Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Berlari memang tampak mudah. Tak banyak perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan olahraga ini. Cukup kenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman, dan Anda sudah bisa berlari.
Namun, berlari dengan benar tidaklah sesederhana itu. Ada beragam pantangan dan saran yang harus dipatuhi agar pelari bisa mendapatkan hasil optimal. Soal nutrisi, misalnya. Apa saja, sih, makanan yang boleh dikonsumsi?
Anda bisa menemukan pantangan dan saran ini di banyak tempat, mulai dari artikel di internet sampai ucapan teman. Akan tetapi, percayalah bahwa tidak semua yang Anda dengar itu benar.
Nah, di sini, RunStyle mencoba untuk membedah mitos-mitos yang berkaitan dengan lari . Ada lima hal yang dipercaya oleh banyak pelari tetapi sebenarnya kurang tepat. Apa saja?
Yuk, simak.
1. Peregangan Itu Tidak Penting
Mengapa ini menjadi mitos? Bukankah memang sudah semestinya peregangan dilakukan sebelum dan sesudah berlari?
Well, betul. Namun, ada riset dari dari US National Library of Medicine yang menyebutkan bahwa peregangan tidak mengurangi risiko cedera sehingga ini membuat beberapa pelari jadi menyepelekan peregangan.
Padahal, ya, sebenarnya tidak bisa begitu. Peregangan sebelum berlari akan membuat tubuh lebih fleksibel sehingga Anda lebih mudah bergerak. Dengan begitu, Anda bisa menghemat energi dan berlari lebih jauh.
Kemudian, peregangan sesudah lari akan membuat otot-otot Anda rileks. Jika sudah begitu, tubuh akan pulih lebih cepat sehingga Anda bisa lebih sering berlari.
2. Banyak-banyak Makan Karbohidrat
Waktu belajar IPA di Sekolah Dasar, sering disebutkan bahwa karbohidrat adalah sumber energi. Maka, menjadi masuk akal jika banyak yang menganggap mengonsumsi banyak karbohidrat sebelum berlari bakal membuat daya tahan terjaga.
Itu tidak salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Menurut Runtastic, banyak atlet lari yang memilih untuk tidak banyak-banyak mengonsumsi karbohidrat. Supaya tak kehabisan energi, mereka lebih suka mengonsumsi sports gels.
Namun, pada akhirnya, semua terserah Anda. Kalau Anda merasa lebih kuat setelah mengonsumsi karbohidrat, itu juga bukan masalah karena kebutuhan setiap orang memang berbeda-beda.
3. Lebih Baik Nyeker?
Berlari tanpa alas kaki alias nyeker menjadi populer salah satunya berkat buku Born to Run karya Christopher McDougall. Katanya, berlari tanpa alas kaki bisa meningkatkan kekuatan dan keseimbangan seorang pelari.
Namun, ayolah. Berlari tanpa alas kaki berarti berlari tanpa perlindungan. Ada risiko-risiko yang lahir dari sini, salah satunya tertusuk benda tajam. Niatnya ingin sehat, eh, malah jadi celaka.
Lagipula, zaman sekarang ini teknologi sepatu lari sudah maju. Sudah banyak sepatu yang didesain sedemikian rupa sehingga tidak memberatkan pelari dan bisa membuat mereka merasakan sensasi berlari tanpa alas kaki.
4. Kalau Sudah Berlari, Untuk Apa Melatih Kekuatan?
Berlari memang menyehatkan. Dengan berlari, Anda bisa memperkuat sistem peredaran darah sehingga tubuh menjadi bugar dan selalu siap untuk melakukan aktivitas apa pun.
Akan tetapi, lari saja tidak cukup. Berlari hanyalah fondasi sehingga jika ingin tubuh yang lebih kuat Anda harus tetap melakukan latihan terpisah. Tidak ada salahnya, kok, mengombinasikan dua latihan ini.
5. Makin Jauh, Makin Bagus
Jika Anda melihat ada teman yang bisa berlari lebih jauh dibanding Anda, jangan berkecil hati. Sepintas, bisa berlari lebih jauh tampak lebih baik. Namun, tolong jangan memaksakan diri.
Setiap orang punya kemampuan dan kapasitas sendiri-sendiri. Apa yang diraih teman Anda dalam sebulan belum tentu bisa Anda lakukan dan begitu juga sebaliknya.
Anda perlu ingat bahwa berlari seharusnya menyehatkan. Untuk itu, semuanya harus dilakukan dengan seimbang, termasuk beristirahat. Lagipula, berlari jarak pendek juga penting untuk meningkatkan performa Anda dalam berlari.
***
Pada intinya, lari bukan satu-satunya cara untuk membuat tubuh jadi lebih sehat. Ada hal-hal yang tak boleh dilupakan seperti istirahat, makan, bahkan latihan lain. Dengan mengombinasikan semua ini dengan seimbang, barulah Anda bisa mendapatkan tubuh yang betul-betul sehat.
*Sumber: Runtastic; Science Direct; US National Library of Medicine