LeBron James Sempat Tak Percaya Cavaliers Bisa Melaju ke Final NBA

31 Mei 2018 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raut kekecewaan LeBron dan Calderon. (Foto: Ken Blaze-USA TODAY Sports via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Raut kekecewaan LeBron dan Calderon. (Foto: Ken Blaze-USA TODAY Sports via Reuters)
ADVERTISEMENT
Ketika Cleveland Cavaliers terseok-seok selama musim reguler NBA 2017/18, tak sedikit yang meyakini mereka bakal gagal melangkahkan kaki ke babak play-off. Namun, pada akhirnya mereka tetap lolos dengan bertengger di posisi keempat.
ADVERTISEMENT
Keraguan soal kapabiltas Cavs bersaing musim ini tak meredup ketika mereka mentas di babak play-off. Hal ini tidak terlepas karena Cavs nampak begitu kepayahan meladeni perlawanan Indiana Pacers di ronde pertama, meski pada akhirnya bisa melaju ke semifinal wilayah usai menang 4-3.
Kondisi Cavs yang mengkhawatirkan pada awal musim dan tidak terlalu menjanjikan di babak play-off, membuat megabintang mereka, LeBron James, sempat merasa ragu dengan kemampuan timnya sendiri. Menurut pemain berusia 33 tahun itu, dirinya sempat tak yakin Cavs bisa melangkah jauh di NBA musim ini.
"Ada satu titik ketika saya bertanya pada diri sendiri, 'Apakah Cavs akan bisa melaju ke babak play-off? Dan saya seperti, 'Oke, saya tidak akan menyelesaikan pembicaraan ini--hal itu adalah sebuah kekonyolan. Sekarang saya harus bisa melaju ke play-off," kata James dilansir ESPN.
ADVERTISEMENT
Cavs memang memiliki 'wajah' baru ketika memasuki musim 2017/18 dengan melepas Kyrie Irving dan mendatangkan beberapa pemain baru semacam Isaiah Thomas, Derick Rose, Jae Crowder, Dwyane Wade, serta Ante Zizic. Akan tetapi, banyak dihuni pemain anyar membuat Cavs justru tidak sekokoh dan sepadu musim sebelumnya.
Skuat arahan Tyronn Lue menelan tujuh kekalahan dari 12 laga awal musim reguler yang berlangsung antara Oktober-November 2017. Cavs bangkit dan sempat mengemas 13 kemenangan beruntun pada periode pertengahan November hingga Desember.
Inkonsistensi kembalii menghinggapi Cavs dan menelan sembilan kekalahan dari 12 laga selama akhir Desember hingga awal Januari 2018. Penampilan Cavs yang kembali menukik akhirnya disikapi dengan melakukan perombakan tim besar-besaran saat deadline trade pada Februari 2018.
ADVERTISEMENT
Cavs menukar Wade, Thomas, Rose, Crowder, Iman Shumpert, dan Channing Frye dengan George Hill, Jordan Clarkson, Larry Nance Jr., dan Rodney Hood. Nama-nama anyar yang lebih muda dan segar tampak begitu menjanjikan buat Cavs (saat itu).
"Saya merasa seperti ini, 'Oke saya tidak terlalu yakin dengan apa yang kami lakukan dengan tim ini. Kami tidak bermain basket dengan baik, tetapi Anda tidak bisa menyerah terlalu cepat. Ada banyak orang yang berharap pada Anda, ada banyak anak kecil yang harus diinsprasi, termasuk diri Anda sendiri,"
"Anda selalu berbicara soal menjadi hebat sejauh yang Anda bisa setiap harinya, jadi saya memutuskan tidak akan menyerah sebelum deadline trade tiba," pungkasnya.
LeBron James dan wajah baru Cavaliers. (Foto: NBA)
zoom-in-whitePerbesar
LeBron James dan wajah baru Cavaliers. (Foto: NBA)
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya kompetisi, kemampuan pemain-pemain anyar Cavs nyatanya tidak menjanjikan. Memang, pada akhirnya Cavs melaju ke final NBA setelah mengalahkan Boston Celtics di final Wilalyah Timur. Namun, secara permainan tim, Cavs punya ketimpangan yang begitu besar antara James dengan 12 pemain lain.
James perkasa dan kerap jadi pahlawan Cavs pada saat-saat genting dengan rata-rata mencetak 34,0 poin, 9,2 rebound, dan 8,8 assist per gim pada babak play-off. Namun, dari 12 pemain Cavs lainnya, tak yang punya rata-rata poin di atas 13,9 per gim.
Kondisi Cavs bertolak belakang dengan Golden State Warriors yang jadi lawan mereka di final NBA. Warriors punya tiga pemain dengan rata-rata poin per gim lebih dari 20. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan buat Cavs, maka tak salah rasanya jika LeBron James dan kolega jadi tim underdog di final NBA 2017/18.
ADVERTISEMENT