news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Memandang eSports Lebih dari Sekadar Cabor Ekshibisi Asian Games

25 Juli 2018 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pengunjung bermain game. (Foto: REUTERS / Mike Blake)
Mulai dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Asosiasi eSports Indonesia (IeSPA), hingga pihak swasta, semakin gencar menyuarakan dukungan mereka kepada olahraga elektronik atau eSports di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Apalagi, eSport telah menjadi cabang olahraga (cabor) ekshibisi di Asian Games 2018, makin membuncahlah optimisme mereka. Namun, momentum ini diharapkan tak hanya jadi euforia selewat. Pamor eSports yang tengah menanjak harus bisa memberi dampak positif lain.
Menurut PLT Sekjen KOI, Helen Sarita, demografi masyarakat Indonesia yang mulai banyak bermain game harus diberikan wadah dan pemahaman tepat soal eSports. Harapannya, akan ada atlet eSports yang berprestasi dan bisa menularkannya ke generasi selanjutnya.
"Saya mengimbau kepada para pelaku eSports agar cabang ini bisa menjadi industri olahraga yang menjanjikan masa depan kepada para atletnya. Artinya dengan prestasi mereka saat ini akan menjamin hidup mereka lebih baik," kata Helen saat diskusi eSports dengan persuhaan teknologi NVIDIA di High Grounds Cafe, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (24/7/2018).
ADVERTISEMENT
"Juga kepada mereka yang punya prestasi tinggi dan banyak pengalaman, tidak hanya disimpan untuk diri sendiri. Tapi, hal ini bisa ditransfer kepada yang lebih muda dan menjadi motivasi untuk mereka," ujarnya menambahkan.
Fasilitas iCafe yang dikola oleh NVIDIA (Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan)
Sementara itu, menurut mantan atlet eSports Indonesia, Andrew Joseph Bali, kunci untuk sukses di dunia gaming khususnya eSports adalah mengenali potensi diri. Jika dirasa mampu melebarkan sayap menuju dunia profesional, maka ambillah kesempatan yang ada. Sebaliknya, jika tak punya, jangan memaksakan.
Namun, persoalan kesejahteraan atlet di Indonesia apa pun cabangnya masih menjadi rapor merah yang belum bisa diatasi sepenuhnya. Oleh karena itu, Andrew pun berharap jenjang karier atlet eSports Indonesia harus melebar hingga ke level internasional.
ADVERTISEMENT
"Menjadi juara itu mudah, tetapi yang sulit itu mempertahankannya," ucap Andrew.
"Kita jangan hanya bermimpi di Indonesia saja. Karena kondisi atlet di Indonesia apa pun cabang olahraganya mau itu sepak bola, lari, belum tentu jelas nasib masa depannya. Intinya lebarkan mimpi, kalau bisa berangkat ke luar negeri," lanjutnya.
Untuk mendukung kemajuan eSports, Consumer Lead NVIDIA, Harry Kartono, menegaskan komitmen pihaknya untuk menyediakan faslitas yang memadai dengan menghadrikan tempat berlatih berteknologi canggih, harapannya akan lahir bibit-bibit berbakat untuk eSports Indonesia.
"Kami akan mempersiapkan tempat berlatih, kita akan ada di 25 kota tahun ini, ada 60 tempat dengan fasilitas 50 sampai 150 komputer. Di situlah kita mempersiapkan atlet dan calon atlet sebelum Olimpiade 2020 atau Asian Games 2022. Mereka disiapkan menjadi atlet berprestasi atau bibit-bibit potensial yang bisa ditarik oleh tim-tim pro," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi tak hanya atlet, tapi juga sebagai pelatih, komentator, atau pengamat. Inilah yang akan memunculkan the next generation of digital, bukan hanya sebagai atlet tapi sebagai pendukung eSports itu sendiri. Ini bukanlah tugas NVIDIA sendiri, tapi kita menjalankan sama-sama untuk mewujudkan eSport Indonesia lebih siap di 2020 dan 2022," pungkas Harry.