Olimpiade 2020, Kesempatan Ahsan/Hendra Memperbaiki Sejarah Buruk 2016

6 Maret 2020 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hendra Setiawan saat ditemui para wartawan di Pelatnas PBSI, Cipayung. Foto: Angga Septiawan Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hendra Setiawan saat ditemui para wartawan di Pelatnas PBSI, Cipayung. Foto: Angga Septiawan Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Tatkala memutuskan pisah dengan Mohammad Ahsan sekaligus mundur dari Pelatnas PBSI pada akhir 2016, Hendra Setiawan seperti sudah membuang jauh-jauh harapannya untuk berlaga di Olimpiade.
ADVERTISEMENT
Namun, nasib tak ada yang tahu. Pada Februari 2020 dia mendapat kesempatan untuk kembali menginjakkan kaki di ajang olahraga paling tersohor itu. Hendra bahkan mendapatkannya bersama Ahsan.
Skenario macam ini tak pernah melekat dalam benak Hendra. Fakta bahwa usia mereka yang kini sudah tak muda lagi juga kian menambah rasa tak percaya tersebut. Hendra berusia 35 tahun, sedangkan Ahsan 32 tahun.
"Terus terang tak menyangka bisa lolos lagi, apalagi hasilnya cukup baik juga untuk kami dalam empat tahun terakhir ini," ujar Hendra kepada para wartawan di Pelatnas PBSI, Cipayung, pada Kamis (6/3/2020).
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pasangan ganda putra nomor dua dunia. Foto: dok. PBSI
Hendra dan Ahsan 'rujuk' pada pertengahan 2018. India Open adalah ajang pertama yang mereka ikuti bersama. Walau begitu, pasangan ini tak lantas mencapai performa terbaik dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Torehan mereka baru menanjak saat kembali memutuskan mundur dari Pelatnas PBSI pada 2019. Dari situ, gelar demi gelar bergengsi terus mereka raih. Kejuaraan Dunia dan BWF World Tour Final 2019 adalah dua di antaranya.
Satu gelar lain yang mereka catatkan adalah All England 2019. Torehan inilah yang jadi pembuka sekaligus penegas bahwa keduanya belum habis. Waktu itu, mereka meraihnya secara heroik lantaran mesti bertanding saat Hendra tengah cedera.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjuarai All England 2019. Foto: Dok. PBSI
Pada 2020, keduanya bakal kembali berlaga di All England. Tak seperti pada 2019, status mereka kini adalah unggulan nomor dua dengan status juara bertahan. Ahsan/Hendra juga telah kembali menjadi bagian dari Pelatnas.
Namun, Ahsan/Hendra tak pasang target muluk-muluk. Mereka hanya berharap mencapai babak semifinal. Ini juga sekaligus jadi usaha keduanya agar bisa meraih poin untuk bertahan di urutan kedua BWF (untuk mengamankan seed).
ADVERTISEMENT
"Untuk Olimpiade kami belum terlalu memikirkan ke sana. Kami berharap bisa stay di peringkat kedua dulu. Setelah itu, baru persiapan Olimpiade lebih difokuskan," ungkap Hendra.
Hendra punya kenangan manis saat berlaga di Olimpiade. Pada 2008, dia berhasil meraih medali emas untuk Indonesia bersama Markis Kido usai menang atas wakil China, Fu Haifeng/Cai Yun, dalam duel ketat tiga gim.
Namun, bersama Ahsan, justru memori buruk yang dia dapat. Keduanya langsung terhenti di babak grup pada Olimpiade 2016 di Brasil. Nah, tahun ini di Tokyo, mereka punya kesempatan untuk memperbaiki catatan tersebut.