NOC Indonesia: Olimpiade 2020 Ditunda, Ada Dua Konsekuensi buat Cabor

3 April 2020 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Olimpiade Tokyo 2020.  Foto: CHARLY TRIBALLEAU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Olimpiade Tokyo 2020. Foto: CHARLY TRIBALLEAU / AFP
ADVERTISEMENT
Olimpiade 2020 Tokyo resmi ditunda hingga Juli 2021. Sebanyak 17 cabang olahraga (cabor) proyeksi Olimpiade yang bakal mewakili Indonesia kudu memikirkan sejumlah perubahan.
ADVERTISEMENT
Anggaran menjadi perhatian utama. Dana untuk Olimpiade sebesar 70 persen sudah digelontorkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada beberapa cabor.
Dengan adanya penundaan Olimpiade, otomatis cabor mesti merevisi alokasi dana sesuai permintaan Kemenpora. Soalnya, agenda try out (keikutsertaan turnamen), pemusatan latihan nasional (pelatnas), hingga kualifikasi Olimpiade turut berubah.
Penegasan revisi anggaran disampaikan langsung Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam konferensi video bersama 17 perwakilan cabor pada Jumat (3/4/2020).
“Agenda kali ini ialah rapat dengan pemimpin cabor Olimpiade. Terkait mundurnya Olimpiade, ada konsekuensi yang muncul, terutama soal anggaran. Penganggaran seperti apa terkait program latihan (yang berubah),” ujar Okto, sapaan Raja Sapta Oktohari.
Kemenpora meminta cabor-cabor yang sudah menerima dana untuk menyerahkan revisinya paling lambat 15 April. Namun, tenggat itu masih harus didiskusikan lebih lanjut lantaran banyak cabor yang harus menunggu agenda terbaru dari federasi internasional masing-masing.
ADVERTISEMENT
Lalu, untuk cabor yang belum menerima dana Olimpiade, Kemenpora meminta segera melakukan penandatanganan nota kesepahaman tanpa seremonial seperti sebelumnya.
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari. Foto: Dok. NOC Indonesia
Terlepas dari soal anggaran, konsekuensi lain dari penundaan Olimpiade ialah program latihan atlet. NOC Indonesia meminta 17 cabor proyeksi Olimpiade itu memaksimalkan waktu yang ada untuk menyiapkan atlet agar lebih matang.
“Mudah-mudahan ini sebuah keuntungan. Ada beberapa nomor belum selesai kualifikasi. Penundaan Olimpiade ini membuka peluang menambah atlet lolos ke Olimpiade. Cabor harus komunikasi intens dengan federasi internasional masing-masing untuk mengetahui kapan jadwal terbaru kualifikasi.”
“Kita ingin semua proses terlaksana dengan baik. Semangat positif. Penundaan ini memberikan peluang untuk memperbaiki prestasi dan performa. Jadi, bisa lebih mempersiapkan diri,” kata Okto.
Okto lebih lanjut menuturkan bahwa cabor juga mesti waspada terkait pandemi virus corona. Pasalnya, ada beberapa cabor yang masih menggelar pelatnas tersentralisasi dan ada yang melalui latihan jarak jauh melalui video.
ADVERTISEMENT
Penyiapan atlet pun harus disesuaikan dengan protokol keolahragaan yang sudah disampaikan Kemenpora.
“Melihat kondisi dan masa karantina ini, program latihan harus disesuaikan. Sehingga, kualitas atlet yang dijagokan mendulang prestasi di Olimpiade tidak berkurang,” tutur Okto.
Di luar konsekuensi buat cabor, Indonesia sejatinya mendapat keuntungan dari tertundanya Olimpiade. Okto menegaskan bahwa promosi sebelum bidding tuan rumah Olimpiade 2032 bisa lebih gencar dilakukan.
“Kami melaporkan juga IOC memberikan gestur positif kepada Indonesia untuk bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Mudah-mudahan ini pertanda baik dan membuka peluang Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” ujar Okto.
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!