KOI soal Bendera Merah Putih Absen saat Juara Piala Thomas: LADI Tanggung Jawab

17 Oktober 2021 23:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengibarkan bendera merah putih usai mengalahkan China pada pertandingan final Thomas Cup 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Foto: Yves Lacroix/Badmintonphoto/BWF
zoom-in-whitePerbesar
Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengibarkan bendera merah putih usai mengalahkan China pada pertandingan final Thomas Cup 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Foto: Yves Lacroix/Badmintonphoto/BWF
ADVERTISEMENT
Indonesia memang berhasil menjuarai Piala Thomas 2020 usai mengalahkan China pada final turnamen yang dihelat di Aarhus, Denmark, itu. Namun, tak lengkap rasanya karena bendera 'Merah Putih' dilarang berkibar di panggung juara. LADI diminta bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie dan kolega memang masih terlihat membawa Bendera Merah Putih di lapangan. Namun, saat momen juara yang di antaranya penyerahan medali dan pengangkatan trofi, bendera kebangsaan RI itu diganti bendera logo PBSI.
Kepastian dilarangnya bendera Merah Putih berkibar di Piala Thomas sejatinya sudah diketahui sehari sebelum partai final pada Sabtu (16/10). Ini adalah imbas dari hukuman WADA yang dijatuhkan kepada LADI pada Jumat (8/10) silam.
Masalahnya adalah LADI dinilai tidak patuh dalam melaksanakan pengujian doping yang efektif kepada tiap atlet di seluruh cabang olahraga. Alhasil, salah satu hukumannya adalah atlet-atlet Indonesia berpartisipasi di kompetisi internasional tak bisa mengibarkan bendera 'Merah Putih'.
Ketua NOC Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, buka suara terkait hal ini. Ia menyayangkan sanksi ini, sehingga membuat bendera 'Merah Putih' tak bisa berkibar saat Tim Bulu Tangkis Indonesia menjadi juara Piala Thomas.
Bendera PBSI. Bendera inilah yang menjadi pengganti bendera 'Merah Putih' di panggung juara Piala Thomas. Foto: Twitter/@RudyRoedyanto
“Saya sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan Tim Thomas kita, tetapi juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI," katanya dalam keterangan resmi pada Minggu (17/10) malam.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan, 19 tahun Indonesia mendambakan membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air, tetapi saat juara justru bendera Merah Putih tidak bisa ditampilkan. Saya bersyukur Indonesia Raya masih dapat berkumandang,” lanjut Okto.
Bukan cuma itu sebenarnya dampak buat Indonesia. Akibat lainnya, Indonesia tidak diizinkan menjadi tuan rumah olahraga kelas regional, kontinental, hingga dunia selama satu tahun sejak diberlakukannya sanksi, serta hak-hak eksklusif lainnya.
Maka dari itu, Okto menegaskan agar LADI bisa segera bertanggung jawab.
Ketua Umum NOC Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari. Foto: NOC Indonesia
“Sanksi yang diberlakukan untuk Indonesia memang di luar ranah kerja NOC Indonesia. Untuk itu, saya meminta LADI agar segera dapat memenuhi tanggung jawabnya yang mungkin masih tertunda kepada WADA sembari melakukan pendekatan agar Indonesia bisa segera terbebas dari sanksi,” ujar Okto.
ADVERTISEMENT
“Sanksi ini menjadi bukti bahwa berkompetisi di kancah internasional tidak bisa sembarangan karena ada aturan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, NOC Indonesia selalu kampanye dan berjuang untuk menempatkan tokoh olahraga Indonesia di Federasi Internasional. Bukan sekadar untuk tahu aturan terbaru, tetapi juga menunjukkan positioning Indonesia di kancah dunia sehingga kita tak cuma jago kandang.”
“Saya berharap LADI bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya, sehingga dapat segera terbebas dari sanksi doping yang merugikan Indonesia di ajang Internasional,” tandasnya.
Ini beberapa agenda multievent olahraga yang akan diikuti Indonesia di 2022: Asian Indoor and Martial Art Games (10-20 Maret), SEA Games (Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September), dan Asian Youth Games (20-28 Desember).
ADVERTISEMENT
***
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport.