang terlebih dahulu.
Bintang jadi salah satu peserta yang lolos ke babak final usai mendapatkan super tiket saat ikut audisi umum di Purwokerto. Laiknya anak-anak lain, Bintang memiliki impian juga untuk masuk ke PB Djarum.
Segala persiapan pun dilakukan agar hal itu terwujud. Sang ayah, Sugiyarto, turut terlibat. Ia bahkan sampai membayar pelatih khusus untuk meningkatkan skill putranya.
ADVERTISEMENT
Biaya Rp 1 juta per bulan--dengan konsekuensi mengurangi uang rokok dan berbagai kebutuhan rumah tangga--rela ditempuh oleh Sugiyarto. Ia juga bahkan melakukan perlakuan khusus saat sang putra merasa jenuh.
"Dia (Bintang) sering jenuh. Cara mengatasinya itu kita ajak jalan-jalan. Memang itu tantangan untuk anak, kalo latihannya berat pengen selesai. Tapi, saya tetap motivasi dia dan kasih tahu jangan menyerah," ujar Sugiyarto di GOR Djarum, Kamis (21/11).
Bintang Dwi Prakoso bersama sang ayah. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Meski sudah melakukan pengorbanan sedemikian rupa, pada akhirnya Bintang gagal menembus fase karantina. Rasa sedih memang terpancar di wajah Bintang dan Sugiyarto.
Walau begitu, mereka tetap tegar dan memilih untuk melangkah. Dengan usia Bintang yang menginjak angka 12 tahun depan, ia berencana untuk ikut lagi audisi umum.
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kali Bintang ikut PB Djarum. Kalau tidak lolos memang target (tahun 2019) sampe Kudus. Tahun depan persiapan lebih matang lagi, peningkatan soal fisik aja, mungkin power pukulan dan tekniknya diasah lagi," ungkap Sugiyarto.
Setali tiga uang dengan Bintang, Tanaya Yafiyah Darojat juga menjadi peserta yang gagal lolos ke fase karantina. Jika Bintang masih memiliki harapan untuk ikut audisi lagi, peluang Tanaya untuk ikut audisi tahun depan menipis.
Apa pasal? Saat ini, Tanaya sudah berusia 12 tahun. Tahun depan--jika mengacu pada format audisi U-11 dan U-13 yang diterapkan tahun ini--maka Tanaya sudah tidak bisa ikut lagi. Tak pelak, tangis langsung meledak tatkala ia dipastikan tidak lolos.
"Karena punya target harus masuk, ia (Tanaya) sempat histeris, apalagi yang masuk (fase karantina) yang biasanya di bawah dia terus. Sempat shock dia," ujar sang ayah, Bambang Sarjono, di GOR Djarum, Kamis (21/11/2019).
ADVERTISEMENT
Tanaya Yafiyah bersama sang ayah. Foto: Sandy Firdaus/kumparan
Sama seperti Bintang, Tanaya juga sudah giat berlatih dan mempersiapkan diri. Ia menjalani sesi latihan pagi dan sore. Bahkan, ia sudah lima kali mengikuti audisi umum, sejak 2015 hingga 2019 ini.
Namun, pada akhirnya Tanaya gagal menembus fase karantina. Meski begitu, ia tidak menyerah dan akan tetap fokus di dunia bulu tangkis. SKO Ragunan menjadi tujuan selanjutnya dari anak yang kini bersekolah di SMP Muhammadiyah 1, Karanganyar.
"Saya sudah tahu jawabannya (kenapa Tanaya tidak masuk), karena di sini ada beberapa hal yang diminta, seperti teknik. Dia bola-bola kecil (pendek) masih kalah," ujar Bambang.
"Terus, ada faktor non-teknis, anak saya mainnya kacau. Mainnya kacau. Terlalu ambisius jadi ketakutan sendiri. Tapi, akan tetap lanjut (main) bulu tangkis. Rencana setelah ini ke Ragunan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT