Pebulu Tangkis China yang Dikalahkan Greysia/Apriyani Dilaporkan Korsel ke BWF

4 Agustus 2021 17:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chen Qingchen dan Jia Yifan pada final badminton Olimpiade 2020 di Tokyo. Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Chen Qingchen dan Jia Yifan pada final badminton Olimpiade 2020 di Tokyo. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (Korsel) akan melayangkan protes resmi kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Hal itu menyusul keberatan mereka terhadap salah satu pebulu tangkis China, Chen Qingchen, yang dianggap mengganggu jalannya laga dengan mengucap kata-kata 'kotor'.
ADVERTISEMENT
Chen Qingchen, yang berpasangan dengan Jia Yifan, merupakan ganda putri China yang dikalahkan pasangan Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, di final Olimpiade 2020 pada Senin (2/8).
Pada laga yang berlangsung di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Jepang, Qingchen/Yifan kalah dua gim langsung dengan skor 19-21 dan 15-21. Alhasil, medali emas jatuh kepada Greysia/Apriyani.
Setelah mengalami kekalahan di final, Chen Qingchen rupanya harus menghadapi masalah. Menurut laporan ABC News, Asosiasi Bulu Tangkis Korsel bakal mengajukan protes resmi kepada BWF atas aksi yang dilakukannya.
Chen Qingchen dan Jia Yifan pada final badminton Olimpiade 2020 di Tokyo. Foto: REUTERS
Laporan itu berasal dari laga antara Qingchen/Yifan melawan wakil Korsel, Kim So Yeong/Kong Hee-yong di babak semifinal Olimpiade 2020. Laga itu sendiri dimenangi pasangan China.
Pada partai itu, Qingchen disebut kerap kali mengeluarkan umpatan saat mendapatkan poin. Ia disebut terdengar meneriakkan bahasa slang China yang populer yakni 'wocao' atau 'f**k' dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan yang sama, Korsel menganggap kata-kata itu sebagai sumpah serapah. Hal tersebut bertentangan dengan peraturan BWF, yang menyatakan bahwa pemain tidak boleh menunjukkan perilaku agresif atau negatif terhadap pemain lain.
Selepas laga, Qingchen lantas meminta maaf sambil memberikan penjelasan. Menurutnya, teriakan tersebut adalah bentuk untuk menyemangati dirinya sendiri dan bukan ditujukan kepada lawannya.
"Sejatinya teriakan itu hanya penyemangat untuk diri sendiri usai mendapatkan angka," ujar Qingchen.
"Saya tidak menyangka bahwa ucapan saya yang buruk mungkin menyebabkan kesalahpahaman bagi semua orang. Saya menjadi gugup. Terima kasih atas dukungan Anda. Saya juga akan menyesuaikan pengucapan saya," lanjutnya.
Chen Qingchen ternyata bukan satu-satunya atlet yang melakukan hal tersebut di Olimpiade 2020. Perenang Australia, Kaylee McKeown, dan perenang Inggris, Adam Peaty, juga kedapatan mengeluarkan kata-kata kasar saat berhasil memenangi pertandingan.
ADVERTISEMENT
****