Magi Barty Hentikan Laju Sharapova

21 Januari 2019 3:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ashleigh Barty tembus perempat final Australia Terbuka 2019. (Foto: LUCY NICHOLSON)
zoom-in-whitePerbesar
Ashleigh Barty tembus perempat final Australia Terbuka 2019. (Foto: LUCY NICHOLSON)
ADVERTISEMENT
Laju Maria Sharapova terhenti, langkahnya di Australia Terbuka 2019 kandas dihajar perlawanan petenis tuan rumah, Ashleigh Barty. Bertanding di babak keempat pada Minggu (20/1/2019) di Rod Laver Arena Melbourne Park, Sharapova kalah 6-4, 1-6, 4-6.
ADVERTISEMENT
Walau digelar di rumah sendiri, tak banyak petenis wanita Australia yang berjaya di Australia Terbuka. Bila melihat daftar juara, Christine O'Neil menjadi petenis Australia yang terakhir kali menjuarai Australia Terbuka nomor tunggal putri sejak 1978.
Di era terbuka, hanya ada empat petenis wanita Australia yang menjadi juara di seri pembuka kompetisi Grand Slam ini. Selain O'neil, ketiga petenis itu adalah Margaret Court, Evonne Goolagong Cawley, dan Kerry Melville Reid. Jelena Dokic bahkan menjadi petenis wanita Australia terakhir yang melangkah ke perempat final sejak 2009.
Itulah sebabnya, keberhasilan Barty menjejak ke perempat final tahun ini menjadi angin segar bagi jagat tenis Australia. Terlebih, yang menjadi lawan adalah Sharapova yang sudah lima kali mengangkat trofi Grand Slam.
ADVERTISEMENT
"Sharapova adalah juara sejati, ia tidak akan pernah kehilangan gelar itu. Jadi, saya tahu bahwa sejak awal saya harus tampil agresif. Saya yakin saya dapat melawannya dengan permainan terbaik saya, dan begitu saya melakukannya saya bertambah yakin. Semuanya terasa seperti tidak nyata, bertanding di lapangan megah seperti ini, di rumah sendiri pula, tidak ada yang lebih baik dari ini," jelas Barty, dikutip dari laman resmi Australia Terbuka.
Maria Sharapova di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto:  REUTERS/Lucy Nicholson)
zoom-in-whitePerbesar
Maria Sharapova di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Agresivitas Barty tergambar jelas dari kegigihannya untuk tetap memegang kendali permainan. Barty memang tampil menyengat di sepanjang laga, yang terlihat dari catatan 28 winner dan enam ace miliknya.
Serangan bertubi-tubi seperti ini terbukti ampuh mematikan permainan Sharapova yang hanya mampu mengemas 17 winner dan dua ace. Bila menilik laga babak ketiganya melawan Caroline Wozniacki, Sharapova memang cenderung menampilkan permainan terbaiknya jika sejak awal ia mampu menekan lawan dan melepaskan serangan demi serangan.
ADVERTISEMENT
Namun, saat diperhadapkan dengan tekanan intens, seperti yang dilakukan Barty, Sharapova tampak kewalahan untuk membangun serangannya sendiri. Ini belum ditambah dengan unforced error yang dibuatnya sebanyak 51 kali. Di sisi lain, permainan Barty juga tak kalis dari kesalahan individu. Petenis unggulan ke-15 turnamen ini membuat 45 unforced error di sepanjang laga yang berjalan selama dua jam 22 menit ini. Tapi, kesalahannya itu dapat ditutupi oleh permainan menyengat yang menopang raihan poin demi poin.
Kalah 4-6 di set pertama, Barty bangkit di set kedua. Ia bahkan hanya memberikan satu kemenangan gim untuk Sharapova di set kedua. Arah dan panjang pukulan yang bervariasi semacam menjadi resep khusus yang membikin permainan Barty tak tertebak.
ADVERTISEMENT
Bila memperhatikan bagaimana Barty meladeni permainan Sharapova, ia suka mengirimkan serangan dengan arah yang bervariasi dalam laga reli panjang dengan pukulan forehand-nya. Sementara saat bertahan, Barty acap mengembalikan serangan dengan mengandalkan akurasi pukulan backhand-nya.
Ashleigh Barty di laga babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
zoom-in-whitePerbesar
Ashleigh Barty di laga babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Dengan model serangan yang macam ini, Sharapova akan disibukkan untuk menggapai bola dari segala arah sehingga dapat mengurangi kekuatan pengembalian bola dan arahnya cenderung sporadis. Karena Sharapova acap memasang mode bertahan dalam permainan seperti ini, maka Barty yang memegang kendali serangan dengan mudah mengatur jalannya bola.
Misalnya, dalam kedudukan 40-30 di gim ketiga saat Barty melepaskan pukulan dari depan net ke tengah bidang permainan Sharapova. Melihat penempatan posisi Sharapova yang ada di baseline, ia seperti salah memprediksi serangan yang akan dilepaskan Barty. Alhasil, pukulan yang terlihat tidak terlalu keras itu tetap gagal dijangkau Sharapova. Situasi serupa juga terjadi saat ia merengkuh poin kemenangan di set kedua.
ADVERTISEMENT
Permainan demikian juga dilakoni oleh Barty di sepanjang set ketiga. Tak pelak, ia mampu melesat dengan memenangi empat gim beruntun di set ketiga. Walaupun setelahnya Sharapova juga bangkit dan sanggup menyamakan kedudukan, set ketiga tetap menjadi milik Barty.
Keberhasilan Barty mencapai perempat final tak lantas menjamin bahwa ialah yang bakal mengangkat trofi juara di akhir kompetisi. Apalagi, yang menjadi lawan di babak delapan besar nanti adalah Petra Kvitova yang berstatus sebagai unggulan kedelapan turnamen.
Namun, kemenangan tetap kemenangan. Terlebih, ini menjadi yang pertama sejak 2009. Maka melompatlah Barty dalam seketika, berteriak sambil mengepalkan tangan, dan melayangkan bola yang dikantonginya ke arah penonton. Ia berjalan ke tengah lapangan, memberikan tepuk tangan ke arah penonton, dan tak menutup-nutup kegembiraan.
ADVERTISEMENT
Di tengah teriknya Kota Melbourne, Barty menikmati kemenangan hari itu. Sementara, lambaian tangan Sharapova dibalas dengan boo yang datang dari arah tribune penonton. Maka, berjalanlah Sharapova ke ruang ganti, mengakhiri ceritanya di Melbourne Park. Masih ada Paris, mungkin kalimat itu yang berputar-putar di alam pikirnya.
Langkah Maria Sharapova di Australia Terbuka 2019 terhenti di babak keempat. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
zoom-in-whitePerbesar
Langkah Maria Sharapova di Australia Terbuka 2019 terhenti di babak keempat. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)
Cerita kejatuhan unggulan juga terjadi di laga Angelique Kerber melawan Danielle Collins. Bertanding di Margaret Court Arena Melbourne Park pada Minggu (20/1/2019) melawan Collins, Kerber yang berstatus sebagai unggulan kedua turnamen itu tak menunjukkan permainan mengesankan. Buktinya, ia kalah dalam dua set langsung 0-6, 2-6.
Bahkan raihan tiket perempat final itu direngkuh oleh Collins hanya dalam waktu 56 menit. Melihat catatan statistik pertandingan, Kerber memang tidak berkutik. Ia hanya mampu membukukan enam winner, berbanding 29 winner torehan Collins. Itu belum ditambah dengan masing-masing 65% kemenangan servis pertama dan kedua yang disegel Collins. Sementara, Kerber cuma memenangi 26% servis pertama dan 36% servis kedua.
ADVERTISEMENT
Danielle Collins tekuk Angelique Kerber di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Danielle Collins tekuk Angelique Kerber di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Aly Song)
Kemenangan ini menegaskan bahwa di perempat final, Collins akan bertemu dengan petenis Rusia, Anastasia Pavlyuchenkova, yang berhasil mengalahkan Sloane Stephens di babak ketiga 6-7 (3-7), 6-3, 6-3. Laga ini diperkirakan akan menjadi pertandingan yang menarik karena dua alasan.
Yang pertama, keduanya tidak memasuki laga dengan status sebagai unggulan turnamen. Yang kedua, baik Collins maupun Pavlyuchenkova sama-sama belum pernah memenangi gelar Grand Slam. Siapa pun yang menjadi pemenang, bukannya tak mungkin memberikan warna baru dalam persaingan tenis putri.
Angelique Kerber di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto:  ALY SONG/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Angelique Kerber di babak keempat Australia Terbuka 2019. (Foto: ALY SONG/REUTERS)
"Sejujurnya, saya tidak terkejut dengan kemenangan ini. Saya melewati musim yang berat tahun lalu. Jadi, hadapi saja. Saya melawan Wozniacki di babak pertama Prancis Terbuka dan Elise Mertens di babak pertama Wimbledon. Begitu pula di Amerika Serikat (AS) Terbuka, saat saya melawan Sabalenka di babak pertama. Saya kalah dari pemain-pemain hebat seperti mereka," jelas Collins, dikutip dari laman resmi Australia Terbuka.
ADVERTISEMENT
Anda tidak akan selalu bisa mengeluarkan permainan terbaik setiap hari. Karenanya, saya pikir, saya harus bertanding dengan keyakinan, percaya dengan apa yang saya lakukan. Saya bekerja keras, tidak ada hal lain yang bisa saya lakukan selain ini. Setiap orang akan mengalami periode terbaiknya. Sekarang, saya mendapatkan periode seperti itu. Saya bermain dengan sangat baik, saya hanya fokus pada permainan saya yang sekarang," tegas Collins.